Sedah lewat dari empat hari setelah pesta. Tapi nona muda Jang ini masih saja mengusik kesejahteraan si manis di kantor.
Seperti sekarang.
Ia di tugaskan untuk membuat kopi pahit untuk atasannya. Tapi malah di ganggu dengan Wonyoung.
Memang benar jika gadis manis ini juga menjadi sekertaris kedua. Persedir Park, apa ia tidak bisa mengerjakan perkerjaan saja.
"Biar aku saja, Chenle-ssi"
"Sedekat apa kita sampai kau berani memanggilku dengan sebutan nama nona muda Jang"
"Ahh Persedir Park apa yang anda lakukan di sini?" tanya Wonyoung sadar jika ada lelaki Park itu.
"Sekertaris Zhong dimana berkas yang ku minta kau ambilkan"
Si manis membalikkan badannya. Sambil berkacak pinggang, dasar Persedir sialan.
"Kau sendiri meminta agar di buat kopi pahit dan sekarang aku sudah melakukan tugasku. Tapi sekertaris baru ini terus mengganggu, perkerjaanku jadi semakin banyak saja" Chenle menyerahkan cangkir kopi pada Wonyoung. "Lakukan apa kau mau tadi dan kau tiang mintalah berkas pada sekertaris baru ini"
"Mr. Zhong"
"Apa lagi?" hardik si manis kesal.
"Letakan pisau yang kau pegang sekarang"
"Aku ingin membuat rujak buah"
"Antar ke ruanganku"
"Nyenyenye"
Si gadis itu merasa terasingkan.
Kopi yang sudah ia buat ia antarkan ke ruangan atasannya.
Ruangan miliknya masih bersatu dengan ruangan Jisung. Jadi ia masih memiliki modus bersama dengan Mr. Park.
Semburan merah tiba-tiba saja muncul di pipi Wonyoung. Tak kala lelaki yang ia sukai menatapnya dengan intesi dari atas sampai bawah.
Apa beliau sudah mulai tertarik dengan dirinya. Jika hanya dengan tubuhnya saja tidak masalah. Ia tetap bahagia.
Pemikiran yang sangat sempit untuk ukuran nona muda lulus dari Universitas di Finlandia.
"Apa kau ingin menjual tubuhmu"
Ekspetasi Wonyoung saja yang terlalu tinggi.
Di perbaiki tataan baju miliknya. Lalu kembali ke tempat duduk setelah meletakkan secangkir kopi itu.
Mata indahnya tidak bisa lepas dari lelaki itu.
Dorongan pelan dari pintu masuk. Mengalihkan itensi gadis itu.
"Ternyata kau"
"Ini makanan yang anda inginkan Persedir"
"Apa saja yang kau masukan kedalam makanan itu"
Si manis memutar bola matanya malas. Tentu saja hal yang bisa di makan.
"Buah apel, jeruk, mangga dan pepaya baru ku taburi dengan boncabe"
"Tidak buruk" komentar lelaki Park itu setelah mencoba makanan di hadapannya.
Sakit?
Jelas iya.
Kenapa setia orang yang Wonyoung suka selalu saja di rebut. Tidak bisa kah ia bahagia walau itu hanya sementara saja.
"Sekretaris Jang bagaimana dengan berkas yang kau kerjakan apa sudah selesai?"
"Sebentar lagi Persedir"
Kenapa hanya ia saja yang berkerja sedangkan Chenle tidak. Ini namanya tidak adil, ia harus mencari cara untuk membalaskan dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Miliarder Husband [Jichen]√
RomanceChenle tak pernah berpikir untuk berurusan dengan orang kaya. Walau hidup di kalangan pembisnis seperti pamannya tidak membuat ia harus berurusan dengan orang kaya. Tapi karena lamaran kerja miliknya yang membuat kopi pemilik perusahaan itu tumpah...