Hoii
Happy Reading!
•
•
•(❁´◡'❁)
"Ya gitu ceritanya. Udah paham 'kan?" Akhir Nando setelah menjelaskan semuanya panjang lebar.
Sementara itu Tama dan Dewa hanya mengangguk paham dan ber-oh ria saja.
"Terus sekarang lo mau apa?" Dewa menaikkan satu alisnya.
"Buat perhitungan sama Lino," balas Nando enteng.
"Kayak berani aja lo," cibir Tama seraya memutar bola matanya jengah.
"Berani lah! Sama-sama makan nasi juga," sahut Nando memberikan penegasan. Lagipula tidak ada yang harus ditakuti dari seorang Marselino. Dia hanya manusia biasa yang sama-sama makan nasi, bukan makan besi!
"Dih, sok iye banget!" cecar Dewa. Nando spek curut aja sok-sokan mau bikin perhitungan sama Lino.
"Diem lo pada. Gue bakal buktiin kalo gue layak jadi cowok yang baik buat Lea," ujar Nando dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Lagi-lagi Tama dibuat jengah. "Belum tentu dia mau sama lo," celetuk Tama.
"Jahat lo!" Nando langsung menciut. Dipikir-pikir ucapan Tama benar juga, belum tentu perempuan yang ia bela mati-matian mau bersama dengannya.
(❁´◡'❁)
"Lea, maafin aku, ya?" lirih Marselino.
Kini lelaki itu sudah menenggelamkan wajahnya di pundak Lea. Gadis dengan rambut dierai tersebut masih diam, hatinya masih sakit karena perkataan Lino tempo hari.
"Maafin aku sayang. Aku juga nggak mau kaya gini. Aku juga nggak mau nyakitin hati kamu, apalagi sampai main fisik. Asal kamu tau Le, ini semua aku lakuin demi keselamatan kamu," ujar Lino semakin pilu. Lea bisa merasakan rembesan air yang mengenai bahunya.
Tapi apa tadi katanya, keselamatan? Hm.
Hati Lea memang sakit tetapi gadis itu lebih sakit ketika melihat lelakinya menangis seperti sekarang. Jika Lino sampai menangis, tandanya ada hal paling menyakitkan yang lelaki itu rasakan.
Lelaki itu masih setia menopang dagunya di bahu Lea, lingkaran tangannya pun semakin erat mendekap tubuh mungil gadisnya. Perempuan yang selama ini ia rindu, obat dari segala rasa sakit yang Lino rasakan.
"Maaf, maaf, maaf.... " suara berat agak serak khas orang menangis semakin lirih terdengar.
"Iya, nggak apa-apa. Aku paham No, tapi jangan minta maaf sekarang. Besok atau lusa kamu bakal bertindak sama kaya kemarin." Balas Lea semakin membuat Lino merasa bersalah.
"Sayang? Aku janji nggak bakal kasar lagi sama kamu, jadi maafin aku, ya?" bujuk Lino sekali lagi. Dia tidak bisa jika tidak ada kehadiran Lea dalam hidupnya. Tapi dia juga tidak bisa lepas dari Mulan.
Lea mengerjapkan matanya sebelum membuka suara, "iyaa," balasnya singkat.
Merasa sedikit lega, Lino melepas dekapannya. Pria itu mengukir senyum kemudian bergerak maju meminimalisir jarak wajah diantara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marselino [END]
Fanfiction"Selamat tinggal Lea, bahagia tanpa aku ya?" 🏅Rank🏅 #9 In Asik 28 Juli 2023 #1 In Marselino 4 Agustus 2023 #1 In Azzalea 12 September 2023 #2 In Ernando 3 Oktober 2023 | 1 in Ernando 11 okt #5 In Dewangga 3 Oktober 2023 |3 in Dewangga 11 okt #9 I...