9. menikah?

36 48 6
                                        

Di rumah Vivi..

Vivi mencari papa nya. Dan Johan di persilakan duduk oleh pembantunya.

"Bi, papa mana?" tanya Vivi.

Belum sempet mbok Onah menjawab, Seno sudah datang dari dalam.

"Ada apa sayang?" tanya Seno.

"Tadi kenapa gak jemput?"

"Lah bukanya udah di jemput sama guru kamu?" tanya Seno sambil melirik ke arah Johan. Guru Vivi sedang menikmati jus yang sudah di sediakan.

"Pah?"

"Sudah kamu ganti baju dulu. Papa mau ke Johan dulu."

Vivi menghentak kan kaki nya keras. Ia sangat kesal dengan papa nya yang bertingkah seenak jidat.

"Apa anak om merepotkan?" tanya Seno. Dia duduk di seberang Johan..

"Gak om." jawab Johan ramah.

"Hahaha. Om kira. Vivi anak nya memang kadang susah diatur tapi ya gitu dia sangat manja." kata Seno.

Johan bingung dengan perkataan teman papa nya, kenapa harus memberi tahu sifat anak nya.

"Johan, om bisa titip Vivi gak?"

"Titip?"

"Ya kadang kalau dia anak di sekolahan atau di luar."

Johan menganggukan kepalanya. Ia melihat ke arah jam tangan nya.

"Maaf saya pamit dulu."

"Loh ko buru-buru."

"Ada meeting mendadak jadi saya harus datang ke kantor."

"Wah, kamu ternyata pekerja keras ya. Jadi CEO dan guru juga." puji Seno.

Johan hanya menanggapi dengan senyuman. Kemudian dia pamit pulang..

Seno duduk di ruang keluarga nya. Gita yang baru bersih-bersih, ikut duduk di samping suaminya..

"Wah wangi istriku." puji Seno.

"Dasar mesum." Gita menabok pundak suaminya.

"Suami memuji malah di tabok gini. Sakit tahu." rajuk nya..

Gita menyeruput teh hangat kesukaan nya. Ia sangat senang jika suaminya selalu memanjakan nya..

"Makasih." ucap Gita sambil memberikan senyum indah nya.

"Selalu cantik." puji Seno. Gita tersenyum malu jika di puji..

"Sayang." panggil Seno mesra.

"Iya pah ada apa?"

"Gimana kalau suatu saat Vivi suka sama seseorang?"

"  Ya biarin saja. Kan perasaan cinta gak akan bisa di paksa atau di tentang."

"Ya benar. Papa juga merasa begitu. Tetapi kalau kisah cinta Vivi seperty kita gimana?"

"Maksud papa di jodohkan?" tanya Gita. Ia menatap suaminya. Dan Seno menganggukan kepalanya.

"Apa demi kepentingan perusahaan papa?"

"Mana ada? Orang perusahaan papa udah beres kok."

"Terus?"

"Bukan untuk perusahaan, akan tetapi untuk menjalin silaturahim."

Gita membuang nafas nya pelan.

"Dengan siapa?"

"Johan."

"Hah? Johan anak nya mas Farhan?"

"Iya. Mama udah lihat kan kalau dia mempunyai sifat yang baik. Mama setuju?"

JODOH DALAM MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang