-09

3 1 2
                                    

Sea mengajarkan Biru layaknya seorang guru pada umumnya. Dia bahkan tidak kesulitan menerangkan pelajaran, Biru yang mendengarnya pun sampai kagum pada kemampuan Sea. Bahkan di tengah-tengah penjelasan Sea, Biru sempat bertanya, apakah cita-cita Sea menjadi guru?

Sea tersenyum dan menjawab, "entahlah, tapi yang pasti aku sudah menjadi guru bagimu."

Kalimat Sea mungkin hanya sekadar candaan, tapi entah mengapa Biru lega mendengarnya. Mungkinkah Biru senang karena ada yang membantunya belajar? Ya, sepertinya begitu.

"Aku akan memberikanmu 10 soal, jika kamu berhasil memperoleh nilai di atas 6, aku akan memberikanmu sesuatu," ucap Sea setelah menulis soal di buku Biru.

"Apa itu?" tanya Biru ingin tahu sekaligus bersemangat. Dia akan sangat senang jika ada orang yang memberinya hadiah.

"Kerjakan saja dulu, aku ingin kembali ke rumah untuk mengambil barangnya," kata Sea.

"Ya, baiklah."

Cahaya terang dari buku terlihat lagi, Biru memejamkan matanya. Begitu dia membuka mata, tidak ada Sea di sebelahnya.

Sejujurnya kedatangan Sea yang baru sebentar ini memberi dampak cukup besar bagi kehidupan Biru. Sebelumnya Biru terbiasa akan kesendirian, sepi, dan tenang, tapi semenjak Sea datang tidak ada lagi yang namanya sepi, senyap dan sebagainya.

Sea Si Periang dan Biru Si Pendiam. Sea selalu punya banyak energi, sedangkan Biru yang mudah terkuras energinya. Sea dengan segudang topik pembicaraan dan Biru yang selalu kehabisan topik. Sea beserta warna cerahnya dan Biru dengan dunia gelapnya. Dua insan bertolak belakang yang dipertemukan karena mesin waktu.

***

Selamat menunggu hari rabu kembali xixi 🤍

[010722]

Temporer | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang