10 - DE LARA

1.1K 99 0
                                    

Ketika mau masuk ke area kantin, Sena dan Bianca tidak sengaja berpapasan dengan Deva dkk.

Mereka kaget ketika liat wajah Deva dan Keilan yang babak belur kayak habis main tinju. Mereka berdua harus segera kasih tau Dilara yang saat ini masih di kelas.

Deva dan Keilan mencari keberadaan Dilara saat bertemu dengan Sena dan Bianca.

"Sena, Dilara mana?" tanya Keilan.

Deva melirik sinis ke Keilan saat sahabatnya mencuri start duluan. Mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Dilara di kelas kak lagi mager ke kantin. Duluan ya kak" jawab Bianca sambil menarik Sena untuk segera pergi dari sana.

Sena kesal dengan Bianca padahal dia mau tanya kenapa wajah Keilan dan Deva bisa babak belur begitu?

"Ih Bian! Ngapain tarik tangan gue?"

"Udh diam aja bodoh! Tadi Deva kasih kode ke gue buat buruan pergi dari sana yaudah gue tarik lo"

"Gak asik. Padahal gue mau tanya sama mereka kenapa wajahnya pada bonyok gitu kalo tawuran gak mungkin"

"Ntar kita tanya Dilara pasti dia tau"

Sena dan Bianca langsung menghampiri Dilara yang sedang main hp di pojok kelas.

"Nih pesanan lo" ucap Sena sambil meletakkan minuman dan makanan yang Dilara pesan.

Dilara tersenyum "Makasih Sena"

Bianca duduk di sebelah Dilara lalu dia tatap Dilara "Dilara, gue denger tadi di kantin Deva sama Keilan berantem sampai adu jotos"

"Hah?! Berantem dimana?"

"Taman belakang sekolah" jawab Sena.

Fix. Deva dan Keilan berantem karena dirinya dan berarti Keilan udh tau kalo dia selingkuhan dari Deva.

Dilara langsung lemas, gara-gara kecerobohan Deva mengajaknya bicara di taman belakang sekolah sekarang Keilan sudah hubungan antara dia dan Deva.

"Lo pasti tau kan alasan mereka berantem karena apa?" tanya Bianca.

"Mungkin karena gue, kayaknya Keilan tau kalo gue ini selingkuhan nya Deva" jawab Dilara.

"Lah kok bisa?" pekik Sena.

Dilara ceritakan semua kejadian saat Deva mengajaknya bicara di taman belakang sekolah. Bianca dan Sena tidak nyangka kalo Deva tega mengucapkan hal yang menyakiti hati Dilara.

"Menurut gue, Keilan ada disana pas gue berantem sama Deva dan dia tau semua rahasia gue" ucap Dilara.

"Kalo gue jadi lo udh gue pukul habis-habisan tuh muka ganteng si Deva biar mampus" seru Sena.

Dilara tertawa kecil melihat wajah emosional Sena. Dia tidak mau menyakiti fisik Deva hanya karena satu kesalahan yang Deva lakukan sedangkan selama ini Deva selalu buat dia bahagia.

Seandainya dia pukul Deva pasti ujungnya dia yang menyesal karena terlalu cemburu yang membuat dirinya emosi dengan Deva.

"Jangan terlalu dipikirin, Dil" ucap Bianca. Bianca takut masalah ini akan membebani pikiran Dilara.

"Gak kok gue udh pasrah. Kalo Kania tau semuanya ya biarin aja mungkin hubungan gue sama Deva harus berakhir sampai disini" balas Dilara.

"Tenang aja masih ada Keilan ini yang bisa lo pacarin" kekeh Sena.

"Dih apaan sih! Gue gasuka sama Keilan karena dia terlalu baik buat gue mendingan buat lo aja"

"Alasan lo apa gabisa buka hati buat Keilan? Dia kan sama kayak Deva tapi ini versi baiknya" tanya Bianca.

"Karena gue gak merasakan apapun ketika dia ada didekat gue, Bian. Beda kalo sama Deva, gue baru liat mata Deva aja hati gue udh deg-degan" jawab Dilara.

Bianca bisa ambil kesimpulan kalo Dilara memang tidak tertarik dengan Keilan. Bianca akui pesona Deva dan Keilan lebih kuat pesona seorang Devara Mackenzie Liem.

Deva bisa buat orang yang menatapnya langsung jatuh cinta pada Deva seperti yang di alami Dilara. Sena dan Bianca adalah saksi perjalanan cinta Dilara dan Deva.

***

Sebelum pulang sekolah Dilara mampir ke toilet karena dia udh gak tahan buang air kecil. Takutnya nanti dia malah ngompol di jalan.

Tubuhnya menegang ketika dia keluar dari salah satu bilik toilet matanya melihat Keilan yang sialnya menyadari keberadaan Dilara.

Dilara diam saja, dia ingin cepat-cepat pergi dari sini tapi sayangnya Keilan malah menahan tangannya.

"Lepas kak. Kakak gak jijik udh berani sentuh tangan aku?" tanya Dilara sambil berusaha melepaskan tangan Keilan dari lengannya.

"Maksud kamu apa Dilara?" tanya Keilan balik.

"Kakak udh tau semua rahasia aku kalo aku ini selingkuhan Deva, pasti kakak jijik kan sama aku?"

Keilan menggeleng "Aku sama sekali gak jijik sama kamu. Aku cuma kecewa, kenapa harus Deva?"

Dilara liat tatapan sendu Keilan. Keilan pasti terluka, kalo Dilara bisa pilih dari awal dia berdoa agar Keilan tidak pernah mengenal dirinya dan membiarkan Keilan jatuh cinta padanya.

"Maafin aku kak"

"Kamu dan Deva memang salah tapi lebih salah lagi kalo kalian berdua tetap menjalani hubungan ini, Dilara"

Maksud Keilan bicara seperti itu apa? Apa mungkin Keilan suruh dia untuk minta putus sama Deva?

"Lepasin Deva dan buka hati kamu untuk aku, Dilara. Selama ini aku suka sama kamu dan aku pikir kamu tau hal itu tapi kamu pura-pura gatau" ucap Keilan.

"Aku gabisa buka hati untuk kak Keilan karena aku gamau nnti kamu terluka lebih dalam lagi karena nyatanya hati aku masih memilih Deva"

"Apa yang buat kamu cinta sama Deva sampai segitunya Dilara?"

"Untuk mencintai seseorang kita gak butuh alasan kak! Itu yang sekarang terjadi sama aku dan Deva"

Keilan benar-benar tidak habis pikir dengan Dilara, karena cinta dia mau dijadikan yang kedua oleh Deva.

"Aku mohon sama kakak jangan lagi berharap sama aku karena sampai kapanpun aku gabisa buka hati untuk orang sebaik kak Keilan" lirih Dilara.

Keilan menggeleng "Gak Dilara. Aku gak akan menyerah sampai aku sadar sendiri kalo kamu memang udh gabisa aku dapatkan"

Keilan tidak mau nyerah, itu sama saja dia kalah sebelum berperang. Dia yakin dia bisa buat Dilara jatuh cinta padanya seperti yang dilakukan Deva.

Dilara baru tau kalo Keilan orangnya keras kepala.

"Biarin aku berjuang dulu untuk meluluhkan hati dingin kamu, Dilara. Jangan larang aku" balas Keilan.

Dilara tarik nafas panjang. Otak dan hati nya tidak berjalan searah, otaknya berkata untuk kasih kesempatan pada Keilan sedangkan hatinya berkata jangan kasih Keilan kesempatan sedikit pun.

"Terserah kak Keilan aja, aku duluan"

Dilara keluar dari toilet meninggalkan Keilan yang masih diam disana. Keilan jadi bingung kenapa bisa-bisanya dia mencintai gadis seperti Dilara.

"Benar kata kamu Dilara untuk mencintai seseorang kita gak butuh alasan dan ini yang sedang terjadi sama diri aku sendiri" gumam Keilan.






DE LARA [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang