Day 27

386 43 7
                                    

Tok! Tok!

Klek!!

"ASTAGA!! ASTAGA!!"

Aku seketika terkejut saat Ibu tiba-tiba datang dan melihatku tidur bersama Sehun dengan mata yang membulat yang berdiri tepat di depan pintu.

"Ibu, ini rumah sakit bukan di rumah!! Ibu benar-benar mengejutkanku!" Aku menggeliat pelan sebelum akhirnya mengomeli Ibu. Kemudian menatap Sehun yang hanya diam menahan malu. "Gwaenchana? Maaf, Ibu memang suka seperti itu."

"Maaf-maaf. Ibu tidak bermaksud mengejutkan kalian. Ibu__ Ibu hanya terkejut melihat kalian pagi-pagi begini belum bangun." Kekeh Ibu di akhir kalimatnya yang terdengar garing.

Aku berdecak pelan kemudian turun dari ranjang, menemani Ibu yang berjalan menuju sofa.

"Oh iya. Ibu membawa sarapan untuk kalian. Ibu yang memasaknya sendiri." Ujar Ibu begitu duduk lalu membuka satu per satu bekal yang dia bawa.

Aku menatapnya curiga. "Aku tidak percaya."

"Ibu hanya memasak ayam saja. Bulgogi, sup, kimbab, salad, jus, itu semuanya beli." Timpal Ayah begitu masuk ruangan.

"Ya! Bisakah kau sekali-kali mendukungku?" Kesal Ibu kepada Ayah yang tiba-tiba masuk. Sedangkan Ayah tidak menanggapi dan langsung mengobrol dengan Sehun, menanyakan keadaannya.

Aku menggelengkan kepala melihat tingkah Ibuku ini. Kemudian menuang jus ke dalam gelas.

"Uhm... Kau sarapan dulu. Ibu ingin mengobrol dengan menantu Ibu." Ujarnya lantas meninggalkanku sendirian di sofa.

Tak lama setelah itu, ponselku bergetar panjang. Jinseok meneleponku. Untuk apa lagi dia menghubungiku? Aku segera mematikan panggilannya dan melanjutkan sarapan pagiku.

Namun beberapa detik kemudian sebuah pesan dari Jinseok masuk. Aku memutuskan untuk melihatnya.

|Hasil lab sudah keluar, bisakah kau ke ruangan dokter Seo?

Aku terdiam beberapa saat. Aku terlalu berpikiran negatif padanya. Setelah meletakkan sumpit aku segera beranjak.

"Aku keluar sebentar."

"Mau kemana?" Tanya Ayah.

"Dokter Seo memanggilku." Aku menatap Sehun sekilas. Kemudian segera keluar menuju ruangan dokter yang menangani suamiku.

****

Aku tersenyun lega setelah membaca hasil lab bahwa tumor yang ada di kepala Sehun adalah tumor jinak. Aku menatap dokter Seo yang telah bekerja keras selama ini.

"Terima kasih dokter Seo." Aku membungkuk sopan.

"Tapi Tuan Oh masih tetap harus melakukan rawat jalan dan pemantauan tim medis." Ucap dokter Seo.

Aku mengangguk paham. "Ne, algeseumnida."

Dokter paruh baya itu mengulas senyum. "Semoga kalian tetap sehat."

"Kamsahamnida. Kalau begitu saya keluar dulu." Aku sungguh tidak sabar memberitahukan ini pada Sehun.

Aku berjalan menyusuri koridor dengan rasa lega. Aku berharap dia cepat pulih dan kami bisa hidup dengan tenang tanpa gangguan siapapun.

"Jisoo."

Langkahku terhenti ketika Ayah keluar dari ruangan Sehun dan menghampiriku. "Kenapa Ayah?"

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Ayah.

Aku tersenyum kemudian memberikan surat dari dokter kepada Ayah. Begitu Ayah membacanya, dia terlihat begitu bahagia.

"Ayah sangat lega dan senang mengetahui hasilnya." Ujar Ayah menatapku.

Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang