3. di jodohkan?

39 49 8
                                    

Saat berjalan, ia melihat sepasang sepatu warna hitam berada di depan nya. Glekk. Vivi menelan ludah nya kasar. Kemudian dia mendongak kan kepalanya.

Deg.

"Ehh papa. Udah pulang ya?"

"Ngapain sayang ko jalan nya ngendap-ngendap kaya gitu."

"Hm. Vivi lagi latihan drama pah."

"Owhh. Astaga kamu belanja banyak banget sayang?"

"Heeehee iyaa. Kan baju Vivi udah pada jelek pah."

"Hm kan bisa belanja besok sama papah."

"Heehee Vivi juga belanja nya sama Cecil ko pah."

Seno Wijaya. Papa nya Vivi menganggukan kepalanya paham. Ia begitu paham kepada anak nya yang sangat suka belanja itu.

"Ya sudah yuk ke ruang keluarga. Mama udah nunggu."

"Tumben." gumam nya. Akan tetapi Vivi tetap mengekor di belakang papa nya..

"Assalamu'alaikum." ucap Vivi kepada mama tercinta nya yang bernama Nagita Amalia Wijaya.

"Wa'alaikumsalam sayang. Udah pulang ya?"

"Hm iya mah." jawab Vivi sambil meletakan belanjaan nya di lantai.

"Kebiasaan ya kalau belanja banyak banget begitu." kata Gita. Dan Vivi hanya cengar cengir gak jelas.

"Kamu ganti baju dulu gih. Nanty kita makan sore ya. Karena nanty ada tamu yang datang."

"Tamu?"

"Iya tamu nya papah. Oh ya kamu pake baju yang sudah mama siapkan ya di kamar."

"Hm." jawab Vivi. Kemudian dia berjalan ke kamar nya.

"Mauren belum pulang pah?" tanya Gita. Seno hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian dia berbaring di paha sang istri.

"Lelah ya?" tanya Gita.

"Hm." jawab Seno.

"Apa ada masalah di kantor.?" tanya Gita lagi. Seno memejamkan matanya sejenak.

"Tidak ada. Cuma keuangan kantor sedikit turun."

"Hm butuh bantuan pah?" tawar Gita. Dan Seno menggelengkan kepala nya kuat.

"Lalu?"

"Jalan satu-satu nya kita akan menjodohkan anak kita dengan anak temen papah."

"Apa?" pekik Gita keras. Ia terkejut dengan pernyataan suaminya. Seno menegakan tubuh nya. Kemudian dia menatap istrinya serius.

"Tidak ada jalan lain."

"Mereka masih kecil. Bagaimana nanty masa depan mereka pah? Selain perjodohan apa tidak ada?"

"Tidak ada mah."

"Itu sama aja menjual anak kita ke orang pah. Mama gak setuju."

"Mah." pinta Seno memohon.

"Sore." sapa Maureen saat sampai di depan pintu.

"Pikirkan baik-baik pah. Jangan anak yang jadi korban." kata Gita kemudian dia berjalan ke dapur untuk menyiapkan segala makanan.

Seno nampak nya sedang berpikir keras. Ia  tidak sadar jika Mauren sudah ada di samping nya.

"Pah issh di tanya diam saja." ucap Mauren kesal.

"Loh kamu udah pulang? Sejak kapan sayang?" tanya Seno sedikit terkejut.

"Hm. Barusan si. Oh ya mama mana?"

JODOH DALAM MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang