Ivy yang masih duduk di bangku akhir SMA dijodohkan dengan seorang pria yang berprofesi sebagai seorang model sekaligus direktur agensi model buatannya.
Tak disangka pria itu 10 tahun lebih tua darinya. Terkenal dingin dan cuek. Ivy yang ceria dan...
Siang ini, sepulang sekolah mama memberitahu bahwa aku akan di jodohkan dengan seorang pria. Tak kusangka pria itu 10 tahun lebih tua dariku.
" Mama ga minta kalian langsung menikah. Tapi setidaknya , kalian berpacaran atau bertunangan"
" Dia 10 tahun lebih tua dari Ivy ma, apa kata teman-teman Ivy nanti"
Tentu saja, siapa yang tidak malu memiliki hubungan dengan pria yang jauh lebih tua. Apa kata masyarakat?. Kalau aku dibilang gatel sama om-om bagaimana dong.
°°°
Malam ini aku tidak bisa tidur. Ucapan mama soal perjodohan itu masih terngiang-ngiang di kepalaku.
Emang dia mau sama bocil kayak gue?
Orangnya gimana sih?
Kalo liat dari foto sih Mayan lah
IH TAPI BISA-BISANYA PAPA MAMA JODOHIN AKU SAMA OM-OM.
GA BISA APA YANG CARI YANG GA JAUH BANGET
Suara ketukan pintu terdengar. Papa yang baru pulang bekerja membuka pintu kamarku. Menemukanku yang masih membuka mata.
" Kamu sudah diberitahu mama ya" ucapnya.
" Kenapa harus yang jauh banget umurnya pa?" Protesku.
" Ini permintaan mamanya Vy"
" Emang mamanya kenapa pa?"
" Bu Ghea udah lama menderita tumor otak. Dokter bilang waktu hidupnya sudah ga akan lama lagi. Jadi sebagai permintaan terkahir, dia minta agar Al bisa segera mendapat pasangan. Beliau yang minta papa menjodohkan kamu dengan anaknya. Kalau kamu menolak, papa bisa batalkan" jelas papa.
WHAT?!!!
TUMOR OTAK???
TAPI KENAPA HARUS AKU???
" nggak usah pa... Ivy bakal terima perjodohan ini" putusku.
Papa mengelus kepalaku. Tersenyum bangga. Walau dari mata aku tahu papa tidak 100% bisa menyerahkan ku pada orang lain secepat ini.
"Apapun alasannya,papa bangga sama kamu"
Memang buka tanpa alasan aku menerima perjodohan ini. Aku masih punya hati nurani. Aku membayangkan apabila aku ada di posisi Al, aku pasti akan menwujudkan permintaan mama nya. Karena itu permintaan terakhir. Iya, terakhir.
°°°
" Permisi" aku mengetuk pintu rumah bercat putih abu- abu.
Seorang wanita membuka pintu. Wajahnya pucat.
" Mami duduk aja, biar Al aja ma" suara itu mendekat.
" Kamu pasti Ivy" ucap wanita itu
" Benar tante" jawabku dengan senyum ramah.
Wanita itu mempersilahkan aku masuk. Dapat aku liat wajah pria dibelakang wanita itu yang tiba-tiba berubah saat melihat aku datang.
" Terimakasih sudah datang" ucap wanita itu.
" Dengan senang hati"
" Bagaimana kalau kalian keluar?"
Al menatap maminya. Mami memberikan kode agar mengiyakan sarannya. Dengan terpaksa dia mengangguk lalu bersiap.
" Masih sekolah ya?"
Aku mengangguk.
" Mami punya baju, kamu ganti ya. Dan satu lagi jangan panggil Tante, panggil mami"
"Iya tan-mami"
Mami memberi baju putih dan celana berwarna pink. Sepertinya itu milik Aly, adik pertama Al.
Aku segera mengganti baju seragamku dengan baju one set tadi. Ternyata cukup. Dan tidak terlalu buruk kupakai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.