Day 8

281 43 5
                                    

Aku memasuki perusahaan dan disambut oleh semua karyawan yang berjajar dengan membungkukkan badan. Dibelakangku ada Jinhyun dan juga para ketua diberbagai bidang. Seperti biasanya, aku orang yang perfectionis. Saat berjalan menuju ruanganku, aku selalu mengamati semua yang kulewati.

Ah iya, bisnis yang kujalankan merupakan bisnis di bidang home dekor. Pagi ini, aku dan seluruh jajaranku memeriksa barang yang baru saja diproduksi. Aku berhenti ketika melihat semuanya berjajar rapi di ruang penyimpanan, seperti sofa, guci, lemari, nakas, lukisan klasik, dan sebagainya.

Jinhyun memberikan sarung tangan dan aku langsung memakainya, lalu segera mengecek barang satu persatu. Banyak kategori yang harus dipenuhi untuk lolos dalam quality control yang aku pegang. Mulai dari detail, warna, jahitan, motif, padu-padan, dan kualitas bahan.

"Oke, good quality semuanya." Ucapku sambil mencopot sarung tangan. Sedangkan semua yang mengikutiku menghela napas lega.

Namun ada satu yang menarik perhatianku. Ada sebuah guci yang besar penuh dengan bunga mawar putih. Aku menghampirinya. "Kenapa ada bunga disini? Apakah ini juga guci yang baru?"

Jinhyun langsung maju dan berbisik padaku. "Itu titipan dari Tuan Oh Sehun untuk Anda, Presdir Kim. Maafkan aku, aku tidak bisa menolaknya."

Tanpa sadar aku tersenyum kecil dan menyentuh bunga yang masih segar itu. Namun dengan cepat aku mengedipkan mata dan menetralkan wajahku. "Bawa bunga ini ke loby. Siapapun boleh mengambilnya. Atau susun saja sebagai hiasan meja."

"Ne, algesseumnida." Jinhyun segera menyuruh orang untuk membawa bunga ini keluar dari ruang penyimpanan.

****

Aku menatap layar tablet sambil melamunkan tentang siapa Mr. Oh itu. "Mr. Oh.... Mr. Oh.... Siapa kau sebenarnya?"

Kalau Oh Saebom, dia sudah terbukti berbohong.

Oh Sehun? Tidak mungkin! Dia hanya petani bunga yang pendapatannya tidak seberapa.

Oh Jinseok? Mantanku ini sudah lost contact sejak dia memutuskanku. Aku tidak tahu dimana dia sekarang.

Astaga Kim Jisoo! Kenapa kau harus terjebak dengan pria bermarga Oh?!!

"Haahhh~" Aku menghela napas lelah dan.... "Kkamjagiya!! Kapan kau ada disini?!!" Aku terkejut saat Jinhyun duduk di depanku.

"Baru 5 detik." Jinhyun memperlihatkan lima jarinya kepadaku. "Tapi Anda tidak mendengar panggilanku."

Aku berdecak pelan.

"Presdir Kim, apa yang sedang Anda pikirkan?" Sekretarisku ini bertanya dengan rasa penasaran yang tinggi.

"Ingin tahu?" Dengan pelan aku mengambil bolpoint merah.

Jinhyun mengangguk.

"Benar-benar ingin tahu?" Tanyaku sekali lagi sambil menunjuknya dengan bolpoint yang kupegang.

Sekretarisku itu segera memasang senyum pasrah dan menggeleng. "Aniyo, aniyo." Ia tahu bahwa gajinya akan dipotong dengan bolpoint merah ini.

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanyaku sambil meletakkan bolpoint merah itu.

Seakan ingat akan tujuannya kesini, Jinhyun memberikan sebuah dokumen kepadaku. "Itu adalah prosentase penjualan minggu ini."

Aku membacanya dan mengangguk. Penjualan minggu ini mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu banyak. Tapi kemungkinan jika dihitung dalam sebulan akan memenuhi target. Aku menutupnya dan mengembalikan dokumen itu pada Jinhyun. "Ada lagi?"

Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang