PART 17

50 56 1
                                    

“RASY...ASTAGA! KAMU TUH CARI APA SAMPAI BERANTAKKAN BEGINI?!”

“Eh? Mama”

“Tadi...tuh...aku...” jawab Rasya bingung harus mencari alasan apa.

“OH! Tadi aku tuh cari buku aku yang ilang” ngeles Rasya.

“Udah jam segini dan kamu masih cari buku?!”

“Kenapa gak dicari dari semalam sih?!”

“Iya iya ini aku mau berangkat”

“Sarapan dulu!”

“Iya ma”

“Terus ini siapa yang mau beresin?!”

“Oh ya begini ma, ini kan udah jam 6.20 terus aku belum sarapan ntar belum lagi aku kena macet dijalan, jadi kayaknya aku...”

“Alasan aja kamu!” ucap mamanya membuat Rasya terkekeh.

“Yaudah ma aku salim aja dulu soalnya nanti habis sarapan mau langsung berangkat” ujar Rasya menyalimi tangan mamanya.

Usai menghabiskan sarapannya ia langsung bergegas berangkat sekolah dengan kendaraan beroda dua nya seperti biasa. Ia meringis kesakitan di kepalanya, karena ia memaksa otaknya untuk berusaha mengingat dimana letak album fotonya saat perpisahan SMP. Karena ia sangat yakin dari situ ia pasti akan mendapatkan jawaban dari masa lalu nya sedikit demi sedikit.

Walaupun isi kepalanya sedang kacau saat ini tapi ia berhasil bisa sampai di sekolah tanpa telat. Lelaki itu memarkirkan motornya di tempat biasa ia parkir. Usai memarkirkan motornya, matanya langsung tertuju pada pada seseorang yang sedang dekat dengannya hingga menjadi topik perbincangan disekolah akhir akhir ini.

“Good morning Marsya!”

Marsya melirik sebentar lalu tertuju kembali pada arah depan.

“Masih pagi ini Rasya jangan bikin kesel”

“Loh orang gue sapa lo kok malah dituduh bikin kesel” jawabnya namun tak diladeni oleh Marsya.

“Oh ya nyokap gue pengen ketemu lo tau” ucap Rasya lagi.

“H-hah?!”

“K-kkok nyokap... lo tau gue?” tanyanya menahan salting.

“Yaa tau lah kan gue kasih tau”

“HAH?! l-lo ngapain kasih tentang gue ke nyokap lo?”

“Suka suka gue lah, kok lo kayak lagi salting gitu sih?”

“E-enggak siapa yang salting?”

“Lah itu mukanya merah” ucap Rasya sambil menunjuk wajah Marsya.

“Eh itu pak Nurdin udah masuk, ayok cepetan!” ucap Marsya lalu bergegas ke kelas.

Rasya menggelengkan kepalanya melihat tingkah perempuan itu. "Lucu ya dia kalo lagi salting” ucapnya sambil terkekeh.

___________

Semua para anggota pemain futsal sekolahnya berkumpul di lapangan. Termasuk Pak Abdul pun berada disana. Para anggota angkatan Rasya berdiri didepan tepatnya disamping pak Abdul dengan raut wajah yang sedih. Sedangkan sisanya angkatan bawah atau adik kelas mereka duduk dibawah dengan beralas aspal lapangan sembari menatap mereka.

“Oke guys, karena hari ini kebetulan kalian semua juga sudah sepakat dengan keputusan pak Abdul yang menunjuk langsung Putra sebagai  kapten baru di eskul ini,”

“so...gue mewakili teman teman gue disamping mau mengucapkan selamat kepada putra karena telah dipilih dan dipercayai sebagai kapten, gue berharap lo selalu menjaga kepercayaan mereka, tetep supportive dalam bermain maupun tanding. Hmmm, udah itu aja dari gue, and thankyou so much buat kepercayaan kalian semua karena udah tunjuk gue sebagai kapten disini. Gue Rasya kapten dari angkatan 18 eskul futsal SMA Tirta Bangsa undur diri dan pamit dari eskul ini.” ucap Rasya lalu membungkukkan badan.

MARSYA✓ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang