Haiii!!!
Happy Reading!
•
•
•"Sayang, tetaplah berpegang teguh pada imanmu. Jika takdir akhir kisah kita tidak seperti yang kita inginkan, berjanjilah agar kamu selalu bahagia tanpa diriku lagi," catatan Marselino.
(❁´◡'❁)
Jika saja Istiqlal dan Katedral diberi nyawa
siapa yang bisa menjamin jika mereka tak jatuh cinta?
ini lebih sulit dari sekedar cinta beda rasa
atau bahkan cinta beda negara
cinta beda agama hanya memiliki dua pilihan
memilih pasanganmu atau justru TuhanmuSayang...
Tetaplah baca kitab sucimu
sebab salah satu caraku mencintaimu
adalah dengan tetap membiarkanmu mencintai agamamu
sebab butir rosario milikmu
tidak akan pernah bisa bersatu dengan butir tasbih milikkuSiapa yang tak terpukul?
saat aku membaca kitab suciku
kau justru membaca Alkitab mu
saat aku menggenggam erat tasbihku
kau justru menggenggam erat rosario milikkmuPodcast yang Lea dengarkan di salah satu aplikasi, membuat bibir mungilnya mengukir sebuah senyum kecut.
"Iya, emang bener cinta beda agama rumit." Gumamnya pasrah. Mau di perjelas sampai sepuluh tahun mendatang, memang pilihannya hanya dua. Memilih prianya atau justru Tuhannya.
"Sadar juga lo?" suara dari arah berlawanan mengenai gendang telinganya. Suara itu sudah tak asing bagi Lea.
Suara yang selalu merecoki hubungannya dengan Lino. Pula, seorang yang selalu menentang hubungan Lea dengan Lino. Di balik itu semua, orang itu justru menjadi tameng kedua untuk Azzalea setelah Marselino.
Dengan perasaan jengah, Lea terpaksa menoleh pada pria tersebut. Pria itu sudah bertengger lima meter di sebelah kanan tiang besar (penyangga rumah).
"Ngapain kesini?" Entah apa yang membuat Lea mengeluarkan kalimat itu. Sebenarnya Lea enggan berbicara kepada Tama.
Tadi malam, sebelum Lea tidur. Lino sempat menelfon Lea, membicarakan hal yang menjadi perdebatan Tama dengan Lino. Tentu saja itu membuat Lea kesal. Sudah Lea peringatkan pada Tama untuk bungkam, namun tetap saja lelaki itu tidak bisa jaga mulut.
"Mastiin lo baik-baik aja." Sahut Tama enteng disertai seulas senyum. Lelaki itu kembali melangkah mendekat pada Lea. Tidak butuh waktu lama, Tama sudah ikut duduk di sebelah Lea. Memandang intens gadis itu dari samping.
Sementara Lea, gadis tersebut memilih membuang muka ke sembarang arah. Tak ingin membalas tatapan Tama.
"Lo kenapa? Gue salah sama lo? Perasaan kemarin baik sama gue kok sekarang ngalihin muka? Atau karena gue terlalu tampan makanya lo nggak mau liat gue?" ujar Tama menerka sembari terus menatap Lea. Dia juga bingung, perubahan sikap perempuan kenapa bisa secepat ini?
"Bisa diem nggak? Lo itu cuma bisa bikin hubungan gue sama Lino memburuk." Tegas Lea. Maniknya masih menatap kosong sembarang arah.
"Gue? Bener ya kata orang kalo cinta itu buta. Kaya lo udah dibutakan cinta, makanya lo egois buat bilang kalo lo, cemburu!" jawab Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marselino [END]
Fanfiction"Selamat tinggal Lea, bahagia tanpa aku ya?" 🏅Rank🏅 #9 In Asik 28 Juli 2023 #1 In Marselino 4 Agustus 2023 #1 In Azzalea 12 September 2023 #2 In Ernando 3 Oktober 2023 | 1 in Ernando 11 okt #5 In Dewangga 3 Oktober 2023 |3 in Dewangga 11 okt #9 I...