33- TAKDIR

1.4K 158 13
                                    

"Sebuah perahu pastilah berada di atas air, begitu pun sebuah permasalahan, dia berada di atas sebuah jawaban."
-Maulana Jalaluddin Rumi-

Khair menutup pintu kamarnya dan berjalan perlahan ke arah ranjang yang terdapat istrinya sedang tertidur di sana. Cowok itu duduk dengan pandangan sendu lalu tersenyum penuh arti. Merasa bersalah.

Pemuda itu mengelus pipi istrinya dan mengecup keningnya seraya berkata,

"Qalbi uhibbuki mughrom, Ya Habibati...."

"Hatiku tergila-gila mencintaimu, Wahai kesayanganku...."

Khair mengamati setiap jengkal wajah istrinya dengan pandangan memuja.

"Masya Allah jiddan, Bidadari cintaku."

Abida mengerjapkan matanya perlahan ketika merasa ada yang memperhatikannya. Perempuan itu menatap suaminya dengan pandangan lingung.

"Loh? Udah pulang?"

Khair tertawa seraya menyodorkan tangannya guna dikecup. "Ambil baju. Untuk sebulan aku tinggal dulu, ya."

Raut wajah Abida memudar. "Kenapa?" Perempuan itu melirik ke arah jam dinding lalu tersenyum paham. "Yaudah, itu hak kamu." Ada jeda. "Tapi boleh minta sesuatu gak?"

"Apa, Sayang?"

Abida menahan senyum saltingnya. "Mau beli jus."

"Tafadhol siap-siap!"

Abida tersenyum cerah. Dengan gaya sederhananya perempuan itu hanya mencuci muka, gosong gigi lalu setelahnya memakai jilbab kembali.

"Aneh...."

"Kenapa?"

"Orang-orang pada gak kenal kamu."

"Hah?"

Khair mengamit tangan Abida seraya turun bersama.

"Iya, waktu pas di sana aku tanyain ke temen-temen kenal sama Bidadari ini nggak."

Abida menunduk. "Terus katanya?"

"Gak kenal."

Dahi perempuan itu mengkerut. "Kenapa harus aneh?"

"Aneh. Padahal cantiknya gak pernah budar, dan Bidadari itu terkenal banget di hati aku. Masa mereka pada gak kenal?"

"Habibi!!!"

"Iya, Cintaku...."

Ponsel Abida berdering pertanda ada panggilan yang masuk. Perempuan itu tersenyum manakala nama temannya tertera.

Hannah

"Iya, Han?"

"Kamu di mana? Boleh ketemu sekarang aja nggak?"

Abida melirik ke arah suaminya. "Em.... Boleh, deh. Kirim alamat ketemuannya aja, ya!!!"

Terdengar suara tawa merdu dari sana.

Pahala Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang