Hari itu Biru berangkat sekolah dengan pikiran yang sedikit runyam. Dia khawatir mendapat nilai rendah, juga berpikir tentang Sea yang pergi dan tak akan kembali. Seketika dirinya teringat akan janji yang mereka ucapkan untuk bertemu di tahun 2022. Apakah Sea serius dengan perkataannya? Atau hanya sekadar candaan sebagai bentuk responsnya? Secara Biru sendiri tidak tahu bagaimana bertemu Sea di dua tahun ke depan.
Biru berdecak sebal, tidak seharusnya dia memikirkan ini sekarang, yang harus menjadi fokus utamanya kini adalah mengerjakan ulangan bahasa Indonesia. Itu saja dulu. Urusan cara bertemu Sea bisa nanti-nanti.
Bel sekolah berbunyi, guru bahasa Indonesia segera masuk dan membagikan kertas ulangan. Biru bergegas mengambil tempat pensil dari dalam tasnya. Pada saat dia membuka tempat pensil tersebut, keningnya terlipat. Ada sticky notes di dalamnya.
Semangat mengerjakan ulangannya Biru!
Biru tersenyum kecil. Sudah bisa dipastikan ini ulah Sea. Maka detik itu juga Biru mulai mengerjakan ulangan dengan semangat dan penuh optimis.
***
Sepi dan lengang. Biru kembali ke suasana rumah yang seperti ini. Tidak ada orang yang membuat rumahnya ramai. Sea sudah pergi, kini Biru sendiri lagi.
Biasanya ada Sea yang menunggu Biru pulang untuk diajak bicara, tapi sekarang hanya ada kamar kosong tanpa siapapun. Biru menghela napas berat, pikirannya benar-benar dipenuhi Sea. Dia berusaha mengelak, tapi tidak bisa. Mau tidak mau Biru harus beradaptasi dengan kesunyian ini.
Tidak mau terus-terusan berada dalam suasana hati seperti ini, Biru memilih menyibukkan diri. Dia bergegas ganti baju, mengambil makanan, dan membaca novel—tentu saja bukan novel dari Sea. Dia tidak membacanya di taman belakang, melainkan di meja belajar. Baru saja Biru duduk, sebuah kertas putih di ujung meja belajar menarik perhatiannya.
"Ini apa?" gumamnya sembari mengambil kertas tersebut. Perasaan tadi tidak ada, atau mungkin dia saja yang tak melihat?
Begitu Biru membukanya, tulisan tangan yang amat dia kenali tertera di situ.
Hai Biru, ini Sea! Sejujurnya ada banyak hal yang ingin aku katakan, tapi aku cukup yakin kamu akan capek dan bosan jika mendengarnya langsung, jadi aku tulis di sini saja.
Apakah kehadiranku mengganggumu? Jika iya, aku sungguh minta maaf. Aku tidak bermaksud apa-apa, niat awalku hanya ingin berterima kasih padamu. Aku merasa senang berada di rumahmu, makanya aku bermain di sana lebih lama hehe. Kamu baik, menyenangkan, dan asik (walau tetap menyebalkan sih) makanya aku betah di sana. Hanya saja keinginanku untuk berlama-lama di sana terhalang kenyataan, saat aku kembali ke tahun 2022 (sebelum kita bermain di taman) ada tulisan di meja belajarku yang berisi kalau aku hanya diberi waktu 6 hari untuk melakukan perjalanan waktu. Aku tidak tahu asalnya dari mana, tahu-tahu sudah ada saja. Awalnya aku sedih, tapi kupikir tidak apa, setidaknya aku pernah merasakan kembali bagaimana rasanya punya teman! Selama ini aku kesepian :(
Biru, aku tahu ini sulit tapi cobalah untuk sedikit terbuka pada orang lain dan berinteraksi lebih banyak. Mungkin bagimu hidup datar tanpa merasa senang atau sedih sudah lebih dari cukup, tapi hidup ini cuma sekali jadi ayo manfaatkan sebaik mungkin! Habiskan waktu dengan keluargamu, dengan teman atau orang-orang yang kamu sayangi. Buat kenangan indah bersama mereka agar suatu saat kamu tidak menyesal.
Itu saja deh yang ingin aku sampaikan. Tolong jaga dirimu baik-baik. Selamat tinggal Biru!
***
Bentar lagi tamat asksksk
[200722]
![](https://img.wattpad.com/cover/305832982-288-k167219.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporer | Tamat
Fantasy。°˖ ✧ ១ 𔘓⠀࣪. ᨳ Sea kembali ke tahun 2020 untuk menemui Biru. Keduanya menghabiskan waktu bersama selama beberapa hari, sampai akhirnya Sea harus balik ke 2022 untuk selamanya. Mereka berjanji untuk bertemu lagi di tahun 2022. Akankah janji itu te...