5. mimpi

35 48 3
                                    

Di alam mimpi Vivi.

Dia tengah berdiri di sebuah padang yang luas. Ia menatap ke keliling. Akan tetapi ia tidak menemukan siapa pun.

"Apa ada orang di sini? Maksud gue selain gue." ucap Vivi keras.

Akan tetapi tidak ada yang menjawab. Ia melangkahkan kakinya perlahan. Ia menikmati udara di sekitar. Matanya juga di manjakan oleh padangrumput yang sangat luas.

"Kamu mencari ku?" ada suara. Tapi tidak ada orang di sana. Vivi mencari suara itu tapi tidak ada lagi.

"Aku di sini." kata suara itu lagi.

"Jangan bercanda ya? Lo hantu atau apa?"

"Aku adalah cinta mu."

"Cinta? Maksud lo apa?" pekiknya keras.

"Bangun hey bangun." ucap seseorang sambil menggoyang-goyang kan tubuh Vivi.

Vivi kemudian membuka matanya. Ia melihat seseorang di depan nya. Mata nya terbelalak saat tahu dia sapa.

"Mimpi buruk?" tanya Johan.  Vivi mencoba berdiri tapi kepalanya pusing.

"Hah. Itu bukan mimpi buruk." jawab Vivi agak terkejut. Suara nya gurunya seperty tidak asing menurut nya. Tapi dimana ia pernah mendengar nya?

"Alhamdulillah kamu udah bangun." ucap Hani lega.

Johan pun keluar.

"Sumpah ya lo ngagetin gue tahu gak. Gue kira lo kenapa tadi." cerocos Cecil.

Dan Vivi tahu jika ke dua sahabat nya mengkhawatirkan.

"Hm."

"Oh ya nih di makan." Cecil menyodorkan roti untuk Vivi.

"Thanks. Oh ya tadi ko ada pak Johan? Dia yang ngebawa gue kesini?" ucap Vivi tulus. Ia pun makan roti tersebut.

"Iya lah. Lo pasty belum ngucapin terimakasih kan?" tanya Cecil. Dan benar saja. Vivi menganggukan kepala nya.

"Pak Johan yang nggendong kamu Vi."

"Huft. Harus nya lo tuh bilang terimakasih kek. Atau minta ig dan wa nya." cerocos Cecil.

Hani menggelengkan kepalanya melihat sahabat nya yang sangat mengidolakan pria tampan.

Setelah Vivi baikan, mereka pun kembali ke kelas untuk mengambil tas dan pulang.

Tin tin. Suara klakson terdengar di samping Vivi, Hani dan Cecil. Mereka menatap mobil siapa yang ada di samping nya.

"Hai." sapa Mauren.

"Hm."

"Wah dokter Mau." teriak Cecil heboh.

"Kalian belum pulang?" tanya Mauren.

"Nanty dok. Oh ya mau jemput Vivi ya?" tanya Cecil.

"Iya."

"Gue duluan." pamit Vivi. Ia pun masuk ke dalam mobil milik kaka nya.

"Dokter Mauren kaka nya Vivi?" tanya Hani.

"Yups."

"Mereka sangat cantik dan baik." kata Hani sambil tersenyum lebar.

"Bahkan keluarga nya juga baik banget." jawab Cecil. Mereka pun berjalan ke parkiran dan mengambil motor masing-masing.

_____

Di mobil Mauren.

"Kan gue udah bilang lo gak boleh minum es kalau habis olahraga." omel Mauren.

"Hm." jawab Vivi.

JODOH DALAM MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang