PART 22

51 54 9
                                    

Air mata nya terus mengalir tanpa henti. Baru saja ia menangis karena fakta perihal Rasya kini ia harus menangis lagi karena fakta tentang orangtuanya. Ia lelah menangis tuhan..

“BIBI” panggil Marsya dengan terisak.

“Iya non kenapa?” sahut bi Mala panik karena melihat Marsya menangis.

“Tamu yang beberapa hari kemarin datang siapa bi?” tanya Marsya dengan air mata yang terus bercucuran.

“Bibi gak tau non”

“Ini palsu kan bi?” tanya Marsya sambil mengangkat tinggi tinggi berkasnya.

“Ini palsu kan bi?! mereka gak mungkin ninggalin Marsya kan bi? mereka gak mungkin berpisah kan bi?”

Mendengar penuturan Marsya bi Mala pun ikut menangis.

“Marsya cuma pengen punya keluarga harmonis bi” ucapnya lirih.

___________

Rasya melihat buku tahunan nya sesama SMP. Setiap lembaran foto matanya hanya tertuju pada Jihan. Ia rindu gadis ini, ia sangat merasa bersalah dengan gadis ini karena sempat melupakannya. Niatnya semalam ia ingin bertemu dengan Jihan, ia sudah mengunjungi rumah lamanya yang saat ini ternyata sudah tidak berpenghuni, kira kira kemana keluarga gadis itu pindah? ya, setelah amnesia Rasya tak mengetahui fakta tentang Jihan sedikit pun, perempuan itu seperti tak ingin berurusan lagi dengannya.

“Rasyaa” panggil Devia dari bawah.
Tanpa sahutan Rasya langsung bangkit dari duduknya lalu menuju lantai dasar untuk sarapan.

Jujur sekecewa kecewa nya ia dengan para sahabatnya ia lebih kecewa lagi dengan orangtua nya, bisa bisanya mereka sebagai orangtua membiarkan anaknya bertumbuh besar tanpa mengetahui apa yang terjadi di masa lalu. Masa lalu nya memang tidak sepenuhnya indah tetapi namanya juga manusia harus berhak tau dengan masalalunya.

Ah ya, jika kalian bertanya tanya bagaimana Rasya pulang dan apa kabar dengan motornya? Semalem ia pulang menggunakan ojek pengkolan sekitar RS dan motornya tiba tiba sudah ada ketika ia baru sampai dirumah, katanya sih Farhan yang membawanya kemari.

“Aku berangkat dulu ya” pamit Rasya usai makan.

“Loh tumben” celetuk mamanya.

“Yaa bagus dong biar gak telat juga dia nya” sahut papanya.

“Aku jalan, Assalamualaikum” pamitnya lagi sambil mengeluarkan motornya dari bagasi.

Jika kemarin ia sangat antusias untuk bertemu dengan Marsya namun kali ini ia sangat antusias untuk bertemu dengan Jihan. Ada banyak hal yang ingin ia bicarakan pada perempuan itu. Otak nya dengan Jihan, seperti bagaimana nanti dengan respon Jihan?, apakah perempuan itu merindukannya juga?, hingga tak terpikirkan olehnya tentang Marsya untuk bicara sepatah kata, jangankan bicara sepatah kata Marsya saat ini tidak ada dikelas saja lelaki itu tak menyadarinya.

"Marsya Varezella?" panggil sang pengawas.

"Tidak hadir kah dia?"

"Ah gak mungkin bu Marsya gak hadir palingan telat"ujar Satria.

"Yasudah kalian lanjut mengerjakan saja"

"Shuttt, Marsya kemana emangnya Sya?" tanya Randy.

"Mana gue tau" cetus Rasya.

"Lah? kocak"

"Shut, berisik lo udah kerjain" lerai Satria.

Bukan telambat melainkan Marsya benar tidak hadir untuk pertama kalinya. Kenapa pertama kali? Karena perempuan itu sangat benci mengikuti remedial ataupun ujian susulan, maka dari itu bagaimana pun kondisi perempuan itu ia pasti masuk ketika ujian.  Tapi kemana perempuan itu hari ini?

MARSYA✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang