04. Anak Baru

133 59 149
                                    

Hari ini Zuu lagi dapet pelajaran Matematika di sekolah. Guru yang mengajar adalah guru yang terkenal galak disekolah. Zuu sebenernya malesin banget buat sekolah. Matematika kan bukan pelajaran yang dia sukai.

"Aduh perut gue mules," ujar Zuu sambil memegang perutnya, menarik atensi anak kelas karena sekarang dia lagi ngedrama.

Seorang temannya yang bernama Una nyeletuk, "Bohong tuh, masa setiap pelajaran Matematika sakit perut terus."

Zuu mendengus malas, "Gue sakit perut karena phobia sama matematika ya! Lo gak ngerti apa? Gue muntah disini, lo pada mau beresin?" ancam Zuu.

"Lo Ketos disini, Zuu. Masa lo ngilang mulu pas pelajaran pak Arga?" ucap Lili, ketua kelas disana.

"Au ah, gue izin bentar ya. Ntar gue balik kok, pak botak juga gak bakal marah. Gue kan OSIS," bujuk Zuu kepada teman sekelasnya.

"Lo tuh namanya menyalahi jabatan, Zuu! Kita bakal ngadu ke Pak Arga kalau lo gak ikut pelajarannya!"

"Eh, Maksud lo apa Lili? Gue jadi Ketos kan karena vote dari kalian sama anak sekolah!" sungut Zuu tidak terima.

"Lagian ya, pak Arga bakalan mikirin masa depan sekolah kok. Dia tau gue Ketos! Gue tuh bebannya lebih banyak dari pada lo lo semua!" lanjut Zuu.

"Tau darimana lo pak Arga bakalan gitu?" tanya Rona, salah satu teman sekelasnya.

Zuu tersenyum, dia merasa harus membagi ilmu pengamatannya kepada teman sekelasnya.

"Gini ya! Lo perhatiin gak sih? Gaya botak pak Arga ada di mana?" tanya Zuu.

"Di kepala!" jawab temannya kompak.

Zuu memijat pelipisnya, sepertinya dipancing dengan pertanyaan tidak akan berhasil.

"Bener kok, di kepala. Tapi lo perhatiin lagi gak? Botaknya pak Arga tuh condong ke depan! Kalian tahu gak artinya? Itu artinya, Pak Arga itu orangnya selalu berpikir ke depan!" terang Zuu dengan bangga.

"Ngawur ni bocah!" ujar Lili tak habis pikir.

"Terus kalau botaknya di atas gimana?" tanya Una yang penasaran dengan cara pikir Zuu.

"Itu artinya doi tuh orangnya ketuhanan, pasti dikit-dikit doa. Tipe-tipe yang bakal takut dosa!" sahut Zuu.

"Kalau di belakang?" tanya Una lagi.

"Itu artinya doi gagal move on! Pasti doi suka ngungkit masa lalu! Kalau doi cowok, pasti ceweknya banyak tuh. Doi kan gamon'an."

Semua teman sekelasnya menghadeh, kenapa juga modelan seperti dia jadi ketua OSIS? Cocokloginya gak habis pikir.

"Bapak gue botaknya disamping tuh, artinya apa?" tanya Rina kepada Zuu.

"Bentar, botaknya nih ... keduanya atau nggak?"

"Keduanya."

"Berarti bapakmu tuh ayam, ayam kan jenggernya di atas. Mana ada tuh jenggernya full sekepala," jawab Zuu yang langsung mengundang gelak tawa sekelas.

"Bazuungan sekali," gerutu Rina namun tetap ikut tertawa.

"Lo bisa jelasin gak botak yang cuma satu sisi?" tanya Lili, sepertinya dia mulai tertarik dengan obrolan aneh Zuu.

Zuu merasa tertantang, kini dia merasa ilmu cocokloginya harus dikemukakan.

"Sederhana aja, kalau sisi kanan artinya doi orang kepercayaan."

"Kenapa gitu?" tanya Lili.

"Ya, tangan kanan kan artinya orang kepercayaan. Sama-sama kanan kan?"

Semua teman sekelasnya menggeleng, tidak habis pikir dengan Zuu.

KOST NIH! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang