Chapter 21

11.2K 1.1K 29
                                    

Mark benar-benar mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Sampai-sampai Haechan yang duduk disampingnya harus menutup mata karena takut melihat kedepan saat Mark menyalip pengendara lain.

Perjalanan mereka yang harusnya ditempuh dua puluh menit, namun  Mark hanya memerlukan waktu delapan menit untuk sampai di markas.

Jeno yang duduk tepat dibelakang Mark tidak berekspresi sama sekali, berbeda jauh dari Jaemin yang sudah pucat ingin memuntahkan isi perutnya.

Sedangkan Renjun, pria kecil itu saat mobil baru saja berhenti, ia langsung berlari meninggalkan Mark dan Jeno memasuki markas.

Jeno serta Mark melotot melihat kepergian Renjun, buru-buru mereka membuka pintu.

"Ayo." ujar Jeno menarik tangan Jaemin untuk digenggamnya.

Jaemin yang masih setengah mabuk menerima saja, walau akhirnya terkejut bukan main saat Jeno malah mengangkatnya.

"Sorry, aku diambang kematian." ujar Jeno dengan suara yang begitu serius.

Jaemin tidak mengerti, tapi sepertinya ini bukan hal yang main-main. Ia jadi merasa takut untuk memasuki markas didepannya.

Mark melakukan hal yang sama dan mereka berdua memasuki markas dengan tergopoh-gopoh, tanpa merasa terbebani dengan yang mereka angkat.

Mark dan Jeno meletakkan Haechan serta Jaemin disofa markas dan tanpa bicara mereka berdua berlari pergi masuk kedalam sebuah ruangan, meninggalkan Haechan dan Jaemin yang bingung.

"Kata Jeno, mereka diambang kematian." bisik Jaemin kepada Haechan yang masih tampak bingung.

Haechan menutup mulutnya memakai tangan, "serius?"

Jaemin mengangguk cepat, "mending kita susul mereka." ujarnya beranjak dari duduknya, mengikuti jejak Jeno dan Mark yang sudah tidak terlihat.

Haechan segera menyusul, mengikuti Jaemin yang membuka pintu yang dimana Mark sempat melarangnya.

Saat Haechan ingin menegur, ia malah mendapati Jaemin yang mematung didepan pintu dengan pandangan lurus kedepan.

Haechan yang penasaran, akhirnya mendekat dan mulutnya menganga menatap apa yang terjadi didalam ruangan itu.

Disana ada Mark, Jeno, Renjun dan beberapa orang lainnya yang tengah berdiri menyaksikan bagaimana Mark, Jeno dan Renjun berlutut dengan beberapa orang dibelakang mencambuk punggung ketiganya.

"Untuk Jeno dan Mark, kalian terlambat satu menit. Satu menit 60 detik. Aku menghukum kalian 60 cambukan." ujar datar pria dewasa satu-satunya disana.

Ketiga remaja yang dicambuk tidak protes, tandanya mereka menerima hukuman ini.

Renjun terlambat 20 detik, jadi pria mungil itu hanya mendapat 20 cambukan dan sekarang sudah berdiri dari berlututnya tanpa meringis sedikitpun.

Ia kemudian menerima bajunya yang disodorkan oleh Harvey yang tadi sempat ia buka karena akan menjalani hukuman.

Inilah yang semua cucu Jung Yunho takutkan jika kakeknya itu berkunjung ke markas, apalagi jika membuat kakeknya menunggu.

Ctas

Ctas

Suara cambukan masih mengisi ruangan itu, 60 cambukan masih belum selesai, dan Jaemin serta Haechan masih terpaku didepan pintu dengan tangan menutup mulut mereka agar tidak berteriak.

Renjun yang melihat pintu terbuka, segera berlari kearah pintu hendak menutupnya, tapi ia malah mendapati Haechan dan Jaemin disana.

Ia menghela nafas, ia ingin membawa kedua sahabatnya keluar dari sini, tapi apa boleh buat, ia tidak akan diizinkan keluar sejengkal jaripun dari ruangan ini sampai kakeknya itu sendiri yang pertama keluar.

DARK KILL [Nomin] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang