Tandai typo, salah kata atau tanda baca. Aku revisi pelan-pelan.
Hari Jumat, anak SMA penghuni Kost Aditya semuanya pulang lebih awal. Hari ini adalah pembagian raport, beberapa dari mereka pun sudah siap-siap untuk pulang ke rumahnya. Liburan sebulan mereka manfaatkan bersama keluarga, tetapi tidak untuk salah satu penghuni kost cogan no 17. Cowok yang kini segera memasuki semester genap itu mengalami galau brutal.
"No 17, lo kenapa?" tanya Taehyun yang sedang ke dapur untuk meminum air, namun melihat cowok no 17 itu termenung di meja makan membuatnya penasaran.
"Gapapa bang Hyun, gue cuma lagi sedih aja."
"Kenapa? Lo dapat C?" tanyanya yang kemudian menegak air sampai habis. Jeongwoo hanya mengerling malas. Jeongwoo menunggu Taehyun menyelesaikan minumnya dan kemudian mulai membuka suara.
"Ranking gue turun, gue bukan juara 1 lagi. Bukan juara umum 1 lagi," ucapnya dengan nada yang penuh kesedihan.
"Oh ... sekarang ranking berapa?"
"Ranking 2 bang, gue harus gimana nanti?"
"Ya gak gimana-gimana, lo mending siap-siap. Penghuni lain udah pada beres-beres buat pulang. Gue mau pulang sekarang."
"Ya udah bang, hati-hati di jalan." Taehyun hanya mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Jeongwoo yang melanjutkan acara termenungnya di dapur.
Waktu terus berlalu, setiap orang yang berlalu di depan Jeongwoo pada berpamitan. Sementara, ada 3 manusia yang malah salim kepada sang empu.
"Mohon maaf lahir dan batin," ujar Asahi sambil menarik tangan kanan Jeongwoo dan menggerakkan punggung tangan Jeongwoo untuk mengelap keringat di pelipisnya.
Jeongwoo hanya diam, tidak marah dengan keusilan abang kostnya. Namun, dia juga tidak mengelap keringat di punggung tangannya. Entah kemana perginya rasa jijik dan suara ribut dari Jeongwoo. Dia hanya diam layaknya patung depan komplek. Tidak berbicara namun bertuliskan selamat datang, ya kata itu ada pada kaos hitamnya dengan warna putih terang, menonjolkan diri agar mudah dibaca.
Jaehyuk dan Haruto merasa aneh dengan sikap Jeongwoo. Jojo yang mereka kenal tidak seperti ini. Jojo itu berisik, tidak bisa diam dan orang yang benci keheningan. Untuk yang sekarang, dia layaknya orang lain. Jaehyuk dan Haruto bahkan tertegun untuk beberapa saat.
"Lo kenapa, Jo?" tanya Jaehyuk kepada adik kostnya.
"Gapapa bang, Jae."
"Lo kek galau gitu, di putusin Ningsih ya?" terka Haruto kepadanya, namun Jeongwoo hanya diam dan malah bangkit dari duduknya--meninggalkan 3 manusia itu di dapur dengan tanda tanya.
"Emang dia pacaran ma si Ningsih?" tanya Asahi penasaran.
"Ya, dia kan diam-diam menghanyutkan. Diem gitu mantannya dah sepuluh, yakali dia gak jadian sama cewek secantik Ningsih?" jawab Haruto.
"Keknya bukan karena Ningsih deh, lo tadi di sekolah sama dia baik-baik aja kan?" tanya Jaehyuk.
"Aman bang, dia ketawa-ketiwi gak jelas jugaan. Tapi--" ucap Haruto menggantung.
"Tapi apa?" tanya Jaehyuk.
"Dia bukan juara umum dan juara 1 lagi di kelas," jawab Haruto.
"Gotcha! Itu pasti yang bikin dia kayak gitu," tebak Asahi yang langsung mendapat anggukan dari Jaehyuk.
"Serem banget, jugaan dia juara 2 sama juara umum 2 di sekolah. Masih dapet penghargaan, lah gue ntar dapet kopi pahit dari emak."

KAMU SEDANG MEMBACA
KOST NIH!
Humor[Baca dulu kak, siapa tau ketawa] Baca saat tidak mood, mungkin ini bisa sedikit membantu? Maaf kalau garing, aku memang receh anaknya:v Dengan kisah absurd penghuni kost "Cogan Aditya" dan "Cecan Aditya". Dua kost dengan satu pemilik yaitu keluarga...