08. Hujan

76 58 123
                                    

Vote atau votmen ya kack, jangan ada bisu reader diantara kita~

●○●○●○●

Siapa yang tidak suka hujan?
Kamu suka hujan atau tidak?
Jika kamu bertanya kepada aku, aku tidak terlalu suka, tetapi aku tetap mensyukurinya.
Kadang hujan bisa meredam tangisan, kadang hujan menjadi pemicu canda tawa.

Tik tik tik

Suara hujan berjatuhan terdengar berdenting di atas genteng, airnya turun tidak terkira. Cobalah tengok dahan dan ranting, pohon dan kebun basah semua.

Minji sedang termenung di teras kost cecan, menatap air yang tergenang dan mendengar gemerciknya.

Mungkin kali ini, hujan menjadi sarana penyalur sedihnya. Bagaimana tidak? Hari ini Minji putus dengan Cecep.

Cecep? Hahaha, Minji terlalu sedih mengingat bagaimana dia putus dengan Cecep. Cecep menduakannya, dia selingkuh. Sungguh menyedihkan.

"Cecep, kamu telah membuatku marah. Aku harap di tempatmu sedang hujan darah!" monolognya sambil menatap hujan.

"Andai kau tahu dan bapakmu tahu. Bila tak ada janda masih ada waria. Lalu kenapa kamu selingkuh dengan duda itu?" monolognya lagi.

Anak cecan yang lain sedang memandang ke arah kaca di dekat pintu. Terlihat Minji sedang berbicara sendiri, mengeluarkan unek-uneknya sebisa mungkin.

Minji berdiri dari duduknya, berjalan ketengah lalu tiba-tiba kayang. Posisi kayang membuat dirinya menatap ke arah cecan yang tampak terbalik di penglihatannya. Dengan perasaan tak suka di uping. Dia langsung kembali ke posisi semula, kini dia mengejar anak-anak cecan.

"Gaswat! Gaswat! Larii ada zombie!" teriak Jinny pemicu yang lainnya untuk lari.

Lia hanya diam, namun tangannya ditarik oleh Yeji agar ikutan berlari. Dia hanya pasrah mengikutinya.

Zuu memimpin pelarian mereka, "Run bestie run! Digigit ntar kulit lo bopeng!" teriak Zuu menuju lantai dua diikuti yang lainnya.

Zuu berlari memasuki kamar Minji disana, diikuti oleh anak yang lain. Minji tentu ikutan, bukan pengen ngejar mereka tapi buat ngamanin hpnya disana. Zuu selalu bisa membuka paswordnya.

"Masuk! Masuk!" ajak Jinny kepada Yeji dan Lia. Saat semua sudah masuk, kini pintunya dikunci dari dalam.

Ddok! Ddok! Ddok!

"Buka! Kalian ngapain di kamar gue?" tanya Minji berteriak.

"Lo mau gigit kita kan?" Pertanyaan konyol Jinny membuat hati Minji menjadi dongkol. Dikira dia guguk apa?

"Enggak, gue lari mau ke kamar tadi. Kalian ngapain ke kamar gue sih?"

"Bohong itu dosa!" ujar Soodam.

Minji meremas rambutnya frustasi. "Gini ya anak cantik. Kalian keluar sekarang ya! Gue cuma mau ke kamar gue, janji ga bakal gigit deh!"

Kini terdengar perundingan tidak jelas dari mereka. Lia sudah muak, dia pengen keluar aja tuh. Pas dia mau buka kunci pintu, eh dianya malah ditarik sama Yeji dan Jinny.

KOST NIH! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang