Bab 4 Rumah Sakit

1.4K 66 0
                                    

Haiiii jgn lupa vote yaa

Sesampainya di kantor, Syeila segera menemui mamanya di ruangannya. Sambil membawa laporan yang ia dapat dari Dirga, ia tersenyum sambil meraba pipinya.

"anak mama ini kenapa kok masuk ruangan udah senyum senyum gitu?" tanya Mama Dira

"ngga papa" sahut Syeila lalu menuju kursi untuk menyelesaikan kasus yang ia pegang.

Syeila menyelesaikan tugasnya hingga suara pintu ruangannya diketuk oleh seseorang. Setelah mempersilahkan orang itu masuk, terpampanglah wajah manis milik Dirga disana. Syeila yang tak menyangka akan kedatangan Dirga segera menolehkan matanya ke jam yang terletak di atas sofa. Jam tersebut menunjukkan pukul 12 siang, yang mengartikan saat ini adalah waktu untuk makan siang.

Dengan mempersilahkan Dirga untuk menunggu di sofa yang ada di samping pintu, Syeila melihat kesamping kursinya dan terlihat disana Mamanya sudah tidak ada. Ternyata Syeila terlalu semangat dan focus pada kasus kali ini.

"maaf ya Mas, aku lupa banget. Ini langsung ke sana kan?" pertanyaan Syeila hanya mendapat anggukan mantap dari Dirga.

Keduanya pun keluar dari ruangan, dan berpapasan dengan mama Dira.

"loh mantu mama kok disini?" tanya Mama Dira kepada Dirga yang mendapat lirikan menggoda dari beberapa karyawan.

"anu ma,, Adek mau jenguk korban kekerasan " jelas Syeila yang mendapat balasan berupa anggukan kepala dari Mama Dira.

"kok sama Dirga Dek?" tanya Mama Dira

"yak an Mas Dirga yang tau ma" tutur Syeila kemudian.

"izin Tan, mau ngajak Syeila keluar" pamit Dirga

"sekalian ajakin makan ya Dir" ingat Mama Dira yang mendapat dengusan sebal dari Syeila, pasalnya ia memang sengaja untuk mengurangi porsi makannya.

"siap tante" ucap Dirga kemudian bersamalan dengan Mama Dira yang disusul oleh Syeila.

"ati-ati ya Syei, mantu mama di lembutin" bisik Dira kepada anaknya.

Syeila berjalan menuju mobilnya, tetapi sebelum sampai di mobilnya ada tangan yang mencegahnya untuk melangkah. Tangan yang terbalut seragam berwarna abu setengah coklat itu berada di tangan Syeila, yang mampu membuat Langkah Syeila berhenti.

Seolah dapat membaca raut wajah yang ditampilkan oleh Syeila, Dirga kemudian menjelaskannya.

"kita semobil, pake mobil saya" ungkap Dirga yang langsung dimengerti oleh Syeila.

Tanpa menunggu waktu lama, Syeila dan Dirga menuju mobil Dirga dan bergegas meninggalkan parkiran mobil. Dalam perjalanan keduanya sangat tenang dan menikmati alunan lagu dari keisya levronka berjudul tak ingin usai. Keduanya termenung hingga pandangan mata Syeila menuju kearah jalan.

"Mas stop!" ucap Syeila tiba-tiba hingga mengagetkan Dirga.

"ada apa?" tanya Dirga panik.

Dengan senyum kecil dan raut muka tak bersalah Syeila berucap " itu ada yang jualan buah, masa kita jenguk orang ngga bawa oleh-oleh"

Dari perkataan Syeila, tersirat bahwa Syeila ingin membelikan sebuah oleh-oleh untuk seorang korban yang sedang ia tangani kasusnya. Dirga yang melihat itu sangat tersanjung dan terpukau oleh sisi kemanusian yang dimiliki oleh calonnya. Ternyata pilihan kedua orangtuanya sangat tepat dan sesuai apa yang dia mau.

Dengan menyalakan lamp usen ke kiri, Dirga mulai menepi perlahan untuk membeli apa yang dimau Syeila. Dengan Langkah kecil dan senyum manis, Syeila turun dari mobil menuju kios buah segar yang menjual berbagai parsel buah. Pilihannya terjatuh pada parsel berisi apel, buah pir, jeruk, cherry, anggur dan stroberry.

Hukum MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang