"𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖."
—
—[ 19. PERHITUNGAN! ]
Brakk!
Queen memutar matanya malas saat Nathan masuk ke kamarnya dengan mendobrak pintu kuat. Napas cowok itu terengah-engah seperti habis berlari ribuan kilometer jauhnya. Langkahnya kemudian mendekat pada Queen yang duduk di kasur seraya memakai salep untuk lukanya.
Dengan kuat Nathan memegang kedua pundak Queen dan menghadapkan gadis itu padanya. Terlihat jelas kedua mata cowok itu membulat dengan raut wajah cemas.
"KENAPA BISA GINI?!" pekik Nathan yang langsung di sumpal oleh Queen mulutnya dengan tissue.
"Berisik lo." Queen berdiri, menyimpan kembali kotak P3K di laci nakas samping tempat tidur.
Nathan mendengus, menarik tissue dari mulutnya. "Lo kenapa bisa kek gini? Habis tawuran dimana lo nggak ngajak-ngajak?"
Lirikan tajam langsung Queen berikan pada sepupu gilanya yang satu ini. "Tawuran pala lo!" Queen menggetok kepala Nathan dengan charger hp ditangannya.
"Oh iya, seharian ini kenapa lo absen?" Nathan merebahkan tubuhnya di kasur Queen. Menatap gadis itu dari samping yang sedang fokus dengan ponselnya.
"Ada masalah," jawab Queen singkat.
Kening Nathan berkerut. Tubuhnya miring dengan tangan menyangga kepala. "Masalah apa? Kok nggak cerita ke gue?"
Queen menghela napas. Tatapannya lurus ke depan, tidak bisa di tebak apa yang gadis itu pikirkan saat ini.
"Intinya gue harus buat perhitungan."
~~ 𝕬𝖑𝖙𝖍𝖆𝖎𝖗➁ ~~
Matanya terus mengikuti Miss Nadya yang mulai berjalan keluar dari kelas. Setelah Miss Nadya benar-benar pergi, Queen pun langsung berdiri dari duduknya.
"Uin? Mau kemana?" tanya Acha mendongak. Sevanya, Athala, dan Asia yang masih duduk dibangku mereka ikut menatap Queen heran. Di bangkunya Althair sejak tadi juga terus memperhatikan Queen. Menduga-duga apa yang akan gadis itu lakukan.
"Uin?" Acha tiba-tiba merasakan ada aura aneh pada Queen ketika netranya melihat senyuman misterius di wajah Queen. Acha juga melihat kedua tangan Queen mengepal kuat.
Tanpa menjawab pertanyaan Acha, Queen pergi dengan tangan memegang sebuah paperbag. Tidak peduli dengan teriakan Acha yang terus memanggilnya khawatir.
Althair yang mulai paham dengan keadaan saat ini bergegas menyusul Queen. Telinganya tiba-tiba budeg saat teman-temannya juga memanggilnya. Althair berlari menyusul Queen namun ia kehilangan jejak. Queen menghilang. Bagaimana bisa gadis itu menghilang begitu cepat?
"Althair!"
Sontak Althair menoleh pada seseorang yang barusan memanggilnya. Ternyata Qiandra. Gadis dengan rambut kuncir kuda itu berlari dengan wajah khawatir menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR 2
Fiksi Remaja"I'm back for you, Queenzhinia." ~ Althair "𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒌𝒖." **** Notes : Cerita ini adalah cerita flashback Alth...