"Jika rindu tak sekuat hujan yang menyatukan langit dan bumi, jadilah doa yang menyatukan takdir dan harapan."
-Fatimah Az-Zahra Al-Aziz-Hamzah mendatarkan pandangannya seraya memainkan spidol yang berada ditangannya.
"Gus Khair hari ini pulang," ada jeda. Hamzah membuka ponsel yang berada ditangannya.
"Dan lagi-lagi harus nerima kasus kayak gini."
Hamzah membaca chattan lawan jenis itu dengan kening mengkerut, merasa aneh dengan percintaan remaja yang tak sesuai dengan syariat Islam.
Lelaki itu berdehem pelan mengabaikan seorang santri yang sedang berdiri seraya menundukkan kepalanya.
"Rasa cinta kepada seseorang yang muncul ketika dalam masa menuntut ilmu adalah suatu ujian bagi kalian. Entah fokus kalian yang akan hilang sebab perasaan atau perasaan kalian yang bisa diatur dengan ilmu yang kalian punya."
"Raihan?" Ada jeda. "Saya udah baca chattan kamu sama mantan pacarmu itu." Cowok itu geleng-geleng kepala. "Di situ saya baca sekilas kalo ketauan kamu bakalan tetep pertahankan hubungan haram itu supaya bisa sama-sama nyemangatin."
Kontan seluruh santri yang berada di ruangan itu menyemburkan tawanya pelan-pelan.
"Udah berapa lama jalin hubungan?"
Anak itu tampak berpikir. "Delapan bulan, Gus."
Hamzah mendengus tak percaya. "Untung saya yang ngurus, coba kalo si Khair.... Diledekkin habis-habisan kamu!"
"Bagus, ya... Selama delapan bulan saling ingetin ziyadah, murojaah, ibadah dan lain-lain. Sering setor hafalan juga diem-diem ke pacar."
Cowok itu mesem dan berdiri di hadapan papan tulis seraya mengetuk-ketukan spidol yang dipegang guna mengembalikan fokus para santri yang sudah heboh akibat ucapannya barusan.
"Siapapun yang menghafal Al-Qur'an dan ingin nguji kekuatan hafalannya, ambisi besarnya mampu disetorkan ke Allah tanpa salah dan cacat di dalam sholat. Karena banyak di antara kita semua selalu menyetorkan hafalan kepada orang lain, guru atau bahkan pacar tapi pas mau disetor ke Allah lagi-lagi surat pendek seperti surat Qul. Surat-surat pendek itu tetap mulia tapi kenapa dari banyaknya seluruh hafalan yang kita punya hanya itu yang mampu disetorkan kepada Allah?"
"Padahal, hal terindah bagi penghafal Al-Qur'an itu ketika kita mampu dan begitu khusyuknya di dalam sholat untuk memperdengarkan hafalan yang kita punya kepada Allah, sebab Al-Qur'an itu firman-Nya dan nggak ada sebaik-baiknya tempat untuk membaca Al-Qur'an kecuali langsung diperdengarkan kepada Allah."
"Kata Syaikh Huzaifi, hafalan itu pengkhianat. Lancar di luar sholat tapi berantakan ketika dibaca dalam sholat."
"Assalamu'alaikum.…"
"Wa'alaikumussalam...."
Serempak mereka semua menjawab salam tersebut dengan senyum sempurna yang mengembang. Khair datang dengan senyum khasnya.
Hamzah berdecak malas. "Kenapa gak langsung pulang aja, sih?"
"Terserah Khair, dong..." Cowok itu melewati Hamzah begitu saja lalu duduk dan membuka ponsel yang tergeletak di meja guna membacanya dan seketika tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahala Surgaku✓
Spiritual"Aku akan meminta sekali kepada Allah supaya jannah menyatukan kita, lagi." Khairul Khan. Lelaki yang populer karena terkenal dengan berbagai macam prestasi buruk itu mustahil tidak ada yang kenal dengan dirinya seintro sekolah.Tingkah ajaibnya yang...