Gift

503 42 8
                                    

"Oppa," Panggilku pada sepupuku Hae In.

"Hm?" Pria yang duduk di depanku itu menatapku.

Kami baru saja selesai sarapan. Bibi dan Ibu sedang membersihkan dapur dan mencuci piring. Sedangkan Ayah sudah kembali ke ruang kerjanya. Lalu Sehun sedang bersiap-siap untuk ke kantor dan belum keluar dari kamar.

"Bagaimana?" Tanyaku berbisik.

Hae In Oppa tertawa kecil saat tahu kemana arah pembicaraannya, lalu dengan cepat merubah ekspresi wajahnya menjadi masam. "Tadi malam dia mengancamku dan aku hampir saja kehilangan perusahaanku."

Aku tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasannya. "Benarkah? Hahaha... Aku bahkan tidak sampai berekspektasi seperti itu."

"Jika bukan demi dirimu. Aku tidak akan mau melakukan itu seumur hidupku. Kau tau? Aku benar-benar berusaha menahan seluruh tubuhku yang bergetar karena tatapan tajamnya. Terlebih dia pemilik SJ.N Holding. Mungkin jika bukan mengingat aku adalah sepupumu, Sehun akan benar-benar membuatku bangkrut." Dengus Hae In Oppa.

"Mian-mian. Hanya kali ini saja. Aku tidak akan menyuruh Oppa lagi hehehe..." Kekehku yang tak berdosa.

"Sebenarnya kenapa kau melakukan ini? Kau ingin mengujinya? Bukankah dia sudah terlalu mencintaimu? Apa usahanya masih kurang?"

Aku terkejut. Tunggu! Bagaimana Oppa tahu semua itu?

"Ibuku yang memberitahumu?" Selidikku.

"Jika bukan karena Bibi Ji Hye, bagaimana aku bisa mengetahui kabarmu? Apakah kau pernah menghubungiku sekali saja dalam sebulan?"

Aku kembali tertawa dan merasa bersalah. "Hehehe... Mian Oppa~ Aku hanya ingin melihat Sehun cemburu saja. Dia itu terlalu sabar."

"Bukankah itu hal yang bagus?"

Aku menggeleng. "Tidak untukku. Aku takut dia tidak mencintaiku lagi. Aku takut perasaannya berkurang padaku."

Oppa hanya bisa menghela napas menanggapiku.

"Tapi bisakah kau membantuku sekali lagi?" Lanjutku sambil memohon.

Oppa langsung menggeleng. "Ani! Sirheo!"

"Ck! Jahat sekali!" Bibirku mengerucut sebal.

"Tidak jika membuat Sehun memusuhiku!" Oppa memberiku peringatan.

Kemudian aku mengeluarkan sesuatu dari dalam tas dan memberikan benda itu. "Bagaimana jika ini?"

Hae In Oppa yang sedang minum air itu langsung tersedak. "I-igeo mwoya?" Tanya Oppa tergagap seraya mengambilnya.

"Kau... Hamil??" Bisik Oppa dengan mata membulat.

Aku tersenyum sambil mengangguk.

"Kau sudah mengecek ke dokter?" Tanya Oppa lagi.

Aku menggeleng. "Rencananya aku akan ke dokter hari ini setelah Sehun mengantarku ke perusahaan." Bisikku.

Hae In Oppa masih syok dan masih terus melihatnya. Mungkin dia tidak percaya akan mendapatkan seorang ponakan.

"Jadi ini yang membuatmu sensitif?" Oppa menatapku heran.

"Uhmm... Bisakah kau membantuku?" Aku benar-benar meminta tolong pada Oppa. Semoga dia menyetujuinya.

Akhirnya pria itu menghela napas pasrah melihat aku memohon. "Apa yang harus kulakukan?"

"Nanti saja, aku akan memberitahumu ketika aku sampai di kantor." Ucap Jisoo berbisik dan Hae In tiba-tiba menyembunyikan tespack dibalik tubuhnya karena Sehun datang menuruni anak tangga. Kemudian memberikannya padaku melalui bawah meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang