Minggu pagi, anak-anak kost melakukan senam serempak, ya walaupun cuma beberapa menit. Ini atas ajakan dari Chaeryeong, katanya harus produktif di hari Minggu.
"Ayok semuanya, satu dua tiga empat!" teriak Chaeryeong sambil memberikan contoh gerakan yang harus diikuti. Beberapa anak cecan dengan antusias mengikutinya sementara anak cogan ....
"You know what I'm waiting for," gumam Asahi.
"Dia cuma bisa berhitung sampai empat?" julid Jeongwoo kepada yang lain.
"Tadi gue denger sampai delapan," balas Haruto yang meniru gerakan anak cecan.
"Kalau begitu, lo hitung sampai seratus dan kita semua sampai delapan," tantang Jihoon yang langsung membuat Jeongwoo tersenyum.
Jeongwoo datang menghampiri Jihoon dan berkata, "Bang, kita harus menumbuhkan solidaritas. Kapan Indonesia bisa maju kalau kita tidak kompak?" Jeongwoo menyandarkan sikunya di bahu Jihoon. Jihoon hanya terkekeh mendengar ucapan adik kostnya.
Di sisi lain, beberapa anak cogan dan cecan bertepuk tangan melihat pertunjukan dari Dita.
"Anjay, keren banget dancemu, Mbak!" seru Beomgyu sambil tepuk tangan.
"Iya, ruci-ka rucikanya enak!" kata Yedam sambil niruin gerakan Dita tadi.
"Doomchita Dam ... Doomchita," ingat Mashiho kepada Yedam yang berdiri di sebelahnya.
Sementara di depan pagar cecan. Zuu dan Minji sedang bercengkrama dengan seorang gadis di luar gerbang.
"Kak, ini tempat kost, kan?" tanya gadis itu kepada Zuu.
"Kamu nanyeaa?" sahut Zuu.
"Iya, Kak," balas gadis itu polos.
"Kamu bertanya-tanya?" tanya Zuu lagi.
Gadis itu diam lagi, dia tahu trend ini. Dari seratus rumah yang dia tanya, semua mengeluarkan pertanyaan aneh yang sama. Baginya, ini sangat menyebalkan.
"Yaudah, aku kasih tahu, ya. Ini memang tempat kost. Sekarang kamu tidak bertanya-tanya, kan?" tekan Minji yang langsung diangguki oleh gadis itu.
Zuu menelisik dari ujung rambutnya yang naik sampi ke ujung sandal swallow. Penampilan yang sederhana, seperti orang yang meminta sumbangan.
"Mau minta sumbangan, kan? Kebetulan, kita semua lagi kelaparan. Jadi, nyumbangnya gak dulu." Zuu berkata dengan santai sambil menggerakkan kakinya seperti cacing kepanasan.
Minji maupun gadis itu tidak terlalu peduli. Mereka kembali tatapan dan mengobrol lagi.
"Namanya siapa?" tanya Minji kepada gadis di depannya.
"Aku Yuna. Nama kamu siapa?"
"Kamu nanyeaa?"
Tuh, kan ... lagi dan lagi, ini benar-benar menyebalkan.
"Saya mau ngekost, aku udah chat yg punya kost. Kira-kira, yang punya kost ke mana? Lo tau gak?" tanya Yuna kepada Minji yang langsung membuat otaknya ngebug.
"Bentar, jadi lo itu mau pakai 'saya, kamu atau gue'?" tanya Zuu yang berniat meluruskan.
"Kamu nanyeaa?" Yuna membalikkan kata-kata mereka berdua. Zuu sama Minji langsung kicep. Gak lagi deh ngomong begitu, walaupun yang asli lagi mabuk ngomong gitu.
Dita datang menghampiri kumpulan orang di dekat pagar. Sepertinya, bau uang sudah tercium pada hidungnya. Buktinya sekarang dia bertanya ....
"Mau ngekost, ya?" tanya Dita antusias. Zuu mengangguk ribut untuk mengiyakan pertanyaan dari Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST NIH!
Humor[Baca dulu kak, siapa tau ketawa] Baca saat tidak mood, mungkin ini bisa sedikit membantu? Maaf kalau garing, aku memang receh anaknya:v Dengan kisah absurd penghuni kost "Cogan Aditya" dan "Cecan Aditya". Dua kost dengan satu pemilik yaitu keluarga...