Day 30

566 38 4
                                    

Hari ini aku tak sengaja bertemu dengan Bona di jalan saat akan ke supermarket. Wanita itu kini duduk berhadapan denganku disebuah cafe dengan wajah yang menunduk. Sedangkan aku duduk bersidekap dada sambil menatapnya dingin.

"Siapa tadi?"

Bona menggeleng. "Tidak tahu."

"Tapi bagaimana dia bisa mengenalmu dan mengejarmu?!" Ucapku sedikit kesal

"Awalnya dia hanya mengajakku foto bersama. Kukira dia hanya fans, ternyata dia mengikutiku sampai membuatku takut bahkan berlari mengejarku." Jelas Bona.

Aku hanya menghela napas, mengingat Bona merupakan selebgram kupikir wajar jika ada orang jahat yang berpura-pura menjadi penggemarnya.

Ya, tadi aku melihat Bona berlari karena dikejar oleh seorang pria yang tidak diketahui identitasnya. Oleh karena itu aku menolongnya.

"Untunglah kau datang dan menyelamatkanku." Lanjutnya sambil terkekeh.

Aku menatapnya malas. "Lalu, kau akan kemana setelah ini?"

"Tidak tahu." Bona menggeleng.

Seketika aku berdecak.

"Bagaimana jika aku ikut denganmu?"

Mataku langsung melotot menatapnya. "Tidak bisa! Kenapa kau selalu membuatku repot?!"

Bona kembali menunduk. "Mianhae."

Lagi-lagi aku menghela napas melihat Bona yang mengerucutkan bibirnya. "Begini saja, aku akan mengantarmu pulang."

"Arasseo. Aku akan menunjukkan alamatnya padamu." Angguk wanita itu.

"Kau kira aku tidak tahu rumahmu?" Apakah Bona meremehkanku? Tentu aku tidak lupa rumah Kim Mi Nam.

"Memangnya kau tahu? Kenapa tidak datang atau mampir?" Tanyanya bingung.

Aku turut mengernyitkan dahi. Dia ini amnesia atau apa? Aku jelas-jelas pernah datang ke rumahnya. Ataukah...

"Sekarang aku tinggal di Apartemen." Ujarnya lagi.

"Apa? Sejak kapan? Kenapa kau tidak memberitahuku?" Tanyaku spontan.

Bona menahan senyumnya. Sementara aku menyadari pertanyaan beruntun tadi dan berdehem sejenak.

"Bisakah kita baikan?" Bona menunjukkan tanda peache kepadaku.

Aku menelan ludah. Kemudian mengambil tas dan berdiri. "Kajja. Kita pergi dari sini."

"Jisoo! Kim Jisoo!"

Tak menghiraukan panggilan Bona, aku langsung pergi dan masuk ke dalam mobil. Beberapa detik kemudian Bona menyusulku dan duduk di sampingku.

Dalam perjalanan Bona terus mengajakku mengobrol dan memberitahuku alasan dia pindah dari rumah sang ibu, hingga bernostalgia jaman sekolah bersamanya dulu. Aku masih menggapinya dingin dan masih belum terbiasa dengan ini.

Sampai di apartemennya, aku keluar dari mobil sambil mengamati apartemen yang cukup mewah ini. "Disini?"

Bona mengangguk. "Jisoo," panggilnya.

"Wae?"

Tiba-tiba dia memelukku. "Gomawo!"

"Hei! Ya! Lepaskan aku!" Aku mendorongnya hingga terlepas darinya. Namun saat Bona akan memelukku lagi aku segera mundur beberapa langkah sambil memperingatinya. "Berhenti disitu! Jangan menyentuhku! Atau..." Aku mengepalkan tangan.

"Aku tidak peduli. Jeongmal gomawo. Cup!"

"YA! KIM BONA!!" Teriakku kesal ketika wanita itu tiba-tiba memelukku lagi dan menciumku, kemudian berlari masuk apartemen.

Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang