Bab 2 Dilamar?

1.9K 76 1
                                    

Kedua keluarga kini sudah berada di restoran yang terkenal di daerah Surabaya ini. Mereka memesan porsi yang cukup banyak.

Syeila dan Dirga baru sampai saat makanan sudah dihidangkan. Keduanya mengambil tempat duduk di tengah-tengah keluarga. Hingga posisinya keduanya berhadapan yang diapit oleh orang tua masing-masing.

Kedua keluarga ini menikamti makanan ini hingga makanan penutup datang. Kedua keluarga ini menjeda waktu sebentar untuk berbicara.

"Her, sesuai omongan kita waktu itu. Ketika anakmu udah lulus kita akan segerakan mengikat mereka" ucap Om Danu yang membuat Syeila terbengong. Pasalnya waktu yang ditempuh sangat dekat, hingga membuat Syeila merasa tertekan.

"mohon maaf sebelumnya, menurut Syeila ini terlalu cepat. Syeila masih berkeinginan untuk lanjut S2 Om" ucap Syeila sopan yang mendapat pelototan dari kedua orangtuanya.

"gapapa Syei kalo mau ngambil S2, nanti biar diarahin Dirga" ucap Hera yang membuat kedua orang tua Syeila menghela napas lega.

"Syeila harus focus cari kerja juga kan Om?" tanya Syeila seolah meminta agar Danu menyetujui ucapannya.

"untuk masalah Financial, insyaallah saya siap menanggung" kini giliran Dirga yang membuka suara.

Seolah dalam satu ruangan ini memojokkan Syeila agar segera menikah tanpa terkecuali. Akhirnya Syeila hanya bisa mengangguk pasrah. Syeila menatap mata kedua orangtuanya yang syarat akan binar Bahagia dan lega. Kemudian tatapan matanya berpapasan dengan sorot mata tajam sosok lelaki dihadapannya. Seolah saling mengirim sinyal dari kedua bola mata mereka, alis Syeila menyuruh agar Dirga permisi lebih dulu.

"mohon maaf semuanya, saya dan Syeila izin berkeliling sebentar ada yang ingin kami beli" ucap Dirga meminta izin kepada kedua orangtua mereka. Respon yang sangat antusias terlihat dari keempat lansia ini.

Keduanya berjalan menuju keluar restoran, Dirga sedikit menjaga jarak dengan Syeila bermaksud untuk saling menghormati satu sama lain.

"Kita ke toko sebelah sana dulu" tunjuk Dirga pada salah satu toko perhiasan yang sangat terkenal. Syeila hanya mengikutinya saja.

Ketika sampai, Dirga segera mempersilahkan kepada Syeila untuk memilih perhiasan yang diinginkannya. Dari pandangan yang Syeila dapat tangkap, sosok Dirga ini sangat santun, sopan serta tipe lelaki yang akan memuliakan perempuan.

"silahkan kamu pilih yang sesuai dengan seleramu" suruh Dirga yang mau tak mau Syeila turuti.

"Mas, ini buat apay a?" tanya Syeila memastikan.

"untuk mengikat kamu dengan saya, sebelum saya pindah tugas" ucap Dirga yang membuat mulut Syeila membuka sedikit.

Tanpa berpikir lama, keduanya segera memilih cincin dan melakukan pembayaran. Kali ini Dirga dengan santai membayar perhiasan yang nominalnya mencapai dua digit. Syeila yang mengerti harga yang lumayan fantastis bermaksud membatalkan pesanannya, tetapi dicegah oleh Dirga.

"itu mahal Mas" bisik Syeila pelan agar tidak terdengar oleh pelayan.

" tidak apa-apa, itu sebanding denganmu" ucap Dirga kemudian membawa paperbag berlogo nama perusahaan perhiasan tersebut.

"ehmm,,, Mas sebenernya aku masih belum siap untuk nikah tahun ini" ucap Syeila mengawali pembahasan yang harus mereka bicarakan lebih dulu.

"apa alasanmu?" tanya Dirga

" sebenarnya akum au ngambil S2 terus mau buka perusahaan sendiri mas" ucap Syeila.

"bukannya, setelah menikah tetap bisa melanjutkan pendidikanmu?" tanya Dirga Kembali.

"aku hanya takut lalai dalam tugasku sebagai istri mas" ucap Syeila sambil menatap Dirga dari samping. Seolah mengerti tatapan Syeila, Dirga menolehkan kepalanya kemudian berucap.

"saya ngga maksa atau neken kamu untuk jadi istri sempurna, cukup nurut dan saling menjaga martabat kita dan kedua keluarga kita" putus Dirga seolah mengerti kekhawatiran yang dirasakan oleh Syeila.

"hmm, sebelumnya mas pernah punya masa lalu atau hal lainnya?" tanya Syeila mencoba mengorek masalalu.

"saya tidak pernah sedekat itu, hanya memiliki 2 sahabat perempuan waktu Pendidikan dulu" ucap Dirga.

"apakah salah satu diantara mereka berhasil memikat hati Mas Dirga?" tanya Syeila Kembali.

"entah, saya hanya menganggap mereka teman berjuang. Jikapun mereka menganggap lebih toh itu urusan mereka" jawab Dirga meyakinkan Syeila.

Perbincangan mereka harus selesai, karena mereka telah memasuki restoran dimana keluarga mereka sudah menunggu kedatangan mereka. Dirga dan Syeila menempati tempat duduknya Kembali.

"udah puas jalannya?" tanya Dira kepada Syeila, bermaksud menggoda gadis cantik didepan anaknya ini.

"udah tante" ucap Syeila sambil menahan senyumnya.

"hmm,," deheman dari lelaki gagah menghentikan aksi menggoda keluarga ini.

"Om, Tante saya berniat untuk mengikat Syeila menjadi Istri saya. Bolehkan saya menyematkan cincin ini sebagai bukti keseriusan hubungan ini?" izin Dirga kepada orangtua Syeila. Orangtua Syeila tersenyum hangat.

"Om dan Tante menyerahkan semua keputusan pada putri cantik Om ini" balas Hermono.

"bagaimana Syeila?" kini Om Danu yang bertanya.

"dengan restu mama papa, insyaallah aku menerima keseriusanmu" ucap Syeila malu-malu.

Dirge berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke kursi Syeila. Orang tua Syeila beranjak dari tempatnya dan bergabung dengan orang tua Dirga. Momen penting ini diabadikan oleh Yudha yang dari deheman Dirga.

Dirga berjongkok dihadapan Syeila menumpukkan satu kakinya. Kedua tangannya membuka kotak cincin yang tadi mereka beli.

Kedua orang tua mereka sangat kaget dengan aksi anaknya. Pasalnya rencana mereka hari ini hanya menentukan tanggal lamaran, tetapi dengan sigap seorang Dirga lebih dulu mengikat Syeila.

Cincin terpasang dengan sempurna dijari kiri Syeila. Syeila menahan senyum, karena ia merasa diratukan oleh seorang Dirga, lelaki yang baru ditemuinya kurang dari 2 jam.

"ayo foto dulu" ucap Yudha seolah menyadarkan Syeila dari lamunannya.

"jangan kaku ya kalian" sebelum berspose, Yudha mengingatkan kepada dua manusia ini.

Beberapa cekrekan mereka tangkap, setelah itu foto Bersama orang tuanya dan terakhir Bersama Yudha. Momen ini memang sangat dinanti oleh keluarga Hermono, karena dengan ini, tunai sudah keinginan Hermono dalam mencarikan putrinya seorang lelaki yang bisa ia percaya menjaga putrinya untuk kedepannya.

Acara hari ini selesai, kedua keluarga ini memutuskan untuk pulang ke kediaman masing-masing. Tapi sebelum itu, Syeila mengambil barang-barang yang ia titipkan pada mobil Dirga.



TBC!!

Hai kembali lagi yaaaaa

semoga suka

jangan lupa vote dan komen

Hukum MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang