Pagi ini setelah menjadi seorang Sarjana Hukum, Syeila ingin mulai membantu Firma Hukum milik keluarganya. Ia akan mengambil bidang perdata yang sesuai dengan bidangnya selama menempuh S1. Diawali dengan bangun yang sangat pagi selama sebulan terakhir ini, Syeila berjalan kedapur untuk membuat sarapan keluarga.
Meskipun ada pembatu keluarag, tetapi keluarga Hermono tetap menjalankan aktivitas mereka seperti biasa. Seperti memasak ini, sudah menjadi kewajiban Dira dan Syeila untuk mengatasinya. Pembantu hanya akan membantu jika mereka memiliki hajat besar dan membersihkan rumah.
"Pagi Ma" sapa Syeila kepada mamanya yang mendapat pelukan serta ciuman pagi dari mamanya.
"hari ini jadi bantu di perusahaan kan?" tanya Dira memastikan, Syeila hanya mengacungkan jempolnya sebagai tanda setuju.
Mereka berdua bergulat dengan alat dapur hingga jam menunjukkan pukul 6 pagi. Syeila berpamitan kepada mamanya untuk mandi lebih dulu, sedangkan Mama Dira dibantu oleh Bi Um menata makanan di meja.
"Ma, Syei mau mandi dulu" ucap Syeila kemudian pergi ke kamarnya. Dira hanya mampu menggelengkan kepalanya mendapati sikap anaknya.
Setelah melakukan ritual mandi dan berpakaian rapi, Syeila menuju ruang makan. Disana sudah ada keluarganya yang terlihat menunggu putri cantiknya.
"nongol juga" cetus Yudha sambil melihat Syeila berjalan dengan gaya putri-putri kerajaan.
"tuan putri sampai" interupsi Syeila yang membuat suasana ruang makan Kembali hidup.
Mereka menikmati sarapan pagi dengan khidmat. Terlihat Yudha dan sang papa yang memakai seragam lorengnya, sedangkan Syeila dan Mamanya memakai pakaian formal untuk ke kantor.
Setelah sarapan usai, mereka berempat menuju mobil yang berbeda tujuan. Syeila ikut dengan mamanya karena mereka satu kantor. Perjalanan hanya membutuhkan waktu 30 menit karena lalu lintas pagi ini cukup legang.
"Syei, nanti ambil berkas kekerasan di Polres ya" ucap Dira
"loh kok jadi Pidana ma? Bukannya Syei bagian Acara Perdata?" tanya Syeila, pasalnya ia sudah bilang kepada Dira agar menempatkan Syeila ke bidang Acara Perdata.
"Cuma satu kasus, besok kalau udah tuntas bisa Kembali ke bidangmu lagi" ucap Mama Dira.
Mereka telah sampai lobby kantor, Dira turun lebih dulu dan menyisakan Syeila di dalam mobil.
"ke Polres ya, nanti langsung ketemu aja sama kapolresnya, udah mama konfirmasi kok" ucap Dira sambil melambaikan tangan pada mobil putrinya.
Diperjalanan yang sudah mulai padat ini di kota Surabaya, membuat waktu yang harusnya bisa ditempuh 20 menit menjadi hampir satu jam lamanya. Setibanya di Polres, Syeila turun dari mobilnya kemudian memasuki kantor.
"selamat pagi mbak, ada yang bisa dibantu?" tanya polisi Wanita ramah.
"saya Syeila, perwakilan Firma LawFast diminta untuk mengambil laporan kasus ke Kapolres" ucap Syeila menjelaskan maksud kedatangannya.
"silahkan mbaknya menuju lantai dua, disebelah kanan Tangga ada ruangan Kapolres" ucap Polwa tersebut ramah.
"Terima kasih mbak Nana" ucap Syeila sambil melihat Name tag pada seragam Wanita didepannya.
"sama-sama mbak" ucap polwan tersebut.
Dengan memperbaiki sedikit roknya dan juga blousenya, Syeila menaikki tangga seraya berdoa. Sesampainya di depan ruangan yang bertulis Kapolres, ia mengetuk pintu tersebut hingga terdengar suara didalamnya yang menyuruhnya untuk masuk.
"Permisi pak" ucap Syeila menunduk sebagai bentuk hormatnya.\
"hm.." saut orang didepannya.
Keduanya saling memusatkan mata hingga membuat Syeila terbelak kaget menyadari siapa yang ada di depannya ini.
"loh Mas Dirga!" kaget Syeila yang membuat Dirga menahan senyumnya.
"ada perlu apa Syei?" tanya Dirga.
"jadi mas Dirga jadi Kapolres disini?" tanya Syeila kepo.
"seperti yang kamu lihat" sombong Dirga
"oh iyaa, mama nyuruh ngambil laporan Kekerasan kemarin" Ucap Syeila sambil mengutarakan maksudnya.
"bukannya kamu mau focus ke bidang keperdataan?" tanya Dirga sambil berjalan menuju rak yang ada dibelakangnya.
"hm, maunya gitu tapi kata Mama suruh ngurusin kasus ini dulu baru pindah ke keperdataan" gerutu Syeila.
"ini laporannya, kamu baca dulu kalau bingung tanyakan pada saya" Dirga menyodorkan laporan yang disusun rapi.
Syeila focus membaca dengan teliti guna menemukan masalahnya hingga ia bisa menuju ke pengadilan untuk membuat laporan atas kasus ini.
"ehm, mas" panggil Syeila yang membuat Dirga memusatkan pandangannya yang awalnya pada computer di hadapannya ke wajah Syeila.
"ini yang jadi korban masih kecil?" tanya Syeila yang mendapatkan anggukan dari Dirga
"boleh tau ngga rumah sakit yang ngerawat korban?" tanya Syeila membuat kedua alis Dirga mengerut dalam.
"buat apa?" tanya Dirga
"mau jenguk aja, kalau bisa ditanyain sekalian mau nanya" ucap Syeila seadanya.
"nanti makan siang saya jemput ke kantor, kita kerumah sakit bareng-bareng" ucap Dirga
Setelah mengucapkan itu, Dirga beranjak menuju rak di sampingnya. Dirge terlihat mengambil paper bag yang memperlihatkan logo brand terkenal dunia.
"ini dari Bunda saya" ucapp Dirga sambil menyerahkan totebag tersebut.
"makasih Mas" ucap Syeila.
Keduanya memutuskan untuk berpisah di lobby depan kantor, dengan Dirga yang selalu menunjukkan bahwa perempuan ini adalah miliknya. Dari masuk lift sampai depan mobil, perlakuan Dirga mampu mencuri beberapa pasang mata yang terpukau atas sikap atasannya ini, meski masih belum secara resmi menjabat sebagai Kapolres namun charisma dan kinerja Dirga mendapat apresiasi dari pegawai lain.
"Mas titip salam buat bunda bilangin makasih" ucap Syeila sambil mengangkat tinggi paper bag berusaha untuk menunjukkan ucapan makasih atas pemberian bundanya.
"hm, kamu hati-hati dijalan. Nanti makan siang saya yang jemput ke kantor" ucap Dirga kemudian membukakan pintu mobil untuk Syeila.
Syeila segera melajukan mobil CRV putihnya meninggalkan pelataran tempat Dirga bekerja. Didalam mobil, tak jarang Syeila merasa tersipu sendiri akan hal yang dilakukan oleh Dirga pagi ini. Menurut Syeila, Dirga sangat pandai untuk meratukan perempuan seperti ia memuliakan Ibundanya.
TBC!!
haik komen dan vote yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Militer
FanfictionSeorang perempuan cantik yang baru saja lulus dari gelar sarjana hukum, harus menerima keinginan orang tuanya untuk segera menikah dengan seorang Kapolres yang orang tuanya pilihkan. Bahtera rumah tangga mereka sangat indah dan bahkan membuat siapa...