Chapter 26

10.3K 944 35
                                    

Sekitar jam 5 sore, Jaemin akhirnya bisa keluar dari rumah sakit, tentunya dikawal dua bodyguard, dan kedua sahabatnya.

Jaemin melarang dijemput oleh papa, hyung apalagi mamanya, ia tau bagaimana sibuknya keluarganya.

Ia tidak tersinggung atas kesibukan orang tuanya yang tidak bisa menemaninya, mungkin juga karena ia yang terlalu sering keluar masuk rumah sakit akibat musuh papanya.

Walaupun sebenarnya ini yang terparah dari sekian banyaknya musuh papanya yang melukainya.

Jaemin bukan tidak tau cara melawan, hanya saja perannya yang mengatakan agar menjadi pria yang tidak tau melawan atau pria biasa-biasa saja yang tidak tau caranya berkelahi.

"Chan, pinjamkan aku cardiganmu." sahut Jaemin saat mobil yang ditumpanginya akan segera tiba dimansion keluarganya.

Haechan tidak banyak protes, ia langsung saja membuka cardigan yang dipakainya lalu memberikannya pada Jaemin.

Tentu Jaemin segera memakainya.

Saat mobil berhenti, ia menepuk pundak kedua bodyguard didepannya.

"Ya tuan?" ucap salah satu bodyguard.

"Jangan katakan pada orang tuaku dan hyungku tentang parahnya lukaku, katakan saja hanya goresan dilengan. Paham?" titah Jaemin seduktif yang langsung diangguki kedua bodyguardnya.

Jaemin tersenyum puas, ia kemudian keluar dari mobil.

"Antarkan kedua temanku ke kediamannya masing-masing." ujarnya saat sudah diluar.

"Baik tuan."

"Istirahat yang cukup Jaem, kau harus bisa sekolah besok!" ujar Renjun ketus.

Jaemin tersenyum tipis, sahabat jelmaan rubahnya itu masih merajuk rupanya.

"Kau benar-benar harus istirahat Jaem. Aku mengawasimu sobat." ujar Haechan juga menatap tajam Jaemin.

"Iya. Iya. Aku akan istirahat." jawab Jaemin seraya melambai kearah kedua sahabatnya.

Setelah mobil itu keluar dari area mension keluarganya, ia akhirnya berjalan memasuki mansion, dan mendapati mamanya yang bersidekap menatapnya penuh selidik.

Jaemin tersenyum memamerkan gigi-giginya, berjalan kearah mamanya tanpa menimbulkan kecurigaan.

"Mengapa tidak memberitahu mama kalau kau akan pulang?" tanya Baekhyun menatap tiap jengkal tubuh anaknya, lalu ia bernafas lega saat tidak mendapati luka serius ditubuh anaknya.

"Eiihh. Aku tidak apa-apa ma. Ini kan sudah sering terjadi. Lagipula ada yang menjagaku." ujar Jaemin berbohong, nyatanya akhir-akhir ini ia sering bepergian sendiri tanpa pengawasan.

Baekhyun mengangguk mengerti, tatapannya lalu melembut, ia membawa anaknya kedalam dekapannya, menciumi puncuk kepala anaknya dengan sayang.

"Selalu berhati-hati ya sayang? Musuh papamu ada dimana-mana, kau harus bisa menjaga dirimu ya nak?"

Jaemin mengangguk dibalik dekapan mamanya, mati-matian menahan ringisannya agar tidak keluar akibat mamanya yang menekan luka dibahunya.

"Ma, aku mau istirahat dulu." ujar Jaemin pelan-pelan melepas pelukannya.

Baekhyun mengangguk, membiarkan anaknya menaiki lantai dua menuju kamar yang baru beberapa minggu ini ditempati anaknya itu.

Semenjak penyerangan di apartemen bulan lalu, Baekhyun meminta anaknya agar beberapa minggu tinggal di mansion saja.

Beralih ke Jaemin yang sudah sampai didalam kamarnya, ia mengunci pintunya lalu bergegas menuju meja belajarnya, membuka komputernya dan langsung terhubung ke arah Haechan.

DARK KILL [Nomin] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang