BAB 4

190 10 0
                                    

Untuk pertama kalinya aku datang ke rumah sakit untuk menemani seseorang kemoterapi. Yao, siapa lagi kalo bukan maminya Al. Semalam,mami mengirim pesan memintaku menemaninya kemoterapi. Tentu saja karena permintaan anak sulungnya. Al tidak memperbolehkan mami pergi sendiri.

"Maaf ya, ganggu kamu di akhir pekan " ucap mami.

" Tidak apa- apa mami, Ivy juga lagi gabut di rumah"

Mami tersenyum. Aku memandang wajah pucat mami. Kepala mami sudah botak akibat kemoterapi yang berkala. Matanya sangat sayu. Bahkan mami semakin mengurus. Melihat semua itu aku mengakui keputusanku untuk menerima perjodohan ini bukanlah pilihan yang salah. Malah pilihan yang sangat tepat.

" Kamu punya adik?"

" Iya mi, dia juga masih SMA"

Adikku, Anin berbeda dua tahun dariku. Masih duduk di bangku SMA juga. Hanya saja wajah kami berbeda jadi tidak banyak yang tahu dia adalah adikku.

" Al juga punya adik. Aly dan Axe. Aly 25 tahun dan Axe baru akan 17"

Wajah mami seketika berubah. Matanya berair.

"Mami takut tidak bisa merayakan ulang tahun Axe yang ke 17" keluh mama.

Aku menggenggam tangan mami. Memberinya kekuatan. Mami sangat tidak ingin ulang tahun Axe tahun ini menjadi ulang tahun terburuknya.

" Mami harus semangat ya" ucapku .

" Terimakasih Vy"

Aku memeluk badan kecil mami. Umur memang tidak ada yang tahu. Tapi kalau bisa aku minta supaya mami bisa merayakan ulang tahun Axe, setidaknya tahun ini.

°°°

" Terimakasih Ivy sudah mengantar mama" ucap Aly.

Aly datang tepat saat aku dan mami sampai di rumah. Aly datang dengan pacarnya dan tentu saja Axe.

"Terimakasih kak"ucap Axe.

Aku tersenyum.

"Terimakasih kembali" balasku.

Setelah mengantar mami ke kamar untuk istirahat, Aly mengajakku ke kamarnya. Ada yang ingin dia katakan.

" Terimakasih ya Ivy kamu sudah menerima perjodohan ini dengan kakak" ucapnya.

" Iya kak, sama-sama"

Aly memelukku.

"Sebagai balasannya, aku bakal kasih tau semua tentang kak Al" tawarnya.

BAGUS SETIDAKNYA ADA YANG MEMBERITAHUKU APA YANG HARUS AKU LAKUKAN PADA OM OM ITU.

YA SETIDAKNYA ITU MEMPERMUDAHKU .

"Katakan saja padaku dan aku akan memberitahu" ucapnya.

Aku mengangguk. Inilah yang sangat aku butuhkan kedepannya.

Drettt...dretttt...

Telepon dari Al.

"Iya kak?" Angkat Aly.

Al memang menelepon Aly, bukan aku.

TAKE YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang