16. Mauren dan Zen

0 1 0
                                    

Zen mengantarkan Vivi sampai rumah dengan selamat.

Vivi sangat bahagia di antarkan calon kaka ipar nya.

Zen memiliki sifat yang kadang dingin, cuek akan tetapi pengertian dan peduli.

"Gue yakin kalian akan berjodoh ka." ucap Vivi tiba-tiba.

"Maksud kamu?" tanya Zen.

"Ahh kenapaa si ka Zen polos banget. Nggemesin ah jadinya. Pokoknyaa kaka dan ka Mauren tuh jodoh dunia akhirat."

"Amin." kata Zen menampilkan senyum manis nya..

"Ah hati Vivi meleleh ka Zen. Hee becanda. Oh yaa ka, mau mampir ka?" tanya Vivi.

Zen nampak melihat jam tangan nya.

"Boleh. Lagian kan sebentar lagi kaka kamu pulang ya?" tanya Zen..

"Hm kayak nya si. Udah mau sore ini." jawab Vivi.

Kemudian mereka pun masuk ke dalam rumah tanpa ketinggalan mengucapkan salam.

"Eh non Vivi sudah pulang. Eh ada den Zen juga." sapa mbok Onah sambil membawa alat pel.

"Iya bi."

"Sudah bi. Kemana ni orang. Ko sepi banget." tanya Vivi sambil meletakan tas nya di sofa.

"Nyonya sama tuan sedang pergi non.. Kalau non Mauren ada di kamar."

"Oh tumben udah pulang. Ko gak ada mobil nya ya." ucap Vivi.

"Bibi tidak tahu non." jawab Mbok Onah sekenanya.

"Hii ya bi."

"Saya tinggal ke dalam non, den."

Mereka menganggukan kepala nya.

"Oh ya ka Zen mau aku panggilkan ka Mauren gak?"

"Boleh Vi." jawab nya malu-malu.

"Ok ka."

Vivi belum beranjak, ada langkah menuruni tangga. Di sana terlihat Mauren tengah berjalan sambil menggunakan baju santai nya.

Ia melihat adik nya tengah ngobrol ria dengan kekasih nya.

"Zen." panggil Mauren.

"Hai." sapa Zen..

"Eh aku gak di suruh duduk ya?" tanya Zen..

Ke dua gadis di depan nya tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya.

"Ayo duduk." Mauren menggandeng Zen untuk duduk di sofa. Sedangkan Vivi ia juga ikut duduk.

"Loh ko kamu datang kesini gak ngabarin aku. Masih pake baju kerja lagi." ucap Mauren. Ia berdiri di depan kekasih nya.

"Aku nganterin Vivi pulang."

"Ko bisa kamu nganterin Vivi?"

"Tadi aku sama teman-teman aku mampir ke Cafe ka. Eh ketemu mu sama ka Zen. Dan dia ternyata owner cafe nya. Keren banget sumpah."

"Iya lah calon nya siapa dulu." ucap Mauren bangga diri.

"Ah kamu bisa aja." jawab Zen sambil tersenyum malu.

"Oh yaa, gue mau ke atas dulU. Kasian ini gue jadi obat nyamuk." ucap Vivi.

"Haha. Ya sana lo pergi aja." usir Mauren.

"Mauren." tegur Zen.

"Hhee yaa syang." ucap Mauren malu.

"Ihss. Entar gue cari pacar ah. Biar bisa mesra melebihi kalian." ucap Vivi. Ia menyambar tas sekolah nya.

JODOH DALAM MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang