1 | Berbagi

3.5K 511 125
                                    

Jangan lupa vote komennya yak:)!

SELAMAT MEMBACA 📖!

SELAMAT MEMBACA 📖!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

01. Berbagi

Ellgar keluar dari dalam mobilnya lalu membukakan pintu samping kemudi. Regan tersenyum lebar saat sang ayah menggendongnya dan menurunkan ia di depan gerbang sekolahnya.

Ellgar berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi sang anak. "Belajar yang rajin ya? Biar besar nanti jadi—," Ellgar sengaja menggantungkan ucapannya agar Regan yang melanjutkan.

Dengan riangnya Regan berucap. "Biar bisa ketemu Mama," serunya.

Ellgar terdiam. Ini ... bukan seperti perkiraannya.

Ia tersenyum paksa. "Ya sudah. Sekarang kamu masuk! Nanti Papa jemput," ujarnya.

Regan mengangguk. Lalu melambaikan tangannya pada Ellgar yang sudah bersiap pergi ke kantornya.

Anak kecil itu terus berjalan menuju kelasnya, tapi langkahnya terhenti begitu ia melihat teman sekelasnya yang sangat pendiam terlihat ketakutan ketika pria dewasa di hadapannya tengah membentak.

"Belajar yang bener! Jangan malu-maluin gue sebagai orang tua lo! Awas aja kalau besar nanti gak bisa cari duit," gertak pria dewasa itu.

Regan menyembunyikan tubuhnya di balik tembok. Ia sedikit mengintip saat melihat pria dewasa itu mendorong dahi anak kecil yang masih terdiam dengan tubuh gemetar.

Setelah pria dewasa itu pergi, Regan baru keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berniat menghampiri teman sekelas yang tidak ia ketahui namanya itu, tapi anak itu sudah lebih dulu pergi dari sana sebelum sempat Regan mengajaknya berkenalan.

Regan memutuskan untuk masuk kelas dan duduk manis di tempat duduknya. Ia duduk sendirian, karena tidak ada yang mau duduk sebangku dengannya.

Regan tersenyum riang membayangkan ia besar nanti. Ia tidak sabar menunggu waktu itu tiba. Setelah itu pasti teman-temannya mau berteman dengannya dan Regan tidak akan kesepian lagi.

Sesuai janjinya pada sang ayah, Regan belajar sungguh-sungguh dengan memperhatikan guru yang tengah memberikan materi di depan papan tulis.

Satu jam berlalu, waktu istirahat tiba. Regan membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan bekal yang Ellgar sudah siapkan pagi tadi.

Nasi dengan beberapa nugget membuat Regan tersenyum dan tak sabar untuk menyantapnya. Perutnya sudah meronta di isi dari tadi.

Ellgar memang tak pernah absen untuk memberikan Regan bekal dengan makanan sehat dan bergizi. Pria itu sungguh-sungguh ingin membuat Regan tumbuh menjadi sehat dan kuat.

REGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang