PART 23

51 57 8
                                    

“Maksud papa ngomong gitu apa?”

“Kamu gak tau kan apa yang menimpa kantor papa dulu?”

“Kantor papa ditipu habis habisan sama perusahaan ayahnya Jihan!”
Rasya tertawa saat mendengar penjelasan ayahnya.

Cukup terkejut, tapi ia bukan terkejut karena perbuatannya ayahnya Jihan tapi melainkan kedua orangtuanya yang ternyata menyimpan dendam.

“Keanak-anakan banget tau gak”

“Kalo kalian dendam sama ayahnya gak usah disangkut pautin sama Jihan, Jihan gak tau apa apa soal ini!”

“Dasar anak kurang ajar! Dimana etika sopan santun mu sama orangtua?!” bentak Zaky.

“Kalian yang buat aku begini! Aku kecewa sama jalan pikiran kalian! Jangan jangan kalian lagi dalang dibalik semua ini?”

PLAK!

“Di diemin malah makin kurang ajar kamu ya!”

“Aku gak bakal kayak begini kalau kalian gak bikin aku kecewa pa, seharusnya kalian sadar itu” ucapnya lalu pergi

  __________

Sudah hari terakhir ujian tapi Marsya masih belum menampakkan batang hidungnya. Di kabari juga tak ada balasan, didatangi rumahnya tak ada yang keluar. Perempuan itu sepeti hilang dari muka bumi, karena tak ada satu pun warga sekolah yang tau kabarnya bagaimana.

"Marsya Varezella? Belum hadir juga?" tanya sang pengawas.

"Belum bu" jawab Satria.

"Kalian benar benar tak ada yang tau kabarnya?"

"Gak ada bu, saya sama Jihan sudah coba berkali kali menghubungi nya tapi tak ada kabar, saya datang ke rumah nya pun juga gak orang"

"Yasudah kalau begitu, kalian lanjut saja mengerjakan ulangannya"

KRINGGGG!!!!

Bel yang menandakan istirahat telah berbunyi. Selesai tak selesai semua lembar jawaban ditarik oleh pengawas. Berbondong bondong semua orang keluar dari ruangannya masing masing. Ada yang langsung menuju kantin untuk mengisi perut, ada juga yang masih belajar untuk ulangan terakhir minggu ini, ada pula yang mampir ke ruangan lain hanya untuk berbincang bincang dengan temannya. Seperti Jihan saat ini, niatnya perempuann itu ingin berbicara dengan Satria mengenai Marsya namun niatnnya teurungkan karena melihat Rasya yang masih berada di tempatnya.

"Jihan!" panggil Rasya yang hendak bangun dari duduknya untuk mengerjar perempuan itu.

"Jangan!" ucap Satria sambil menahan pergelangan lelaki itu.

"Jangan sekarang kalo lo mau bahas soal kemaren, mending lo bantuin Jihan cari tau kabar Marsya" ujar Satria lagi yang membuat Rasya spontan duduk kembali.

"Bener, Jihan keliatan khawatir banget sama Marsya" sahut Farhan yang baru saja datang.

"Lagian gimana? Lo kan paling deket sama Marsya selain Jihan masa gak tau kabarnya?" celetuk Randy.

__________

Seusai pulang sekolah Rasya tak langsung kembali ke rumah maupun nongkrong melainkan ia mendatangi rumah Marsya yang kelihatannya sangat sepi. Tetapi saat ini ia justru masih berdiam di motornya, tak berkutik apapun dan tak ada pergerakan apapun untuk mengetuk pintu rumah gadis itu.

Ia takut bahwa tindakannya kali ini akan membuat kesalahpahaman.  Kesalahpaham bagaimana maksud Rasya? Kesalahpaham yang membuat Marsya menjadi semakin jatuh hati kepadanya. Bukan, bukannya geer tapi ia takut saja bahwa kepeduliannya akan meembuat ketakutannya menjadi kenyataan. Ia tak mau menyakiti hati perempuan itu, karena ia tak pernah menyukai Marsya.

MARSYA✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang