24 - DE LARA

1K 72 0
                                    

6 tahun kemudian...

Wanita berwajah ganteng itu keluar dari ruangan kerjanya dengan wajah datar yang menjadi ciri khasnya.

Sebulan yang lalu dia baru saja diangkat menjadi CEO di Liem Group, dikenal sebagai bos yang super tegas oleh karyawan nya.

"Celia, saya izin pulang dulu semua pekerjaan saya bisa kamu cek kembali di meja. Kalo kamu gada pekerjaan lagi kamu bisa pulang" ucap Wanita itu.

Wanita yang dipanggil dengan nama Celia itu mengangguk saat bos nya keluar dari ruang kerja dan menyuruh dia untuk mengecek kembali pekerjaan bos nya.

"Baik Miss Deva...hati-hati di jalan" ucap Celia sambil tersenyum.

Deva Mackenzie Liem, wanita berusia 23 tahun itu sudah kembali ke Indonesia saat studi S1 nya di Australia selesai. Setelah kembali, kedua orangtuanya menyuruh Deva untuk mengurus perusahaan keluarga.

Deva masuk ke dalam lift, lift turun dari lantai 21 ke lantai 1 gedung Liem Group. Hanya dia sendiri yang ada di dalam lift itu karena ini lift khusus petinggi perusahaan.

Ting.

Pintu lift terbuka, Deva langkahkan kaki jenjangnya menuju pintu keluar perusahaan. Karyawan yang bertemu dengan Deva menunduk hormat.

Didepan sana sudah ada asisten pribadinya yang bernama Xaviera, mobil mercy hitam sudah standby.

"Silahkan miss"

Xaviera buka pintu mobil belakang untuk Deva, Deva masuk ke dalam mobil disusul oleh Xaviera.

Xaviera, wanita berusia 25 tahun sudah bekerja selama setahun bersama Deva sebagai orang kepercayaan Deva lalu dia diangkat menjadi asisten pribadi Deva setelah Deva menjabat CEO.

"Kita langsung pulang miss?" tanya Xaviera pada Deva yang sedang sibuk dengan hpnya.

Deva mengangguk "Iya langsung pulang aja saya udh gak sabar mau bertemu dengan istri saya"

Xaviera tersenyum "Tadi siang saya sudah mengantar nyonya untuk check up miss"

"Terimakasih, tadi siang tidak ada kendala kan saat kamu mengantar istri saya?" tanya Deva.

"Tidak ada miss, semuanya akan terkendali jadi miss tidak perlu khawatir dengan nyonya" jawabnya.

Tak butuh waktu lama, mobil mercy hitam itu sampai di depan rumah mewah berlantai 2 itu.

Xaviera keluar lebih dulu dari mobil lalu dia buka pintu untuk Deva, Deva keluar dari mobil.

"Terimakasih, saya masuk dulu"

"Silahkan miss..."

Deva tersenyum, dia buru-buru masuk ke dalam rumah karena sudah seharian dia tidak bertemu dengan sang istri tercinta.

"Sayang...sayang...sayang..."

Deva berteriak memanggil istrinya yang entah berada dimana. Dari arah kolam renang seorang wanita cantik yang sedang hamil tua jalan ke arah suara yang memanggil dirinya.

"Deva jangan teriak-teriak" tegur wanita cantik itu.

"Lara sayang...aku kangen banget sama kamu tau sayang terutama sama si baby kita" ucap Deva lalu dia peluk Dilara dengan erat walaupun terhalang perut besar Dilara.

Dilara balas pelukan Deva dengan erat, dia juga merindukan Deva.

Sesuai janjinya 6 tahun yang lalu di bandara, Deva langsung menikahi Dilara ketika dia pulang ke Indonesia. Mereka berdua menikah di Australia dan tinggal disana sampai Dilara hamil setelah mengikuti program hamil.

Dilara tidak mau melahirkan di Australia jadinya Deva membawa Dilara ke Indonesia. Sekarang usia kehamilan Dilara sudah 9 bulan tinggal menunggu buah hati mereka lahir.

Rachelia dan Vero sudah menikah setahun yang lalu di Amerika dan memutuskan tinggal disana karena Vero sedang melanjutkan studi S2 nya.

Jean sendiri belum menikah, dia sedang menjalin hubungan dengan pria kaya raya asal Korea.

Keilan, wanita itu tidak ada kabarnya semenjak kejadian kelam yang menimpa Dilara. Dia benar-benar menghilang begitu saja bagaikan di telan bumi.

Rachelia, Vero dan Jean sudah mencari keberadaan Keilan di Inggris tapi tidak bertemu. Mungkin Keilan sendiri yang sengaja mau menghilang dari sahabatnya karena malu dengan Deva dan Dilara.

"Mandi dulu gih habis itu makan tadi aku masak makanan kesukaan kamu loh sayang" ucap Dilara.

"Duh Lara, aku kan pernah bilang jangan sentuh dapur saat kamu lagi hamil begini biar bibi aja sayang yang masak" tegur Deva.

Deva cuma khawatir dengan kondisi istri dan anaknya apalagi di dapur banyak benda tajam. Kalo Dilara jatuh kan bahaya, Deva gamau hal itu terjadi.

"Aku cuma masak udang aja kok"

"Sama aja baby, lain kali gaboleh ya seperti itu. Kalo masih nakal nnti pintu dapur aku kunci sampai aku pulang"

Dilara mengangguk. Dari dulu sampai sekarang Deva tidak pernah berubah selalu perhatian padanya.

"Yaudah yuk ikut ke kamar, temenin aku mandi sayang" ajak Deva sambil merangkul Dilara.

Sore ini Dilara cantik sekali di mata Deva karena istrinya pakai daster warna pink khusus ibu hamil. Deva beli daster itu saat usia kehamilan Dilara menginjak 7 bulan.

Mereka berdua masuk ke dalam kamar, Dilara bantu Deva buka pakaian kerja yang hari ini Deva pakai.

Deva peluk perut besar Dilara lalu dia elus. Hal yang sering dia lakukan ketika Dilara dinyatakan hamil.

"Hari ini baby nakal gak?" tanya Deva.

"Gak kok hari ini dia anteng banget gak kayak biasanya yang selalu gerak-gerak terus kalo kamu gada dirumah. Mungkin baby mulai paham kalo mommy nya lagi kerja"

Deva terkekeh "Tumben banget sayang. Padahal aku suka kalo dia terus-terusan gerak di dalam perut kamu keliatan sexy banget sayang"

"Sexy dari mana sih? Malah badan aku gemuk begini gada sexy nya"

"Ya kan itu menurut kamu sayang bukan menurut aku, di mata aku kamu selalu cantik dan sexy" ucap Deva sambil mengedipkan matanya.

"Gombal! Dah sana mandi" balas Dilara.

Deva cemberut, padahal dia udh jujur tapi Dilara masih aja bilang kalo dia itu ngegombal. Dengan langkah lesu Deva masuk ke dalam kamar mandi.

Dilara menahan tawa karena dia berhasil buat Deva bete. Jarang-jarang dia bisa jahilin Deva kayak sekarang ini.

Dilara ambil piyama untuk Deva dari dalam lemari lalu dua letakkan di pinggir ranjang. Dilara masih tidak menyangka kalo dia akan menikah dengan Deva padahal dia sudah kabur ke Yogyakarta dan sengaja lost contact dengan Deva. Dia ganti no hp baru.

Dia berhasil kabur dari Deva selama 4 tahun setelah Deva pergi ke Australia dia mulai jarang membalas pesan masuk dari Deva.

Tapi takdir berkata lain, setelah dia lulus S1 di Yogyakarta dia malah bertemu dengan Deva ketika dia sedang jalan santai di Malioboro.

Deva marah padanya karena Dilara sengaja memblokir nomornya agar Deva tidak bisa menghubungi Dilara lagi. Deva tidak menyerah begitu saja saat Dilara bilang mau mengakhiri hubungan mereka berdua.

Deva yakinkan kembali Dilara agar Dilara tau kalo Deva sangat mencintai Dilara dan hanya Dilara yang dia cintai sampai akhir hayatnya.

Akhirnya Dilara kembali mau melanjutkan hubungan dengan Deva karena takut Dilara pergi lagi Deva segera menikahi Dilara.

.
.
.

1 part lagi ending nih siap-siap berpisah sama Deva dan Dilara yaa. Kalo ada typo langsung tandain aja ya makasih..

DE LARA [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang