PART 24

53 60 9
                                    

Hari Senin kembali datang seperti biasa Marsya menyambut paginya dengan ceria namun kali ini tanpa harapan. Ia sudah lelah berharap, ia hanya ingin menjalani harinya seperti alur yang sudah tuhan rencanakan. Ya, sepasrah itu dirinya sekarang.  Seberat apa pun ujian yang akan dihadapinya nanti ia hanya pasrah dan yakin bahwa rencana tuhan pasti yang terbaik untuk dirinya. Ia seperti ini karena tak ingin merasakan kecewa lagi, karena awal mula kecewa adalah berharap dengan sesuatu yang tak pasti. Jadi, untuk menghindari rasa kecewa ia hanya berusaha dan bekerja keras oleh sesuatu yang ingin ia lakukan, selebihnya? Ia hanya pasrah.

"Marsyaaa!!!" panggil Jihan lalu memeluknya dengan sangat erat.

"Aaaa, Jihan gue kangen sama lo!!!"ujar Marsya dengan membalas pelukannya.

"Lo kemana aja sih?!"

"Yaa, sorry...eh?lo nangis?!"

Ya, Jihan menangis karena ia merasa tak becus jadi sahabat Marsya. Rasya terpaksa cerita ke mereka semua karena mereka juga yang memaksanya terlebih dahulu, selain itu juga agar mereka lebih mengerti dengan kondisi Marsya yang sedikit sensitif akhir akhir ini.

"Yaa abis lo sih berhari hari gak masuk udah gitu gak ada kabar kan gue jadi khawatir" gerutu Jihan masih dalam dekapan pelukan.

"Maaf deh"

"Janji lo gak bakal begini lagi!" ucap Jihan sambil melepaskan pelukannya.

"Sumpah gue tuh khawatir banget sama lo Marsya!"

"Iya, gue gak bakal begini lagi deh"

"Janji?"

"Gue usahain"

"Gak! Lo harus janji!"

"Gue takut gak bisa nepatin"

"Marsya!"

"Iya"

"Iya apa?"

"Gue gak bakal bikin lo khawatir lagi"

Satria yang melihat adegan romantis di depan kelasnya hanya tertawa. Ia bangkit dari duduknya lalu menghampiri 2 perempuan itu, dan tanpa disadari lelaki itu Farhan pun mengikutinya dari belakang.

“Aduh!” ucap Marsya sambil mengusap usap kening yang disentil Satria.

“Gara gara lo gue ulangan kek orang dongo, lirik sana sini nyari contekkan” gerutu Satria.

“Heh! siapa suruh ngandelin contekkan makanya belajar!”

“Ck, gue sumpahin soal buat susulan lebih susah dibanding kemaren”

“Gak mungkin lah pasti soalnya sama”

“Oh ya btw, kalian gak mau spill soalnya kayak gimana gitu?” ujar Marsya lagi.

“Ogah!” sahut Jihan dan Satria secara berbarengan.

“Ck, dasar pelit!”

“Geografi, jawabannya ada semua dari ppt gue yakin lo pasti nyatet semua isi ppt itu.
Sosiologi, soalnya sama persis kayak kemaren yang dia kasih sebelum ujian.
Kalo sejarah...gue lupa” ujar Farhan yang membuat mata Marsya berbinar.

“Ih Farhan ngapain lo kasih tau!” sahut Jihan.

“Gue cuma kasih tau intinya doang biar dia gampang belajarnya”

“Tetap aja gak usah dikasih tau seharusnya biar dia ngerasain apa yang gue rasain”

“Yeuh? Farhan mah baik gak kek lo berdua! Makasih ya Han lo ngebantu gue banget”

“Hei? ngapain kalian masih berdiri disini? gak denger suara bel? cepat keluar kita upacara!” ucap guru piket.

__________

MARSYA✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang