Bukan ngejokes sih, tapi ngajak kalian mikir. Ini tuh sudah terpikirkan sedari dulu, tapi keknya gak bikin ketawa. Namun, baca aja deh! wkwk :P
***
Sekarang hari Minggu, sebenarnya paling ditunggu tetapi tak semenarik hari Sabtu bagi anak kost Aditya. Ya, gimana gak suka? Dita sudah memberikan pengumuman kalau hari Minggu itu harus bersih-bersih. Mashiho sih suka, kan doi paling suka bersih-bersih, ngerasa kalau hari Minggu itu adil banget buat dia. Yang biasanya Shiho itu harus sukarela bersihin yang kotor karena ulah anak kost. Sekarang, mereka bersih-bersih sendiri dong!
"Gue sebenernya gak suka sama hari Minggu," keluh Beomgyu kepada yang lainnya.
"Masih jelekan hari Senin padahal," celetuk Haruto dan diangguki yang lain.
"Apanya bagusan? Gini ya, sekte-sekte yang gak suka hari Senin. Hari Senin itu nggak salah, yang salah itu hari ini. Kenapa setelah Minggu malah Senin?" Beomgyu udah berkacak pinggang aja tuh, pokoknya dia gak suka hari Seninnya dibuli.
"Ya, mana gue tau, salah Senin itu, kenapa ada setelah Minggu?" Sekarang Jaehyuk gak terima nih kalau hari Minggunya malah disalahin.
"Gini, ya, coba setelah hari Minggu itu Selasa, pasti kalian gak suka hari Selasa, kan? Patokannya hari apa? Ya, Minggu!" Beomgyu nyaut tuh, gak terima banget dia.
Semua pada mikir, kok rasa-rasanya bener juga omongannya si Beomgyu.
"Gila otak lu yang sesendok nyam-nyam bisa mikirin hal ini?" Jaehyuk gak percaya, tutup mulut. Asahi nepok-nepok pundaknya Jaehyuk, ngomong pake telepati, 'Lo kenapa tutup mulut?'
Jaehyuk kedipin kedua matanya tiga kali, dengan kata lain, 'Mulut gue bau!'
"Tapi sekarang nyam-nyam sendoknya udah bukan sendok lagi, udah pakai lidi-lidian," celetuk Soobin yang bikin lainnya bertanya-tanya.
"Kenapa lidi-lidian?" tanya Yedam polos.
"Karena bukan lidi beneran," jawab Soobin mantap.
"Terus kalau buah-buahan, bukan buah beneran?" Yeonjun natap Soobin tajam sambil naikin satu alis tuh.
"Nah, Mbak Dita ngapain tuh?" Soobin nunjuk-nunjuk Mbak Dita. Pokoknya si doi lagi ngalihin perhatian anak kost sama gak mau jawab pertanyaan Yeonjun. Gak heran sih, cara simple begitu tetap narik perhatian anak kost.
Mereka semua berjalan mendekat. Dita lagi sibuk berbenah, meja di tengah halaman lengkap sama kerangjang di belakangnya. Dita senyum sumringah ngeliat anak kost yang mendekat.
"Ngapain, Mbak?" tanya Jeongwoo.
"Laundry Woo, kalian semua mau nge-laundry nggak?" tanya Dita sambil ngeliatin anak cogan satu-satu.
"Mbak kena tipukah?" tanya Haruto.
"Nggak, emang kenapa?" tanya Dita balik.
"Tumben kayak orang miskin."
Dita udah kelipet mukanya dan bilang, "Gue mau cari tambahan. Produktif To!"
"Ini beneran, Mbak?
"Iyalah Woo, cepet ambil baju lo! Sekilo gue hitung lima ribu!" seru Dita. Anak cogan pada berseri, semuanya kembali ke tempat kost masing-masing.
"Ngapain, Dit?" tanya Lea.
"Cari cuanlah, Mbak! Laundry nih!"
"Wih, ikutan dong. Gue bantuin tapi lo bayar, ya!"
"Gak ada lowongan di tempat gue, Mbak."
"Kan gue ngebantuin bukan ngelamar, Dits."
"Tapi kan lo minta bayaran!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST NIH!
Humor[Baca dulu kak, siapa tau ketawa] Baca saat tidak mood, mungkin ini bisa sedikit membantu? Maaf kalau garing, aku memang receh anaknya:v Dengan kisah absurd penghuni kost "Cogan Aditya" dan "Cecan Aditya". Dua kost dengan satu pemilik yaitu keluarga...