"𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖."
—
—[ 22. PERHATIAN ]
"Mana gurunya?"
Queen yang sejak tadi fokus dengan buku pelajaran matematika yang terbuka lebar dihadapannya seketika menegakkan kepala yang menunduk. Menghela napas kasar, Queen melepaskan satu earphone yang menyumbat telinganya. Kepalanya lalu berputar pada Althair yang baru datang ke ruangan dimana mereka belajar untuk olimpiade.
Althair mengerutkan kening saat tidak ada siapapun di ruangan ini kecuali Queen. Padahal seharusnya guru pembimbing yang akan mengajar mereka sudah datang.
Althair pikir pelajarannya sudah dimulai. Soalnya tadi setelah bel pulang ia ke warung Emak dulu, tempat tongkrongan anak-anak Grixen selain markas. Ia juga sudah bilang sama Queen meskipun respon gadis itu selalu tidak peduli padanya dan apa yang ia lakukan tidak menarik dimata gadis berambut panjang sepunggung itu.
"Lo lihat disini ada siapa?" ketus Queen dengan lirikan mata dingin sekaligus malas menjawab pertanyaan Althair.
"Gue, kan, cuma nanya." Althair mengedikkan bahu. Ia lalu menarik kursi disebelah Queen dan mendudukinya.
"Ngapain?" tanya Queen dengan nada tidak suka Althair dekat-dekat dengannya.
"Duduklah. Ngapain lagi?"
"Harus disini? Tuh disana juga ada tempat." Queen menunjuk kursi yang menganggur didepannya dengan dagu.
"Gue udah duduk disini jadi gak bisa pindah." Althair mengabaikan dengan santai.
Queen berdecak lalu me-rolling matanya. Terlalu malas untuk berdebat saat ini. Moodnya sudah berantakan.
Diam-diam dari samping, Althair terus memperhatikan Queen yang terlihat masam wajahnya. Bahkan semangat gadis itu untuk belajar tidak terlihat seperti biasanya.
"Jangan lihatin gue terus. Ntar lo suka sama gue," ketus Queen tanpa melihat orang yang ia tegur.
Mendengar perkataannya membuat Althair menyunggingkan senyum tipis.
"Emang salah kalau gue suka sama lo?"
Queen yang sedang menulis tiba-tiba menghentikan gerakan tangannya dan menoleh kembali menatap Althair dengan kedua mata melebar. Sangat menggemaskan membuat Althair terhanyut dalam mata yang indah itu.
"Lo beneran suka sama gue?" tanya Queen memastikan dengan raut wajah tidak percaya. Berharap kalau Althair tidak serius mengatakan hal barusan.
"Kenapa? Nggak boleh?" tanya Althair bersikap santai.
"Enggak!" Queen menjawab dengan tegas. "Lo nggak boleh suka sama gue!"
"Kenapa? Ini perasaan. Kita nggak bakalan tau perasaan akan jatuh pada siapa." Althair mengedikkan bahunya.
Queen masih diam memperhatikan Althair. Mencari sesuatu dari kalimat cowok itu "Pokoknya jangan suka sama gue!"
Kini Althair yang terdiam memperhatikan Queen yang begitu bersikeras mengatakan untuk tidak menyukainya. Althair bergerak menghadap Queen sepenuhnya. Tangan kanannya terulur disandarkan ke kursi yang diduduki Queen, sedangkan tangan kirinya menumpukan sikut di atas meja. Kini Queen terkurung diantara Althair, meja, dan dinding dibelakangnya. Ia tidak bisa lari kemanapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR 2
Teen Fiction"I'm back for you, Queenzhinia." ~ Althair "𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖." **** Notes : Cerita ini adalah cerita flashback Alth...