PART 18

50 53 2
                                    

Marsya terbangun dari tidurnya karena bunyi alarm, dengan mata yang sudah sepenuhnya terbuka ia pun langsung meraih handpone yang berada tepat disampingnya. Cukup lama ia memandangi layar hanpone nya itu sambil tersenyum. Bukan, ini bukan notifikasi dari Rasya yang mengucapkan good morning atau kata lainnya, melainkan karena lockscreen nya, lockscreen nya yaitu foto dirinya bersama Devia semalam dengan pose saling berpelukan, sungguh ia sangat merindukan pelukan seorang ibu. Mengingat jam yang sudah menunjukkan pukul  6.05 ia pun langsung berniat untuk pergi ke toilet untuk mandi.

___________

Sesampainya ia disekolah ia langsung ke kelas dan menaruh tas dikursinya. Setelah itu ia keluar lagi untuk mencari Jihan. Ia sangat paham dengan kebiasaan temennya ini, jika pagi pagi perempuan itu tidak ada di dalam kelas berarti perempuan itu pergi ke ruang musik. Maka dari itu tanpa berpikir panjang ia pun langsung segara ke ruang tersebut.
Sesampainya di depan ruangan tersebut ia tak langsung masuk, melainkan ia berdiri diam di depan pintu dan mendekatkan telinganya ke pintu, karena tadi ia sempat mengintip bahwa ada Farhan yang tampak seperti bicara serius dengan temannya ini.

“Ayolah Ji! lo gak mau dia balik lagi sama lo?”

“Gak! Han gue gak mau egois, Marsya mencintainya tulus”

Marsya yang mendengar namanya disebut semakin dibuat penasaran.

“Lo bisa gak, sebelum pikirin perasaan orang lain, pikirin dulu perasaan lo sendiri?”

Seketika senyap dari ruangan tersebut. Tampaknya Jihan tak menjawab pertanyaan dari Farhan.

“Marsya? lo ngapain disini?” tanya Randy.

“Eh? Anu, gue nyari Jihan”

“Kenapa gak langsung masuk?”

“Ini mau masuk!” jawab Marsya dengan wajah yang sepenuhnya berusaha tenang.

Baru saja ia ingin membalikkan badan, tiba tiba Farhan dan Jihan keluar dari ruangan tersebut.

“Kalian ngapain disini?” tanya Jihan.

“Gue nyari lo!” jawab Marsya cepat.

“Gue nyari Farhan, soalnya dia dicariin Rasya tadi” jawab Randy.

“Ayok! Satria belum dateng?” tanya Farhan.

“Belum” jawabnya lalu jalan beriringan dengan Farhan.

Setelah Farhan dan Randy pergi dari pandangan mereka, mereka pun masuk ke ruang musik bersama sama.

“Lo lama tadi di depan?” tanya Jihan.

“Enggak kok, gue baru banget dateng pengen buka pintu tiba tiba Randy manggil” ujarnya lalu mengambil gitar dan menaruh di pangkuannya.

Marsya memang tidak ahli dalam musik bahkan bisa dibilang tidak bisa, tapi akhir akhir ini ia memang sedang suka dengan gitar dan berusaha untuk belajar. Tetapi saat iini hanya alibinya saja untuk menghindari kecurigaan di wajah Jihan. 
Sebenarnya ia sangat ingin meminta penjelasan mengenai pembicaraan mereka. Namun Marsya rasa Jihan tidak ingin ada seseorang lan yang mengetahui maksud dari pembicaraan itu, jadi ia lebih memilih diam dan mencari tau sendiri.

___________

Pembicaraan antara Farhan dan Jihan membuat dirinya sampai tak fokus dengan pelajaran. Sebegitu besarnya rasa penasaran ia pada mereka. “lo gak mau dia balik lai sama lo?” apa ini mengenai mantan Jihan tetapi kenapa dirinya dibawa bawa oleh mereka?. Isi kepala Marsya penuh tak jauh jauh dari kalimat itu, ah ya ngomong ngomong soal mantan apakah ini waktu yang tepat untuk bertanya pada Jihan mengenai mantannya.

MARSYA✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang