PART 16

55 57 3
                                    

Randy termenung dengan tatapan kosong menatap langit langit kamar. Ucapan Reno kemarin menghantui seluruh isi kepala bahkan sampai ia tidur pun tak nyenyak karena nya.

Flashback on

“Lo mau ngapain lagi kesini  Ren?”

“Gak bosen kesini dengan tujuan yang sama terus?” tanya Randy lagi.

Reno tersenyum sembari menggelengkan kepala nya. “Gak Ran gue gak bakal pernah bosen”

“Karena yang gue lakuin selama ini juga buat diri lo sendiri Ran” ucapnya lagi.

Ren, ini tuh hidup gue, gue sendiri yang akan ngejalaninnya”

“Iya gue tau ini hidup lo Ran, gue juga tau betul gue gak ada hak buat mengatur hidup lo” 

“Tapi gue disini sebagai sahabat lo Ran, gue masih menganggap lo sebagai sahabat gue walaupun gue tau lo bejat Ran” ujar Reno.

“Maksud lo ngatain gue begitu apa anjing?!” ucap Randy mengepal tangannya kuat kuat.

“Lo masih belum terlambat buat mengakui semua nya Ran”

“Jangan sampai mereka tau dengan sendiri nya Ran, karena gue gak akan berhenti buat lo takut dan sadar atas apa yang telah lo perbuat” ujarnya lagi,

“Mending lo banyak diem sebelum gue yang buat lo diem”

“Gue gak takut Ran, asal lo tau sebenarnya gue bisa aja ngelaporin lo ke polisi dengan ini Ran” ucap Reno mengangkat sebuah tape tinggi tinggi.

“Lo mau tau ini isi nya apa?”

“Isinya pengakuan lo ke gue waktu itu” jelas Reno yang membuat Randy diam terpaku.

“Dan gimana kalau misalkan gue kasih tape ini ke Jihan?” lagi lagi Reno membuat Randy tak bisa melakukan apa apa.

Saking terkejutnya atas apa yang diucapkan Reno ia sampai tak bisa mencegah Reno pergi.

Flashback off

”Reno brengsek!”

“Gue harus ketemu Jihan sekarang”

Ia bangkit dari kasurnya lalu mengambil jaket dan kunci motornya lalu bergegas keluar dari kamarnya. Ia agak terkejut saat mendapati ayahnya yang duduk di ruang makan. Ia menunduk dan melewati ayahnya.

“Mau kemana kamu?” tanya Wildan alias ayah Randy.

“Mau keluar sebentar pa urusan penting”

“Makan dulu”

“Sebentar doang pa ini juga penting”

“Makan dulu!” ucap ayahnya penuh penekanan.

Ayahnya ini sangat keras kepala, terkadang ayahnya juga egois ia hanya ingin semua orang menuruti permintaannya tanpa ada bantahan seperti tadi. Dari dulu sifat ayahnya seperti ini bahkan menurun kepada Randy, tapi kedua nya menjadi sangat egois semenjak mereka kehilangan sosok perempuan yang sangat mereka cintai.

“Setelah ini kamu mau kuliah dimana Ran?”

“Belum kepikiran soal itu pa” jawab Randy yang masih mengaduk ngaduk isi piringnya.

“Papa sudah beri kamu kebebasan untuk memilih tempat kuliah loh Randy, jangan sampai papa juga yang akan memilih tempat kuliah kamu”

“Oh ayolah pa, papa udah paksa Randy buat masuk jurusan manajemen masa soal tempat kuliah juga harus papa sih yang nentuin?” ucap Randy lelah sebenarnya menjadi robot ayahnya ini.

MARSYA✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang