My Miliarder Husband Chapter Tujuh Belas:Persiapan

1K 75 0
                                    

Dari tadi Haechan maupun Jaemin sudah berusaha buat si kecil Zhong ini berhenti menangis. Sekarang mereka ada di butik langganan keluarga lelaki Park itu. Di temani langsung dengan kakak sepupu Jisung sendiri.

Bukannya berhenti menangis, Chenle makin jadi nangisnya. Bahkan pemilik butik ini tidak paham apa yang membuat calon pengantin ini menangis jelas-jelas mereka sedang berbahagia.

"Berhenti dulu, Le nangisnya aku paham kau jika bahagia tapi jangan menangis seperti ini. Kau malah membuat aku dan Jaemin malu"

"Hiks hikss air mata bodoh hiks ini yang tidak hiks JISUNG"

"Le, Jisung kerja nanti dia akan datang ke sini tunggu perkerjaan selesai terlebih dahulu baru dia kesini"

"Jisung!!!"

"Bagaimana ini Jaem anak ini tak akan bisa berhenti jika tidak ada lelaki itu"

"Aku juga tidak paham Haechan-ah mungkin memang harus ada Persedir Park itu sendiri. Tunggu sebentar aku akan menelponnya"

"Jangan Jaemin yang ada kau akan mendapatkan omelan dari tuan Park karena lelaki cengeng ini"

"Lalu kita harus bagimana??"

Kacau karena tangis si manis saja.

Suara lonceng karena pintu di dorong masuk mengalihkan perhatian si manis maupun yang lain. Disana ada lelaki tampan masih menggunkan style jas dengan sekotak kue di tangannya.

Chenle yang melihat itu langsung saja berlari ke arah calon suaminya dan memeluk tubuh itu erat. Masih menangis seperti tadi saja, tubuhnya tiba-tiba saja merasa aneh jika jauh dari lelaki yang ia cintai ini.

"Kenapaa?"

Chenle menggelengkan tanda tidak ada masalah.

"Jika tidak ada kenapa kau menangis seperti ini"

"Hanya rindu padamu saja"

"Hmm, alasannya saja. Bagimana dengan bajunya apa ada yang kau suka"

"Aku belum ada memilih bajunya"

"Why?"

Si manis mengembungkan pipinya sambil menatap sang dominan memelas. "Tiba-tiba saja air mata keluar padahal aku tidak mengundang mereka untuk turun, Ji." pintar sekali berdrama calon istri nya ini.

"Baiklah sekarang mari kita memilih baju yang kau suka"

"Apapun?"

"Hmm"

"Baiklah ayo ke cafe di depan sana kata mereka ada menjual cotton candy Ji. Aku ingin itu, ayo kesana"

"Bajunya bagimana?"

"Kan bisa besok apa baju lebih penting dari aku"

"Jika kita pergi padahal kita sudah membuat janji apa itu baik? Sekarang pilihlah baju yang kau suka untuk pernikahan kita setelah itu kau bisa membeli cotton candy dan es krim, bagimana"

"Janji?"

"Janji sayang"

"Baiklah ayo kita harus cepat memilih bajunya karena aku dan bayiku sudah sangat menginginkan makanan itu"

Baju dengan bahan paling bagus sudah beberapa kali di tunjukan pemilik butik tapi tidak ada yang membuat si manis merasa bahagia. Sedangkan Jisung sudah menemukan jas yang ia suka.

Apa berbelanja dengan gadis atau submisif akan selama ini? Semoga saja anaknya nanti dominan semuanya tidak ada yang tidak dominan. Ia tidak terlalu suka ada yang lebih manis dari calon istrinya.

"Ketemu!!!"

"Yang mana nyonya?“

"Aku ingin piyama ini tapi bisa kau tambahkan tempelan beruang di sini nanti calon suamiku yang akan membayarnya"

Haechan dan Jaemin hanya bisa menepuk kening mereka pelan. Aneh saja ibu bos ini, bukannya memilih jas malah memilih piyama.

Lucu tapi siapa saja pasti anak naik darah dengan kelakuan lelaki Cina ini.

"Jas nya sayang"

"Aku mau sama seperti mu kalian saja yang tidak paham. Aku dari tadi menangis ingin membeli piyama itu tapi kalian semuanya tidak ada yang peka"

"Baiklah ambil saja piyama itu dan buat apa yang katakan dia tadi dan ambil jas yang sama dengan milikku"

"Baiklah, tuan"

"Sekarang apalagi"

"Es krim dan cotton candy"

"Kita langsung pulang"

"Tapi"

"Kau berbohong dan membuat yang lain susah, babe"

"Tidak apa Persedir kami tidak merasa susah dengan nyonya Park malah senang"

Jaemin manusia pertama yang membuka suara saat melihat perubahan wajah teman kantornya itu.

Ahh, Jisung bisa apa melihat si manis sudah mengerucut bibirnya kedepan dan menarik ujung jasnya pelan. "Baiklah sekarang kitab kesana"

Lihat, raut wajahnya sudah seperti semula malah semakin bahagia. Keduanya berjalan keluar butik ternama itu sedangkan sepupu Jisung masih mengurus keperluan yang lainnya.

Sesampainya di cafe itu Chenle langsung saja memesan satu cotton candy dan dua eskrim rasa vanilla dan coklat.

"Jangan terlalu banyak memakan eskrim dan hal yang manis seperti itu kau bisa cepat gendut dan sakit gigi"

"Kau tidak suka dengan istri yang gendut seperti sekarang apalagi aku tengah berbadan dua"

"Suka, kau akan semakin manis jika kau gumpalan di pipi itu semakin bertambah. Setidaknya lemak yang kau Terima membuat seseorang Park Jisung gemas".

" Dasar penggombal tua"

"Aku berkata jujur asal kau tahu saja." si manis memilih untuk tidak membalas perkataan lelaki di depannya. "Siapa nama anak kita nanti"

"Dia anakku bukan anakmu"

"Tapi kita berdua yang membuatnya"

"Tidak! Hanya aku yang merasakan kesakitan saat proses pembuatannya sedangkan kau malah terlihat keenakan"

"Siapa yang berteriak meminta lebih dan terus mendesah di dekat telingaku sambil memeluk tubuhku"

"Semuanya tidak benar"

"Bahkan sakik nikmat nya kau sampai menangis lantaran kenikmatan. Sungguh penisku sangat hebat membuatmu nyaman dan nikmati"

"Park Jisung bangsat"

"Ahahaha"

"Yak..!!! Berhenti tidak usah tertawa semuanya tidak lucu"

"Kau menyebalkan kita musuhan sekarang aku tidak menyukai mu sekarang"

Baiklah Jisung tidak akan menganggu lagi kesayangan dalam menikmati es krim. Ia akan menunggu sambil bermain handphone saja.













Next...!!!

My Miliarder Husband [Jichen]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang