"Hidup terus berjalan walaupun aku menginginkannya berhenti."
-Sheza Anniken Finley-
"Hidupku akan lebih menyenangkan bila kita berani mencoret kertas putih dan memberikan warna yang begitu bermakna"
-Xaquille Haiden Jahziel-
Kita masih muda bermimp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Tatapan Haiden ke Sheza adem banget ya😁 duh jadi iri deh)
*****
Sebulan berlalu namun orang tua Sheza belum pulang juga bahkan mereka sama sekali tidak menghubungi Sheza dua minggu terakhir ini. Sebentar lagi akan ada pertemuan wali murid dan Sheza tidak tahu kepada siapa yang mewakili orang tuanya karena Sheza tidak punya kerabat. Akhir-akhir ini Sheza juga tidak fokus saat jam pelajaran dan sampai ditegur oleh guru. Delisha mengamati sahabatnya itu mencoba bertanya kepada yang bersangkutan namun Sheza selalu menjawab bahwa dia tidak kenapa-kenapa. Jam makan siang pun terkadang ia lewatkan seperti saat ini dia sedang berada di kelas sendirian.
Ia hanya menidurkan kepalanya di meja dengan mata tertutup namun masih tersadar. Terdengar suara langkah yang mendekati dirinya dan terasa pipinya dingin dan ketika membuka matanya didepannya adalah Haiden yang sedang membawa minuman dan ditempel ke pipi kirinya. Sheza langsung membenarkan posisi duduknya dan menatap Haiden.
"Nih siomay sama makanan kesukaan lo." Kata Haiden sambil menyodorkan makanan dan minuman yang dibawanya
Sheza melihat sekitar dan suasana lumayan sepi.
"Makasih." Ucap Sheza dengan suara agak lirih lalu membuka siomay yang dibawa Haiden dan memakannya dengan lahap.
Haiden yang duduk di depannya hanya memandangi Sheza dengan senyum dan senang bahwa Sheza memakan makanan yang ia bawa dengan lahap.
"Shee"
"Hemmm"
"Pacaran yuk," perkataan Haiden sontak membuat Sheza kaget dan tersedak cilok yang ia makan dan buru-buru Haiden memberikan minuman dan langsung diminum oleh Sheza.
"Kalau mau nyatain perasaan ya liat timing yang pas kek jangan pas gue makan malah lo nyatain perasaan lo untung aja masih baik-baik aja." Kesel Sheza pada Haiden
Namun Haiden malah heran melihat Sheza, bukannya kaget atau apa Sheza malah memarahi dirinya karena menyatakan perasaan di waktu yang tidak tepat.
"Terus She?"
"Apanya yang mau diterusin?"
Haiden diam, dia berpikir untuk langkah apa yang ia ambil agar Sheza mau menerima dirinya.
"Kasih aku waktu ya Hai, maksimal sampai papa pulang." Ucap Sheza dengan nada serius sambil menatap mata Haiden.
Haiden pun juga membalas tatapan Sheza sambil memegang tangan Sheza dan mengelusnya, mungkin ada perasaan sedikit kecewa dari dalam diri Haiden karena belum bisa menjadi pacar Sheza untuk saat ini. Namun, dari tatapan Sheza Haiden dapat menangkap bahwa Sheza masih ingin memikirkan kembali hubungan mereka terlebih kemarin-kemarin Haiden memperlakukan Sheza dengan tidak baik.
Disisi lain Sheza ingin sekali langsung menerima ajakan Haiden untuk memulai hubungan tapi dia juga tidak ingin membuat Haiden khawatir dengan kondisinya saat ini terlebih orang tua Sheza juga belum mengabarinya.
****
Ditolak oleh Sheza tidak membuat Haiden terpuruk justru ia sekarang lebih sering memperhatikan Sheza bahkan mereka sekarang pulang dan berangkat bersama seakan dunia ini milik mereka berdua. Sheza juga tidak pernah menolak keberadaan Haiden yang selalu berada di dekatnya.
Radka terkadang dongkol sendiri dengan Haiden karena dia terlalu cerewet dengan Sheza seperti saat ini mereka sedang berada di mall ada Adva tentunya yang sudah resmi bersama Radka. Mereka ingin menonton film bioskop bersama. Hari ini Radka mengusulkan untuk menonton film romantis namun jam yang diinginkan mereka bersamaan juga dengan Spiderman ditayangkan. Otomatis Radka berdebat bersama Adva juga Haiden.
"Ya nggak bisa gitu dong kan gue yang ajakin kalian kesini! Jadi kalian harus nurut." Titah Radka
"Gini ni Va kalau terlalu lo manjain jadinya seenak jidatnya," bantah Haiden
"Lah kok jadi gue? Udah Ra kamu ngalah aja untuk hari ini. Janji besok kita balik kesini buat nonton film yang kamu mau." Adva yang penuh pengertian
Radka malah semakin marah, "Nggak bisa gitu dong! Kan kesini awal perjanjian nya mau nonton apa kok jadi gini"
"Yaelah Ra, tuh si Adva juga mau ngajak lo kesini lagi kan lagian gue jarang banget ke bioskop."
Perselisihan mereka malah semakin menjadi-jadi dan Adva pun tidak mampu untuk mengatasi pertengkaran mereka. Bahkan orang-orang disekitar pun juga ikut menyaksikan pertikaian ini malah ada yang berasumsi bahwa mereka berdua adalah pasangan yang salah satu diantara mereka ada yang ketahuan selingkuh. Sungguh aneh tapi ya mau bagaimana lagi.
"Gini aja gimana kita voting aja." Ajak Haiden
"Okee." Setuju Radka
"Kenapa nggak dari tadi aja," keluh Adva
Lalu mereka voting dan mereka tersadar bahwa kurang satu suara lagi yaitu Sheza. Di cari-cari disekitar Sheza tidak ada dan Adva baru menyadari bahwa sedari tadi Sheza sudah menghilang namun tasnya ada di samping tempat Adva duduk.
"Ya udah tunggu Sheza balik dari kamar mandi." Putus Radka dan disetujui oleh yang lain.
Sudah lima belas menit sejak mereka memutuskan untuk menunggu Sheza namun Sheza tak kunjung kembali. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengecek ke kamar mandi namun kata Radka yang sudah mencari tidak ada keberadaan Sheza bahkan ponsel Sheza pun tidak dibawa.
Mereka bertiga terus mencari-cari keberadaan Sheza dan beberapa menit kemudian ada pengumuman
"Pengumuman, di beritahukan kepada seluruh pengunjung Indah Mall ditemukan siswi SMA bernama Sheza Anniken yang tidak sadarkan diri yang kini tengah berada di ruangan kesehatan lantai dua. Bagi para pengunjung yang sedang mencari atau mengenal bisa mengunjungi ruang kesehatan yang berada di lantai dua pojok. Terima kasih"
Pengumuman itu diulang-ulang dan membuat mereka bertiga langsung bergegas menuju ruang kesehatan.
*****
Ayo kasih dukungan ke Sheza biar cepat sembuh😢❤️💖
Terima kasih telah membaca cerita ini🧡
Stay tune ya 😘
Jangan lupa klik bintang biar semangat untuk melanjutkan cerita ini✨