PART 8

67 63 4
                                    

“Non ada mama” ucap bi Mala setelah membukakan gerbang untuk Marsya.

Marsya segera masuk ke dalam rumah nya dengan antusias ia berharap kali ini ia bisa bicara baik baik dengan mamanya agar bisa keluarganya kembali utuh seperti dulu. Ternyata benar apa kata orang orang  jangan berharap jika tak mau dikecewakan. Yap, lagi lagi harapannya kembali runtuh  seperti yang kemarin kemarin. Ia sudah mencoba berkali kali mengubah basa basinya agar bisa berbicara baik baik tetapi berkali kali juga mama nya membuat Marsya menjadi emosi dan gagal seperti saat ini...

“Assalamualaikum ma”

“Huft, yang ditunggu siapa yang dateng malah siapa” gerutu Rani (ibu kandung Marsya)

Marsya menarik nafas nya dalam dalam dan menghembuskan nya dengan perlahan ia masih mencoba untuk sabar.

“Mama kesini sendiri?”

“Gak usah panggil saya mama”

Jujur sakit sekali hati Marsya saat mendengar mama nya berkata seperti itu pada dirinya.

“Emang nya gak boleh ya, seorang anak yang memanggil ibu kandung nya dengan sebutan mama?”

“Kamu bukan anak saya”

Cukup. Marsya juga memiliki batasan untuk sabar.

“MA!!! secepat itu mama ngelupain kenangan indah keluarga kita? dan setega itu kah mama ngebuang aku?”

“Tujuan saya kesini bukan untuk mengenang masa lalu, mending sekarang kamu bantuin saya cari kunci kantor papa kamu”

“Mama mau ngapain?”

“Gak usah tanya kalau udah tau jawabannya”

“Dan mama jangan berharap aku bakal bantuin”

“Karena aku gak akan mengulangi kesalahan yang sama, gara gara waktu itu aku kasih kunci kantor papa ke mama aku jadi marahin habis habisan sama papa”

“Ya itu derita kamu”

Lagi lagi mama nya mengeluarkan kata kata yang menyakitkan hatinya.

“Mama anggap aku apa sih ma? kenapa mama selalu mengeluarkan kata kata yang menyakiti hati aku sih ma?”

“Yaudah kalau kamu gak mau bantu, saya mau pulang buang buang waktu saja kalau terus terusan disini”

“Ma! apa mama gak bisa sekali aja tanyain kabar aku gimana?” ucap Marsya saat mamanya hendak melewatinya.

“Mama tau gak seberapa besar rasa rindu aku sama mama yang dulu, aku kangen banget ma kita bisa bareng bareng kayak dulu lagi” ucapnya lagi sambil menahan tangis.

“Jangan salahin saya, salahin papa mu itu kalau bukan karena dia yang selingkuh saya tak akan seperti ini” ujarnya lalu pergi dari perkarangan rumah Marsya.

BRUK!

Tiba tiba kaki nya lemas dan tangis nya pecah. Sakit sekali ketika melihat orangtua saling menyalahkan dan saling tak mau intopeksi diri.

“Non Marsya....” panggil bi Mala sembari memeluk Marsya.

Lagi lagi ia tangis di dalam pelukan hangat bi Mala.

___________

Rasya memarkirkan motornya di bagasi rumah, ia sebenarnya masih kepikiran soal Marsya karena masih penasaran dengan perempuan itu namun pikirannya buyar saat ia menyadari ada motor teman teman yang terparkir di bagasi rumahnya.

“Ngapain dah sih kunyuk kunyuk pada kesini?” ucapnya lalu segera masuk ke dalam rumah.

“Ma kok ada me...

MARSYA✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang