12- CEMBURUNYA KHAIR & ABIDA

3.6K 305 1
                                    

"Cinta menimbulkan rindu dan rindu hanya bisa diobati dengan pertemuan."
-Ustadz Syam-

Sedari tadi Abida terus memperhatikan Khair yang sedang memasang simpul dasinya. Cowok itu berdecak berkali-kali.

"Perlu dibantu?"

Senyuman tercetak sempurna di wajah Khair sedangkan Abida menggelengkan kepalanya pelan. Perlahan perempuan itu mendekat lalu mengambil alih dasinya dan memasangkannya.

Khair melihat istrinya itu dengan pandangan memuja.

"Kamu nggak bisa pake dasi?"

Khair menggeleng. "Dipakein sama Umma."

Bibir Abida berkedut menahan tawa. "Kalo anak pesantren tau gimana?"

"Enggak papa. Mereka, kan, bukan siapa-siapa saya."

"Hm..."

"Bidadari?"

"Iya?"

Khair melihat kening Abida. "Dikening kamu ada kotoran."

Refleks tangan Abida memegang keningnya. "Udah hilang belum?"

"Belum...."

Abida mengelus dahinya lagi. "Udah?"

"Belum, Ning.... Coba sini deketan biar enak bersihinnya."

Abida mencuramkan alisnya. Bukannya ini sudah dekat?

Tapi tak urung perempuan itu mendekat lalu detik berikutnya suara kecupan terdengar.

Dengan mudahnya Khair mencium kening istrinya.

"Udah hilang, karena emang nggak ada apa-apa."

"Khair...." Abida menatap suaminya dengan pipi bersemu merah.

"Saya suka cium kening kamu."

"Kenapa?"

"Karena kamu bidadari saya."

Mereka sama-sama tertawa. Khair mengambil kunci mobilnya lalu perlahan tangannya mengamit tangan Abida dan berjalan beriringan menuju bagasi.

"Kamu tau? Cinta menimbulkan kerinduan dan kerinduan hanya bisa diobati dengan pertemuan."

Abida menatap Khair dengan bingung. "Hubungannya?"

"Jelas ada hubungannya, Ning..."

"Saya selalu rindu sama orang itu tapi ketika saya pertama kali liat kamu, rindu itu hilang tanpa sisa."

•|•

Mobil Khair berhenti di parkiran sekolah. Cowok itu menatap Abida yang berada di sebelahnya.

"Mau kamu yang turun duluan atau saya? Oh, atau mau bareng aja?"

Perempuan itu menggeleng. "Malu," cicitnya seraya menundukkan pandangannya.

Khair tertawa. "Mau bagaimana pun juga mereka semua udah tau."

"Kenapa nggak tertutup aja?"

Khair tersenyum penuh arti. "Karena saya mau di hari yang paling bahagia itu disaksikan sama banyaknya orang, biar mereka juga tau keseriusan saya ngucapin qobul bukan karena untuk menghalalkan aja tapi buat cari partner juga menuju jannah."

Pahala Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang