"Dirgaaa" dari arah belakang terlihat mertua perempuan Dirga.
"mama ngapain disini?" tanya Dirga setelah menyalami mertuanya.
"habis ngurus klien yang mau beli tanah. Kamu udah ketemu Syeila? Soalnya tadi dia pamit pergi dulu" pertanyaan mertuanya membuat Dirga semakin merasa bersalah terhadap istrinya.
Dira yang melihat menantunya terdiam pun bertanya. "ada apa? Kalian ada masalah?" pertanyaan mertuanya membuat Dirga hanya mengangguk samar
"Syeila ngelohat aku sama Anita ma" ucap Dirga menyesal
"kamu biarin dia tenang dulu, hormon orang hamil sensitive banget nanti mama bantu jelasin" tenang mama Dira
"makasih ma, tapi biar aku aja yang jelasin. Dirga nitip Syeila aja ma supaya ngga strees" permintaan Dirga pun langsung di sanggupi oleh Dira.
Dira mengerti anak perempuannya ini sangat sensitive dan moodyan apalagi sekarang ia tengah hamil anak pertamanya. Dira dan Dirga pun berpisah karena Dira yang harus segera pergi ke bank dan Dirga yang harus Kembali ke kantor.
"Dirga pamit ma, assalamualaikum" ucap Dirga
"waalaikumsalam" sahut Mama Dira.
***
Syeila kini tengah menunggu mamanya di depan Gedung bank yang akan menyelesaikan beberapa berkas penting menyangkut kliennya.
Syeila berada di dalam mobil dengan perasaan gusar dan juga kecewa. Ia gusar karena Wanita yang bertemu Dirga merupakan teman semasa mereka berjuang belum menjadi apa-apa dan kini mulai mendekati suaminya lagi. Ia juga gusar karena pernikahan keduanya adalah pernikahan hasil perjodohan, ia tak berharap banyak oleh pernikahannya, tetapi sekarang ada seorang anak yang harus ia fikirkan masa depannya.
Syeila merasa kecewa dengan suaminya karena Dirga tak menepati janjinya untuk tidak bertemu dengan Anita. Bahkan setelah ia melihat sendiri pun, taka da inisiatif Dirga untuk meminta maaf. Mengapa saat-saat seperti ini kepekaan seorang Dirga tidak muncul.
Tak butuh waktu lama, pintu sebelah terlihat terbuka. Dira memasuki mobil dengan wajah kelelahan. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, memang lebih cepat karena rusdi juga mudah sekali dalam mengurus keuangannya dan penjual pun sudah selesai dengan masalah utang mereka di bank.
Melihat anak perempuannya murung, Dira segera bertanya kepada anaknya.
"kok murung, bukannya udah ketemu Dirga tadi?" pertanyaan Dira membuat Syeila berkaca-kaca
"maa, kalau missal papa waktu tugas ketemu mantannya gimana?" bukannya menjawab, kini Syeila yang bertanya.
"emang kenapa lagi?" seolah-olah takt ahu, Dira pun bertanya.
"mas Dirga ketemu sama Anita itu yang bikin Syeila marah kapan hari" ucap Syeila jujur.
"emang kamu tau kenapa mereka ketemu? Ayo gunain logika yang kamu peljari waktu kuliah" Dira malah menyuruh anaknya untuk menerapkan Mata Kuliah Logika pada permasalahan Syeila
"maaa, ini masalah rumah tangga kok jadi ngomongin mata kuliah" rengek Syeila
"kamu inget ngga ada beberapa premis yang bisa muncul karena alasan tertentu, bahkan kesalahan Dirga juga masuk kealpaan karena kita ngga tau alasan mereka ketemu ada urusan apa. Bisa aja mereka ada urusan kantor" terang mama Dira membuat Syeila sedikit terbuka pikirannya.
"yaudah sini ganti mama aja yang nyetir, bahaya kalau kamu nyetir padahal moodmu kacau" ucap Mama Dira kemudian mereka berpindah posisi duduk.
Tak berapa lama mobil keduanya telah meninggalkan pelataran bank. Di tengah perjalanan, Syeila merasakan ponsel miliknya bergetar tanda ada panggilan masuk
Mas Suami Calling.....
Dengan ragu, Syeila pun mengangkatnya setelah mendapat persetujuan berupa anggukan dari sang ibu.
"hallo"
"syeeee"
"yaaaa"
"please maafin mas yaa soal tadi, sumpah mas ngga ada niatan mau selingkuh sama Anita. Tadi ada beberapa alasan sampai mas harus ketemu sama Anita"
"sebutin alasannya satu persatu supaya Sye ngerti Mas"
"kamu habis ini langsung pulang atau nginep hotel? Atau mau pulang bareng mas besok sore?"
"Sye ngga tau"
"loudspeaker panggilan ini, biar mas ngomong ke mama bentar" Syeila pun meloudspeaker panggilan sesuai perintah Dirga
"maa, nanti anterin Syeila ke Hotel Merpati kamar nomer 134 lantai 3 ya maa, nanti kalau mama mau nginep Dirga cariin kamar. Tapi kalau mama mau langsung pulang biar dianterin junior aku dia juga pulang hari ini"
"iya Dirgaa, selesein dulu masalah kalian urusan mama pulang gampang" jawab Mama Dira
"Dirga makasih banget ya maaa, yaudah maa Dirga tunggu di hotel yaaa. Assalamualaikum"
"waalaikumsalam" jawab keduanya.
Tak butuh waktu lama, mobil yang di kendarai oleh Mama Dira telah sampai di pelataran hotel Merpati sesuai apa yang disampaikan oleh Dirga tadi. Dari arah depan terlihat lelaki gagah yang masih menggunakan pakaian dinasnya.
"yaudah mama langsung pulang yaa, kalian selesein dengan kepala Dingin" ucap Dira
"tunggu maa, biar dianterin juniornya Dirga sekalian dia mau pulang"
Dira pun menurut dan mengiyakan ucapan menantunya agar keduanya tidak khawatir tentangnya. setelah berpamitan, mobil Dira yang di kendarai oleh El pun melaju meninggal kedua pasangan ini.
"yuk mas jelasin ke dalam" ucap Dirga
"hmm" jawab Syeila kemudian menurut dengan langkah Dirga membawanya.
TBC!!!!!
Haiiiiiii jangan lupa Votee
Bonus nih buat kaliaaaan
Btw buat yang udah ngerayain lebaran kurban aku ucapin
Happy Eid AdhaDan buat yang masih puasa
Tetep semangat yaa puasanyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Militer
FanfictionSeorang perempuan cantik yang baru saja lulus dari gelar sarjana hukum, harus menerima keinginan orang tuanya untuk segera menikah dengan seorang Kapolres yang orang tuanya pilihkan. Bahtera rumah tangga mereka sangat indah dan bahkan membuat siapa...