02. Sunarni

169 71 184
                                    

Tandai typo, salah kata atau tanda baca. Aku revisi pelan-pelan.

Hari ini adalah waktu balik anak-anak dari rumah menuju kostnya. Ada yang balik dengan niat, ada yang balik dengan kewajiban dan ada juga yang balik karena kena gusur emaknya, ya siapa lagi kalau bukan Asahi kita.

Sebenarnya hal yang amat sangat mengamat sangat betul mengbetul mengsangat tidak mungkin jika Asahi adalah karakter yang kena gusur. Tapi kembali lagi, ini kan cerita jahat buatan "Nino", jadi ya ... suka-suka aku sih.

Sebenarnya cerita tentang Sunarni di chapter sebelumnya---mengnya Asahi itu hanya bohongan semata. Asahi sama sekali tak punya kucing dan malah dilarang oleh Mama dan Papanya memelihara. Adiknya Asahi, yaitu Aina alergi akan bulu kucing. Jadi, bisa dipastikan Asahi di gusur karena apa? Ya itu.

Namun siapa sangka? Kayaknya kebohongan Asahi dikabulkan oleh Semesta. Awal Asahi bertemu dengan Sunarni di jalan, saat menaiki sepeda buntutnya untuk membeli gas demi Mama tercinta. Gas berwarna hijau yang berisi tulisan "Hanya untuk masyarakat miskin" dengan berat yang sangat friendly dan mudah untuk diangkat ini---dibeli oleh Asahi.

Kalian tahu kenapa Asahi menaiki sepeda buntut? Agar miskinnya menjiwai, ya walaupun wajahnya kasep kayak anak orang kaya yang selalu perawatan---emang anak orang kaya sih. Eits, jangan salah! Outfitnya sekarang hanya celana training hitam dengan 3 garis putih dan kutang abu-abu yang memperlihatkan penampakan keteknya yang sumiring suplindid kinclong tanpa noda dan daki. Layaknya ketek Asahi mampu menyinari dunia dan tak harap kembali. Ya, seperti itulah.

"Aduh Asep, mau beli gas, yah?" tanya Mamak-mamak caper kepada Asahi.

"Hm..." jawab Asahi.

"Yang tiga kilogram ya?" tanya Mamak itu lagi.

"Hm..."

"Enam belas ribu ya."

Asahi menyerahkan uang berwarna hijau kepada penjual tadi, "Hm."

"Ini kembaliannya ya." Asahi menerima kembaliannya yang berwarna kuning. Asahi mengernyitkan dahinya lalu menatap si penjual.

"Khusus buat Asep, aku kasih diskon," ujar Mamak itu.

Asahi kemudian sedikit membungkuk, "Hm ... hm...." Asahi kemudian menampilkan senyumnya dengan lesung pipit yang cantik. Emak itu pun mleyot.

"Besok jadi mantu Mamak, ya!" pinta Mamak itu saat Asahi bersiap menjalankan sepedanya. Asahi hanya menampilkan jempol kanannya dengan jari lain yang mengatup. Asahi pun meninggalkan warung tersebut.

"Dia siapa Mak? Kok minta jadi mantu?" tanya Ryujin, anak Mamak tadi.

"Dia Asahi, Mak biasanya manggil dia Asep yang Artinya Asahi Kasep. Kamu harus dapetin dia ntar, biar anakmu good looking. Biar segalanya gampang ntar, orang zaman sekarang kan lihat tampang. Mo kayak penjahat pun asal good looking, masih ada yang bela tuh."

"Astaga Mak, Ryujin juga bisa nyari sendiri nanti. Ryujin kan cakep. Masa Mak tega Ryujin sama modelan limbad kek gitu. Apaan 'Hm, hm' doang. Sok cool aja kek cowok fiksi. Huwekkk." Ryujin menampilkan ekspresi yang mau muntahnya di depan emaknya. Emaknya bukan marah, justru panik.

"Kamu gak hamil, 'kan?"

Capek. Itulah yang Ryujin rasakan. Emaknya selalu salah tangkap. Ryujin pun hanya bisa menepok jidatnya.

...

Saat Asahi lagi asik mengendarai sepeda dengan wajah lempengnya. Tiba-tiba Asahi mendengar suara gaib. Gaib dalam artian Asahi tidak dapat melihat wujudnya. Asahi kemudian memberhentikan sepedanya.

KOST NIH! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang