23 - DE LARA

959 72 0
                                    

Pagi ini Dilara mengantar Deva ke bandara bersama Rachelia dan Vero karena hari ini Deva akan pergi ke Australia untuk melanjutkan pendidikannya. Kedua orangtua Deva sudah disana dan akan menjemput Deva ketika dia sudah sampai disana.

Keilan sudah menetap di Inggris sedangkan Jean akan kuliah di Korea. Rachelia dan Vero tetap memilih kuliah di Indonesia.

Deva terlihat lesu karena dia akan meninggalkan Dilara dalam waktu yang lama. Walaupun bisa telepon atau video call tapi tetap saja ada yang kurang dari Deva.

"Jangan sedih terus, Dilara biasa aja lo mau pergi ini malah lo yang gelisah gak jelas kayak gini" omel Rachelia.

"Kita berdua bakal jaga Dilara kalo itu yang lo takutin, cewek lo aman sampai lo kembali lagi ke Indonesia" sela Vero.

"Udh ya gausah sedih aku bakal sering-sering hubungi kamu sayang nnti aku kesana" ucap Dilara sambil memeluk Deva.

"Janji yaa sayang? Jangan bohong! Kamu tau sendiri kalo aku gak suka di bohongin baby" balas Deva.

Dilara mengangguk.

"Yaudah masuk sana nnti lo terlambat naik pesawat bisa berabe, kalo ketinggalan angkot mah enak bisa naek angkot laen lah ini kan pesawat"

"Bacot banget Lia!! Gue doain semoga Vero kuliah di Amerika biar lo kesepian disini gada doi" ledek Deva.

"Vero kuliah di Amerika ya gue cari cewek lain aja soalnya gue gabisa ldr. Takut di selingkuhin" balas Rachelia.

"Apaan sih yang! Aku kuliah disini"

Dilara tertawa kecil melihat pertengkaran mereka bertiga. Udh mau dewasa tapi masih aja kayak anak kecil.

Deva kecup kening Dilara lama. Dia janji akan kembali lagi setelah masa studi nya selesai dan langsung menikah dengan Dilara.

"Aku pamit sayang"

"Kamu hati-hati disana jaga pola makan dan jangan keseringan begadang sayang. Belajar yang pintar biar cepet nikahin aku"

"Pasti sayang! Tunggu aku baby"

Deva peluk kedua sahabatnya yang selalu menemani dia dari dulu sampai sekarang. Sebentar lagi mereka akan berpisah sampai 4 tahun kedepan.

"Gue pamit, jaga Dilara"

Rachelia dan Vero mengangguk secara bersamaan. Mereka berat melepaskan Deva tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena itu salah satu mimpi Deva yaitu kuliah di Australia.

"Hati-hati Dev! Gue bakal kangen banget sama lo sebagai sahabat paling brengsek!" ucap Rachelia.

"Jangan lupa pulang lo" canda Vero.

"Ya gak lah! Apalagi ada Dilara disini pasti gue pulang buat nikahin doi"

Deva tarik kopernya lalu dia masuk ke ruang tunggu karena sebentar lagi pesawat akan berangkat. Deva harus kuat dia tidak menoleh ke belakang.

Dilara tatap kepergian Deva dengan sendu. Dia ikhlas kan Deva pergi karena dia yakin Deva akan kembali.

"Gausah sedih Dilara, Deva pergi untuk pendidikan dia bukan mau cari cewek lain dia cuma cinta sama lo" ucap Rachelia sambil merangkul Dilara.

"Gak kok kak, gue senang karena akhirnya mimpi Deva bisa terwujud juga walaupun agak berat lepas dia"

Mereka bertiga pergi dari bandara. Di tempat ini Deva dan Dilara berpisah untuk sementara sampai waktu yang membawa mereka kembali.

***

Hari demi hari Dilara lalui hidup ini tanpa kehadiran Deva, seminggu sekali Deva akan menghubungi Dilara dan mereka berdua saling cerita satu sama lain untuk mengobati rasa rindu.

Di Australia, Deva memiliki banyak teman karena dia orang yang lumayan humble jadi tidak susah mencari teman disini. Di kampus nya Deva di sukai oleh banyak pria dan wanita.

Tapi Deva sudah beritahu ke mereka semua kalo dia memiliki kekasih di Indonesia yang akan dia nikahi setelah lulus nanti. Mendengar kabar itu banyak yang kecewa tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain mendukung Deva.

Awal datang kesini Deva gelisah mau kembali ke Indonesia karena tidak bisa jauh dari Dilara tapi berkat nasihat kedua orangtuanya dan juga sahabatnya Deva tetap memilih tinggal disini sampai lulus.

Rachelia dan Vero juga sering kasih kabar ke Deva soal Dilara. Bisa dibilang mereka berdua mata-mata suruhan Deva untuk mengawasi Dilara.

Rencananya setelah lulus SMA, Dilara akan melanjutkan studinya di Yogyakarta bersama Sena dan Bianca. Mereka bertiga sudah pilih salah satu kampus disana.

Mereka bosan juga jika terus-terusan tinggal di Jakarta tidak salahnya mencoba tinggal di kota baru sekalian mencari suasana baru.

"Lo udh ngomong sama Deva?" tanya Bianca ketika mereka bertiga sedang hangout di salah satu cafe langganan Dilara.

"Gue belum ngomong tepatnya sih gabakal ngomong sama dia soal ini kalo dia tau dia gak setuju gue kuliah disana pasti dia paksa gue buat susul dia ke Australia" jawab Dilara.

"Kenapa gak ke Australia aja? Enak kuliah di luar negeri kalo gue jadi lo nih gue mau ikut Deva kesana" timpal Sena.

"Gak betah gue disana" balas Dilara.

"Yee belum juga kesana udh bilang gak betah, nnti kan lo juga bakal disana setelah nikah sama Deva" sela Bianca.

"Gue ragu buat menikah sama Deva"

"Lah kenapa Dilara? What's wong?" tanya Bianca.

"Lo ada masalah sama Deva?" timpal Sena.

"Gada tapi gue ragu aja untuk menikah sama dia, rasanya gak sama seperti dulu sejak kejadian itu. Gue jadi minder sendiri" jawab Dilara.

Bianca dan Sena tau perasaan Dilara kadang Dilara suka nangis sendiri jika ingat kejadian itu lagi. Kejadian itu meninggalkan trauma untuk Dilara.

Dilara tidak akan bisa melupakan kejadian ini jika masih bersama Deva karena setiap Dilara liat Deva dia akan teringat dengan Keilan.

"Gak enak banget rasanya, ada yang aneh di hati gue. Bukan rasa ini yang gue mau" ucap Dilara.

Sena usap punggung Dilara, Dilara butuh dukungan dari orang terdekatnya. Sena dan Bianca tidak mau Dilara mengalami depresi.

"Jujur aja yuk sama Deva biar lo juga tenang sama perasaan gak enak lo karena gak bagus dipendam sendirian apalagi lo ada niat menjauh dari Deva. Nnti Deva bakal sedih loh" ucap Bianca.

"Gue sama Bian tau kok gimana trauma nya lo tapi disini kita bakal bantu lo sampai lo bisa berdamai dengan trauma yang lo alami. Memang gak mudah tapi gada salahnya kita coba" ucap Sena.

"Apa gue harus ke psikiater? Kata orang kalo kita lagi punya beban pikiran kita bisa kesana" tanya Dilara.

Sena dan Bianca saling pandang. Apa harus Dilara dibawa ke psikiater karena kasus Keilan?.

.
.
.

Sebentar lagi ending nih.

DE LARA [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang