BAB 18

165 8 0
                                    

Al menarik tubuhku masuk ke pelukannya. Dapat aku rasakan tubuh nya bergetar. Aku diam. Tidak membalas pelukannya.

" Jangan kayak gini tolong" ucapnya dengan suara bergetar.

" Aku sayang banget sama kamu Ivy"

" Tapi om ga membuktikan itu, om lebih peduli sama Zara" ucapku.

" Tapi aku punya alasan"

" Ok, aku akan denger alasan om"

Aku melepas pelukan kami. Menghapus air mata di pipi dan ujung matanya.

" Zara....dia tidak lupa ingatan. Dia takut bilang pada Vern karena keluarga Vern tidak menerima Zara sebagai menantu mereka"

" Sudah kuduga" ucapku.

Dugaanku benar. Zara tidak lupa ingatan.

" Karena itu, dia minta tolong padaku untuk menerimanya. Tapi mami, Aly, dan Axe tidak bisa menerima kehadiran Zara. Dan ternyata kamu juga ga menerimanya"

" Mami, kak Aly, dan Axe punya alasan untuk itu. Aku juga punya alasan"

" Kalian seakan akan menghindari ku sejak Zara tinggal di rumah. Mami yang semakin jarang bicara padaku, Aly yang memilih lembur dan Axe yang lebih memilih seharian di kamarnya"

" Dan sekarang, kamu dengan terang terangan memintaku menyelesaikan masalah Zara dan Vern. Dan mengancam akan menghilang jika aku tidak menyelesaikannya"

" Karena om sudah menghilangkan kepercayaan saya" ucapku.

" Om bahkan lebih peduli sama Zara. Selalu lupa kalo ada saya,kalo Zara merasa ga nyaman ataupun dalam bahaya"

"Maaf"

Lagi lagi ia minta maaf.

" Om udah terlalu sering minta maaf"

" Maaf"

" Sebulan itu bukan waktu yang lama om"

°°°

Sejak malam itu. Aku tidak lagi menghubungi Al. Pesannya selalu aku abaikan. Walau beberapa kali aku melihatnya di majalah ataupun televisi.

Kini, aku kembali ke kehidupanku yang lama. Menjadi seorang remaja yang bebas. Tidak terikat hubungan apapun. Papa dan mama menyetujui keputusanku. Walau aku tidak menceritakan yang sebenarnya melainkan dengan alasan aku merasa tidak cocok dengan Al.

" Ivy, mama boleh ngomong?" mama duduk di sebelahku.

" Iya ma"

" Kamu mama jodohin lagi ga ?"

Aku membulatkan mata.

GILAAA

MAMA HOBI BANGET JODOHIN ANAKNYA

SEKALI KALI KEK ADIK

KENAPA SELALU AKU DULU

"ga usah ma, Ivy mau menikmati masa masa remaja Ivy"

" Tapi yang mama jodohin ini lumayan lho"

" Ga usah maaaa" tolakku.

" Ya udah terserah kamu"

Ya lagian, mama main jodohin anaknya aja. Sama Al aja kaya gitu apalagi sama yang lain. Males banget banyak masalah. Aku kan maunya happy kiyowo.

TAKE YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang