Mauren meringis menyaksikan adik nya yang tengah terbaring di brangkar rumah sakit.
Setelah menceritakan bagaimana ia di dalam rumah sakit, kemudian pingsan samper berjam-jam.
Karena rasa khawatir, mereka membawa Vivi ke rumah sakit untuk di rawat.
"Dia belum sadar Zen. Gue kwatir sama dia. Ini salah gue. Kalau gue gak kasih tantangan untuk dia, mana mungkin dia akan begini. Hiks hiks. Maafin gue Vi. Ayok dong lo cepat sadar." isak Mauren. Ia terus merutuki diri nya.
Beberapa menit kemudian, Vivi sadar dari pingsan lama nya. Ia menata sekitar, terlihat Mauren, Zen dan Joham tengah mengelilingi nya. Mereka menatap Vivi dengan tatapan kwatir.
"Gue dimana?" tanya nya pelan.
"Lo di rumah sakit Vi." ucap Mauren.
Vivi ingat jika ia pingsan tepat di depan rumah hantu.
"Bukanya tadi gue di lagi di tempat wahana ya?" gumam Vivi.
"Iya setelah lo pingsan, kita bawa ke sini karena lo nggak sadar-sadar." jelas Mauren.
Vivi teringat kejadian sebelum ia pingsan tadi.
Flash back
Setelah mengobrol dengan hantu bunting itu, ia berjalan ke arah pintu keluar. Ia ingin segera pergi dari tempat terkutuk ini..
"Dimana si pintunya?" gumam nya. Saat ia tengah di landa kebingungan, ia melihat sebuah cahaya yang meyilaukan matanya..
"Gue yakin itu jalan nya." ucap nya lirih.
Ia terus berjalan mengikuti arah cahaya tersebut.
"Teruslah berjalan." bisik seseorang tanpa wujud.
Vivi menolehkan kepalanya kesan kemari. Akan tetapi tidak ada seorang pun hantu yang ia lihat.
"Siapa si lo? Jangan iseng dech." pekik Vivi. Ia tidak suka jika ada yang mengganggunya.
Ia sudah sampai di depan pintu keluar, ia melihat Maure, Johan dan Zen tengah berdiri yang tak jauh dari wahana ini.
Ia melambaikan tamgan nya akan tetapi mereka tidak merespon.
"Apa mereka tidak melihat gue?" gumam nya.
Bruk.
Ia terdorong ke depan. Tubuh nya terasa ada yang mendorong nya dari belakang.
"Vivi." pekik Mauren keras. Ia melihat adik ya terjatuh.
Mereka segera bergegas memghampiri Vivi.
"Vi lo gak papa?" tanya Mauren kwatir.
"Gak papa." ucap Vivi. Ia berusah untuk berdiri.
Vivi menatap Johan kesal. Berani sekali guru di depan nya meninggalkan dirinya sendiri di tempat yang horor itu.
"Lo? Pak Johan. Lo guru yang punya otak gak si? Tega banget lo ninggalin gue sendirian di dalam sana." hardik Vivi dengan suara lantang.
"Maafkan saya. Bukan nya saya yang ninggalin kamu, tapi say melihat sendiri kamu sudah berjalan keluar."
"Buktinya gue baru keluar." ucap Vivi tidak terima. Ia yakin jika guru nya dengan sengaja meninggal kan dia.
"Benar Jo. Lagian lo tahu kan kalau Vivi tuh penakut apa lagi dia ceWe. Harus nya lo jaga dan lindungi. Ini malah lo tinggalin." cibir Maauren.
Johan menahan nafas nya. Ia mencoba meredakan amarah nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/314010810-288-k820924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DALAM MIMPI
RomanceMimpi. Biasanya kita anggap itu hanyalah bunga tidur belaka. Akan tetapi jika kita memimpikan menikah dengan seseorang bahkan belum kenal sama sekali apa itu wajar? Takut nya saja itu adalah pertanda kalau kita jodoh. Amin. Inilah yang di alami si...