#21. Lee May and new manager

39 6 0
                                    

Waktu telah berlalu dengan cepat, dan Enhypen sekarang tengah menjalankan aktivitas mereka yang tidak begitu padat.

Soal kejadian confess itu, semuanya sudah tidak canggung lagi.
Tidak ada jawaban yang serin keluarkan, hanya hatinya yang tahu apa isi jawaban itu.

Serin termenung diam di dapur, ia sedang memasakkan ramyeon untuk Heeseung. Pagi-pagi saja anak bujang itu sudah makan mie.

Ucapan Jay kala itu terus terngiang-ngiang di otaknya, hingga membuatnya stress.

"좋아해... 난..진짜 너무 좋아해."  (Aku menyukai mu... Aku.. benar-benar sangat menyukai mu.)

"Aaaaaa!" Tanpa disadari, serin langsung berteriak ketika suara serta wajah Jay terus memutari otaknya.

Heeseung yang sedari tadi meringkuk kan kepalanya di atas meja langsung terbangun kaget, "serin-a, kau kenapa?" Tanyanya.

Serin menghela nafas kasar "Aniyo." Jawabnya malas (tidak)

Ia beralih mematikan kompor dan menyajikan ramyeon itu untuk Heeseung.

"Jal Meoggesseumnida!" Ujarnya lesu lalu ikut duduk di kursi meja makan. (Selamat makan!)

Heeseung langsung memakan ramyeon itu dengan lahap, sesekali ia melirik Manager nya itu dengan Lamat, serin terlihat lesu.

"Biar ku tebak, kau memiliki beban pikiran?" Tanya Heeseung.

Serin hanya menganggukkan kepalanya.

"Omoo omoo omoo, apakah ada hubungannya dengan park Jongseong?"

Serin langsung menatap Heeseung "Eotteokhae araji?" (Bagaimana kamu bisa tahu?)

Heeseung menggedikkan bahunya "entahlah, tapi dirimu sendiri yang memberitahu ku."

ah sudahlah, serin kembali menjatuhkan kepalanya di meja, dan membenturkan keningnya pada permukaan keras itu hingga berbunyi.

"Ya, jangan seperti itu, kening mu bisa lebam." Tegur Heeseung.

Tak peduli, ia sangat frustasi.

Bagaimanapun serin tetap mencintai Jay, mau siapapun sosok itu, Jay atau JunJo. Bagi serin mereka sama saja.

Keadaan mungkin memaksanya untuk tidak terbuka akan isi hatinya, karena tak lama lagi ia akan pergi dan tidak mungkin untuk kembali. Serin tidak ingin Jay merasakan bagaimana rasanya ditinggalkan, itu menyakitkan.

Tapi jika terus-terusan begini ia yang merasa tersiksa.

"Jika kau memang mencintainya, kenapa tidak berterus terang saja. Bukankah impas, ada rasa timbal balik. Jay mencintaimu, dan kau juga mencintai Jay." Ucap Heeseung.

Serin kembali mengangkat kepalanya menatap Heeseung "masalahnya adalah waktuku sudah tak lama lagi, hee. Aku tidak bisa."

Heeseung menautkan kedua alisnya bingung.

"Kau ingat pada saat itu aku lebih memilih mati dan tidak bisa bereinkarnasi lagi?"

Oh, Heeseung ingat ucapan itu.

"Saat itu akan tiba, aku akan pergi."

Rasanya Heeseung sudah tak memiliki mood makan pagi ini, perkataan serin membuatnya sesak sekaligus kecewa.

"Makannya itu aku tidak ingin meninggalkan kenangan manis kepadanya, itu akan membuatnya terjebak masa lalu."

"Kau tau, hee. Sulit bagiku bersatu dengannya, di masa lalu, bahkan saat ini."

GHOST MANAGER|ENHYPEN[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang