12 | Salah paham

2.3K 358 128
                                        

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Setelah mengenalkan diri kepada calon ibu tiri dan kakak tirinya, Regan bergegas ke kamar tanpa memperdulikan Rania dan Ellgar yang berusaha menjelaskan kesalahan pahaman yang terjadi.

Ayahnya terlalu egois, menyuruhnya untuk menghormati orang lain tapi dirinya sendiri tidak menghormati keberadaan Regan sebagai anaknya. Jika Ellgar menganggapnya anak, pasti pria itu juga ikut meminta keputusan darinya.

Tapi apa? Ellgar bersikap seolah keputusan darinya bukanlah hal yang di perlukan. Setidaknya jika Ellgar menyayanginya, pria itu harus memberitahukan tentang rencana pernikahannya jauh-jauh hari.

Bukannya Regan tidak suka melihat kebahagiaan ayahnya. Tapi bisakah Ellgar sedikit saja melibatkannya dalam hal ini?

Di kamar bernuansa abu-abu itu, Regan membaringkan tubuhnya yang terasa lelah di atas ranjang king size nya.

Matanya terus menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan gelisah. Sejujurnya Regan takut jika Ellgar menikah, kasih sayang yang selalu pria itu berikan padanya akan terbagi. Apalagi setelah mengetahui jika ia bukan anak kandung pria itu.

Boleh kah ia egois kali ini?

Saking lelahnya, Regan terlelap tanpa mengganti pakaiannya sama sekali atau sekedar membersihkan diri.

Sedangkan di ruang tamu, Ellgar berusaha meyakinkan Helena jika semuanya akan baik-baik saja.

"Kamu gak perlu khawatir. Regan cuma butuh waktu buat nerima semuanya,"

Tetap saja Helena tidak tenang, ia merasa kehadirannya dan Zayn tidak di harapkan oleh Regan. Wanita itu juga merasa tidak enak pada Regan.

"Sebaiknya kalian istirahat, masalah Regan biar besok Mama coba bicara sama dia baik-baik." usul Rania yang di angguki oleh Ellgar.

***

Pagi menyapa, Alana terlihat sibuk mengubrak-abrik kamarnya hanya untuk mencari satu barang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, itu artinya 15 menit lagi bel masuk kelas berbunyi.

"Alana, udah jam 7 sayang. Kamu belum sarapan,"

Mendengar suara ibunya dari luar, Alana segera membuka pintu kamarnya dan menatap Seyla, prustasi.

"Astaga! Kamu habis ngapain? Ini kamar gadis apa kandang ayam, kenapa berantakan gini, Alana?" Seyla mengintrogasi putrinya saat melihat keadaan kamar anak gadisnya yang sangat berantakan.

"Mommy liat sepatu jordan warna hitam putih yang semalem Alana pakek gak? Sepatunya ilang, Alana cari-cari gak ketemu." lirih Alana. Sudah sejak tiga puluh menit lalu ia mencari-cari sepatu milik cowok yang selalu ia sebut jenglot itu, namun tidak membuahkan hasil sama sekali.

REGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang