Bab 10 Who?

944 49 0
                                    

hai jangan lupa vote yaaaa

kalau mau kritik atau saran bahkan tanya bisa langsung komen



Kaki Syeila dan Cindy pun berhenti dan mereka sama-sama membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggil mereka. Dengan Gerakan serempak mereka membalik badan, dan betapa kagetnya mereka mengetahui siapa yang memanggil mereka.

"Hai" sapa orang itu kepada keduanya.

"Hai mas Axel" sapa mereka berdua bersamaan.

Seseorang yang mencegah Langkah mereka tadi adalah Axel, lebih lengkapnya Axelio Jhonson Simatupang. Orang yang kata Cindy selalu mengawasi Syeila saat penyuluhan tadi.

"ada apa ya Mas?" tanya Syeila penasaran mengapa narasumber ini menghadang jalan mereka

"oh nggak, mau kenalan aja. Aku Axel kamu?" tanya Axel kemudian menjabat tangan kearah Syeila. Bukannya menjabat, Syeila hanya menatap tangan lelaki itu. Cindy pun inisiatif untuk menjabat tangan lekaki didepannya.

"saya Cindy, ini teman saya Syeila" seloroh Cindy.

"oh salam kenal yaa, kalian mau ke kantin? Saya boleh ikut nggak" pinta Axel

Cindy dan Syeila hanya saling menatap, kemudian mereka mengangguk bersamaan.

"boleh Mas" jawab mereka berdua. Axel pun tersnyum dan mengikuti Langkah mereka.

Keduanya sampai kantin yang lumayan sepi karena semua orang lebih memilih mengantri di Aula sedangkan kegiatan kampus belum sepenuhnya berjalan. Axel pun memesankan keduanya Bakso.

"kan ap ague bilang Sye" bisik Cindy

"gue ngga tau kalau dia nekatan" ganti Syeila yang berbisik.

"kayanya tertarik sama lo deh" curiga Cindy yang membuat Syeila mengangguk.

Bukannya kepedean, tapi melihat tatapan mata Axel yang terus menatapnya sedari mereka berkenalan, bahkan saat penyuluhan jelas sekali tatapan tersebut adalah tatapan penuh minat seorang lelaki kepada perempuan.

"ini buat kalian" ucap Axel menyerahkan 2 mangkok bakso kepada dua Wanita ini.

"makasih ya mas jadi ngerepotin" jawab Cindy

"makasih ya mas" kini gentian Syeila yang berucap.

"wah nggak papa" jawab Axel

"berapa mas kami harus ganti?" tanya Syeila merasa tidak enak

"waah, ngga usah udah cukup kalian mau nampung saya disini" jawab Axel yang membuat dua Wanita ini merasa tidak enak.

"wah jangan gitu mas, kita jadi ngga enak" jawab Cindy

"traktirannya kapan-kapan kalau kita ketemu lagi, saya juga kebetulan dosen disini" jawab Axel membuat perempuan ini mengeluarkan kata oh.

Tatapan Axel terus terpaku pada Syeila, hingga suara Cindy menyadarkan tatapan minat milik Axel tersbut.

"Mas Axel natap Syeilanya gitu banget yaa" canda Cindy mampu membuat Axel tersenyum kikuk

"soalnya Syeila cantik, cocok jadi istri saya" jawab Axel membuat Syeila tersedak kuah baksonya

Uhuk uhukk

Dengan Gerakan cepat, Axel memberikan minuman milik Syeila untuk meredakan batuknya.

"hati hati Sye" ucap Axel

"aku pergi dulu ya, mau ke supermarket" pamit Syeila, karena menyadari dia harus segera berlalu daripada disini membuat Axel merayu dirinya.

"mau saya antar" tanya Axel lagi

"ngga usah" cuek Syeila

Dengan Segera Syeila membereskan handphone dan mengambil uang didompetnya lima puluh ribuan dan menaruhnya diatas meja.

"ini, kita kalau ketemu ngga usah ngantin bareng ya Mas" ucap Syeila kemudian pergi. Cindy pun bergegas pergi menyusul Syeila.

Keduanya sampai di parkiran mobil, dengan terburu Syeila membuka pintu mobilnya. Cindy pun menggedor kaca mobil milik Syeila yang membuat Syeila menurunkan kacanya.

"ada apa?" tanya Syeila.

"ikut dong"melas Cindy yang mau tak mau membuat Syeila memberi tumpangan kepada Cindy.

"tapi kita ke Supermarket dulu, suaami gue minta buah" ucap Syeila

"cielaaah, manggilnya dah suami" goda Cindy

"lo kalo suka ngatain terus, mending sono sama Axel cocok tuh sama-sama kardus" sungut Syeila

"dih, orang calon suami lo" cekikik Cindy

"dih amit-amit. Gue cukup Dirga aja satu ngga nambah" jawab Syeila

"mangkanya besok jangan cantik-cantik, dipake tuh cincin nikah biar tau kalo dah jadi bini orang" terang Cindy

Syeila pun menatap jari manisnya yang kosong tanpa cincin. Dengan bergerak cepat ia menggeledah dashboard mobilnya untuk mencari cincin nikahnya. Dan ternyata ketemu di dashboard kanan samping wadah minumnya.

"Allahu, gue lupa naruh, untung dah ketemu" jawab Syeila kemudian memakai cincin nikahnya.

Dengan segera keduanya menuju untuk ke supermarket. Di supermarket Syeila hanya membeli pisang, Apel, Strowberry, anggur, nanas dan semangka. Rencananya sore nanti ia akan membuatkan sop buah untuk suaminya. Selain membeli buah, Syeila membeli sirup dan juga nata de coco tak lupa biji selasih untuk menambah topping sop buahnya nanti.

Seusai dari supermarket ia memutar untuk mengantarkan sahabatnya lebih dulu baru pulang kerumah, walau terjebak macetnya Surabaya, Syeila tetap santai karena masih jam 3 sore.





























TBC!!!!!

hai balik lagiiiii, semoga suka yaaaa 


.


Hukum MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang